Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

priscilladeabyAvatar border
TS
priscilladeaby
(Film Review) Bohemian Rhapsody - JM
JokerMovie - Apa yang benar-benar kita inginkan dari film Bohemian Rhapsody bukanlah semacam konser, tetapi mengintip lebih dalam kehidupan superstar yang sangat pribadi, rumit, dan dicintai seluruh dunia. Tetapi itu adalah contoh objek tentang bagaimana sebuah film mampu menghibur dan bahkan menyenangkan, tanpa perlu benar-benar bagus, Bohemian Rhapsody memancarkan energi lagu dari gemuruh seisi stadion yang membuat Anda ikut bersemangat.


(Film Review) Bohemian Rhapsody - JM


Membutuhkan waktu yang lama hingga akhirnya BOHEMIAN RHAPSODY diproduksi, dimulai sejak tahun 2010 ketika Sacha Baron Cohen dikaitkan dengan sang bintang dan Stephen Frears dirumorkan menjadi sutradaranya. Banyak yang mulai berspekulasi bahwa film ini kemungkinan tidak akan pernah terjadi, namun itu semua berubah ketika Bryan Singer setuju untuk menyutradarai dan bintang Mr. Robot, Rami Malek terpilih untuk berperan sebagai mendiang seorang rockstar yang luar biasa, Freddie Mercury. 


Bagi para penggemar Queens, ini bukan sekedar biopik band kesayangan mereka, tetapi sesuatu yang sangat ditunggu-tunggu dan penting bagi mereka. Tragedi, kewalahan, pertunjukan, musik yang tak bisa diperkirakan, dan dampak yang dirasakan penonton; ini adalah bukti dari legenda itu sendiri yakni Queen dan Freddie Mercury. Orang tentu mengharapkan sesuatu yang luar biasa dalam film yang mengadaptasi kisah mereka.


Untungnya, BOHEMIAN RHAPSODY memang luar biasa, tetapi mungkin tidak dalam cara yang diperkirakan atau diharapkan banyak orang. Ini bukanlah sebuah biopik yang mengulas seluk-beluk mereka (seperti THE DOORS arahan Oliver Stone), melainkan perayaan musik dan warisan yang mereka bangun, dengan fokus hampir seluruhnya terhadap Mercury. Film ini adalah retrospektif yang dipoles sedemikian rupa seperti salah satu lagu klasik Queen; naik, turun, perubahan tak terduga, pertunjukan meriah dan tentu saja alunan melodi dan harmoni yang membuat Anda bersemangat.

(Film Review) Bohemian Rhapsody - JM


Ini bukan semacam kisah yang mengupas segalanya dan menyorot pada semua yang buruk, namun jangan khawatir; film ini tidak menghindari beberapa momen dan hubungan yang kontroversi, terutama ikatan romansa antara Mercury dengan Mary Austin (Lucy Boynton), perjalanan seksualnya, yang terkenal dan diakui sendiri hingga kontraksi terhadap penyakit AIDS yang diidapnya. Meskipun film ini membahas hal-hal tersebut, namun tidak mengupas terlalu dalam dan dengan rating PG-13 Anda bisa mengira-ngira sampai dimana batasnya. Lagipula memang kita tidak membutuhkan detail tersebut.


Bryan Singer lebih banyak berkecimpung dalam universe X-MEN belakangan ini, sehingga ini menjadi sesuatu yang tepat bagi dirinya untuk menunjukkan keahliannya. Anda dapat merasakan gairah dengan materi film ini dan ada beberapa alur kreatif yang bekerja cukup baik, namun tetap saja dia bukan filmmaker yang sangat halus dalam style dan narasi seperti saat dirinya menjadi sutradara. Dia melakukan pekerjaan yang baik disini, terutama di bagian akhir, tetapi saya pikir kebanyakan orang akan setuju bahwa kontribusinya sebatas "baik".


Untungnya lagi, para pemeran mampu melakukan tugasnya dengan sangat baik, meskipun beberapa dari mereka tidak mendapat cukup banyak sorotan. Mary Austin yang diperankan Boynton adalah karakter yang cukup tragis dalam hal hubungannya dengan Mercury, tetapi rasa sakitnya tidak pernah diperlihatkan secara penuh. Band-nya, termasuk Joseph Mazzello (Tim dari JURASSIC PARK yang kini sudah dewasa) sebagai John Deacon, Ben Hardy (Angel dalam X-MEN: APOCALYPSE) sebagai Roger Taylor, dan Gwilym Lee sebagai Brian May (persis seperti Howard Stern dalam PRIVATE PARTS), semuanya bisa dibilang sebagai pemeran pendukung  dan kita hanya mengintip sedikit kehidupan pribadi mereka masing-masing,  dengan sebagian besar fokus kepada Mercury (Rami Malek). Dan, yah, memang begitulah seharusnya, namun seandainya ketiganya mendapat sedikit porsi lebih tentu lebih bagus dan membantu menyeimbangkan film.


(Film Review) Bohemian Rhapsody - JM


Meski begitu, Rami Malek adalah pertunjukan itu sendiri, sehingga memberinya sorotan tentu masuk akal, seperti Freddie sendiri. Malek benar-benar sangat mengingatkan kita pada Mercury, sampai gigi depannya yg tongos, kejenakaannya diatas panggung, dan kepribadiannya yang unik. Tetapi, itu bukan performa di satu sisi saja. Malek meniru rasa sakit, tantangan, keputus asaan, dan kerinduan yang mengabadikan kehidupan Mercury. Dari tatapan memikatnya hingga energi kinetiknya, Malek memberi Mercury jiwa sinematik yang menandingi rockstar yang dikagumi seluruh dunia sejak beberapa dekade lalu itu.


Ini menjadi penampilan yang akan paling diingat dari film ini dan Malek pantas mendapatkan penghargaan itu sepenuhnya. Seluruh film bergantung pada dirinya meniru penampilan Mercury dan dia benar-benar melakukannya. Bahkan jika Anda tidak menyukai film ini, tidak mungkin Anda turut membenci Malek sebagai Mercury. Ini adalah penampilan terbaik sang aktor dan menjadi bukti lainnya bahwa dia sangat bertalenta dan akan terus bersinar.


Film ini berjalan dalam tempo yang cepat dan jarang membutuhkan waktu lama untuk menetap dalam satu kejadian, memberikan kita semacam sejarah perjalanan band ini menjadi legenda, dengan beberapa persinggahan menyenangkan di tempat-tempat bersejarah dan pertemuan (termasuk beberapa adegan dengan Mike Myers sebagai produser musik yang keras) hingga menuju ke akhir film yakni konser legendaris di Wembley Arena dalam tajuk Live Aid di tahun 1985. Salah satu aspek luar biasa dari film ini adalah bagaimana mereka menggambarkan perjalanan dan proses band dalam menciptakan beberapa lagu terbaik mereka.


Humoris, cerdas dan terungkap, sungguh menakjubkan melihat proses bagaimana mereka menciptakan musik yang kini menjadi legenda dan penggemar hardcore pasti sangat puas. Banyak juga alur tipikal biopik sebuah rock band seperti saling mengingkar, agen licik (dan bahkan kawan), pesta konyol, dll. Ini sudah terasa seperti dongeng tentang Queen ketimbang film biopik standar, dan sejujurnya, pantas bagi mereka. Akhir dari film ini sudah pasti membuat Anda bersemangat dan merinding dari kekuatan rock-and-roll. Jika Anda tidak menyanyikan lagu Queen saat meninggalkan bioskop, Anda mungkin tertidur sepanjang film.


(Film Review) Bohemian Rhapsody - JM


Pada akhirnya, BOHEMIAN RHAPSODY seperti mimpi yang menjadi kenyataan bagi kebanyakan penggemar dan berpotensi menjadi kekecewaan bagi mereka yang berharap melihat lebih dalam kehidupan rock-and-roll. Performa luar biasa dari Malek, perayaan musik Queen yang sejati dan asli serta sentuhan yang menggugah, menginspirasi, dan membangkitkan semangat yang akan membuat Anda menghentakkan kaki dan bertepuk tangan saat kredit bergulir. Ini adalah rekreasi yang nyaris sempurna dari perjalanan band ini dan pertarungan satu orang untuk menyebarkan bakatnya kepada dunia hingga dirinya meninggal. Saya pikir Freddie akan sangat bangga dengan BOHEMIAN RHAPSODY, meskipun eksekusinya yang seperti dongeng itu sedikit konyol. Tetapi, itulah yang diharapkan jika Anda berbicara tentang legenda.


(Film Review) Bohemian Rhapsody - JM


SUMBER:Jokermovie.Club

INSTAGRAM: @jokermovie.club
1
1.9K
5
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Movies
Movies
20KThread18.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.