yang dibakar dengan kalimat tauhid masih ramai menuai pro kontra di sosial media. Alasan pembakaran terjadi karena bendera tersebut adalah bendera ormas terlarang yang sudah [URL="https://S E N S O RgsoN8OTEOV"]dibubarkan[/URL] pemerintah.
Quote:
"Berdasarkan hasil pemeriksaan bahwa bendera yang diambil dan dibakar itu bendera HTI," ujar Kapolda Jabar Irjen Agung Budi Maryoto. [URL="https://S E N S O RqtVjwTGDs2"]detikcom[/URL]
Terlepas dari soal bendera apa itu dan apa tulisan yang ada didalamnya, dua poin berikut seringkali membingungkan kita.
Quote:
1. Anti menghormati bendera
Dalam kelompok ormas yang sudah dibubarkan pemerintah, sudah banyak berita yang menyebutkan bahwa mereka anti terhadap memberhalakan suatu benda. Bendera contohnya. Bahkan ada yang rela, anaknya dikeluarkan dari sekolah, hanya karena alasan tak boleh hormat kepada bendera merah putih. Padahal hormat dengan menyembah itu berbeda. Ini suatu polemik berdasarkan kepercayaan masing masing individu dan kelompok.
Namun, karena kita hidup dalam suatu negara yang sudah punya aturan, sudah seharusnya aturan itu diikuti. Karena aturan ini juga tidak bertentangan dengan ajaran agama yang dianut.
2. Bendera seakan sangat dihormati
Hal yang berbeda terjadi saat ini. Saat polemik viralnya bendera dibakar pada saat acara upacara Hari Santri Nasional, yang sudah ditetapkan atau di sahkan oleh pemerintah. Seakan akan bendera dan tulisan adalah segalanya. Padahal, jelas dalam agama, menjadikan suatu benda, menjadi lebih mulia dengan tulisan atau rajah atau pun kalimat tertentu itu tidak dianjurkan atau bahkan ada pendapat yang mengatakan itu diharamkan (jimat contohnya).
Kedua poin tadi menjadi persoalan yang terus menerus menuai pro dan kontra. Setiap kita ditarik kepentingan tertentu dalam polemik pro dan kontra, hanya dalam masalah benda. Dalam kebiasaan dan tradisi serta kepercayaan masyarakat kita, tak bisa dipungkiri, masih banyak orang yang percaya benda benda yang bertuliskan kalimat tertentu ( biasanya dalam bahasa Arab ) dianggap mulia, bahkan ada yang dijadikan sebagai jimat. Kebanyakan itu dikeramatkan dan tanpa disadari perlahan lahan mungkin disembah. Ini sebetulnya yang perlu ditakutkan.
Serupa dengan kasus soal bendera bertuliskan kalimat yang sedang menjadi perbincangan hangat saat ini. Begitu ramai sekali yang dengan semangat berapi api, mengatakan bela kalimat tauhid. Namun cenderung mengarah kepada ajakan yang bisa menimbulkan perselisihan.
Dari sisi agama, dalil dan aturan secara Islam, TS sebenarnya tidak menguasai penuh mengenai persoalan ini. Termasuk asal mula bendera dibakar, bendera apa itu, jika betul kalimat tauhid, betulkah penulisan kalimat tauhid yang dibakar itu, dan apa tujuan dari kemunculan bendera tersebut di acara upacara, serta hal lain yang menimbulkan polemik viral, ada baiknya persoalan ini dibicarakan dengan kepala dingin.
Quote:
Kita ini manusia
Kita ini bukan batu
Kita ini bukan api
Kita ini bukan malaikat
Kita ini hanya manusia, yang selalu tak pernah mampu terlepas penuh, dari dosa dan nista. Jadi, sebaiknya kedua kelompok, yang protes terhadap pembakaran bendera dan kelompok yang melakukan pembakaran bendera berdiskusi dengan kepala dingin secara baik baik.
Jika memang pihak yang sedang terlibat perselisihan pendapat ini, memang benar benar mencari jalan terbaik, pasti Allah akan berikan jalan itu. Namun, bila salah satu atau semua pihak memang hanya ingin menuai polemik dan selalu merasa benar sendiri. Maka kehancuran kita, ada didepan mata. Jadi sebaiknya mari semua berpikir jernih, untuk bisa saling mengingatkan demi kebaikan.
Jangan sampai kita terkena bujuk rayunya setan, yang bersembunyi dengan rapih dibalik seruan membela agama, namun tujuannya adalah menciptakan angkara murka sesama manusia.
Sebagai penutup TS mohon ampun kepada Allah dan meminta maaf kepada para pembaca, dikarenakan tulisan ini dapat menimbulkan rasa yang kurang berkenan di hati bagi saudara saudari, tuan dan nyonya yang membaca nya.