Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rumputteki99Avatar border
TS
rumputteki99
Apa Hukumnya Membakar Bendera Bertuliskan Kalimat Tauhid? Ini Penjelasan Ulama Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Peristiwa pembakaran bendera bertuliskan dua kalimah syahadat pada perayaan Hari Santri Nasional di Garut, Jawa Barat, 22 Oktober 2018, menimbulkan polemik di sejumlah kalangan.

Dilansir Kompas.com, Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor ( GP Ansor) Yaqut Cholil Qoumas meminta maaf jika peristiwa pembakaran bendera oleh oknum Banser dalam peringatan Hari Santri Nasional di Limbangan, Garut, Jawa Barat, menimbulkan kegaduhan publik.

"Bahwa saya Ketua Umum GP Ansor atas nama organisasi dan seluruh kader meminta maaf kepada seluruh masyarakat jika apa yang dilakukan oleh kader-kader kami menimbulkan kegaduhan dan ketidaknyamanan. Kami minta maaf," kata Yaqut di gedung GP Ansor, Jakarta, Rabu (24/10/2018).

Yaqut mengungkapkan, tiga oknum Banser tersebut juga sudah meminta maaf secara pribadi atas perbuatannya.


Yaqut mengatakan, GP Ansor mendukung proses hukum terhadap terduga pelaku pembakaran bendera.

Di samping itu, GP Ansor juga akan tetap memberikan bantuan hukum.

(GP Ansor Minta Maaf atas Kegaduhan Peristiwa Pembakaran Bendera, Dukung Proses Hukum Pelaku)

Di Banda Aceh, hari ini, Kamis (25/10/2018), ratusan orang yang mengatasnamakan diri Aliansi Muslim Aceh Pembela Panji Rasulullah SAW menggelar aksi unjuk rasa di Bundaran Simpang Lima.

Mereka ini mengutuk keras peristiwa pembakaran bendera yang terjadi di Garut, Jawa Barat beberapa hari lalu.

Merespon isu ini, ulama kharismatik Aceh, Tgk. H. Muhammad Amin Daud menyampaikan pandangannya terkait hukum membakar bendera yang bertuliskan kalimat thaiyyibah.

Abu Muhammad Amin yang merupakan Ketua Pengurus Pusat Majelis Pengajian Tasawuf, Tauhid dan Fiqh (Tastafi) Aceh mengatakan, pembakaran bendera bertulis kalimat syahadat, memiliki beberapa konsekuensi hukum dalam perspektif Islam.

“Pertama, jika bendera bertuliskan kalimat tauhid itu dibakar karena marah pada kalimat tauhid dan dengan niat menghinanya, maka pelakunya itu dihukum murtad,” kata ulama yang memimpin Dayah Raudhatul Ma'arif Aceh Utara ini.

Kedua, lanjut Tgk. H. Muhammad Amin Daud yang akrab disapa Ayah Cot Trueng, jika dibakar karena marah kepada perusak kesatuan, tanpa pertimbangan apa tulisannya langsung membakar, maka itu termasuk tidak menguasai kemarahan, yang dianggap manusia berakhlak buruk.

"Hukumnya kalau membawa kepada kekacauan dan kemarahan publik itu sudah berdosa juga, tapi tidak sampai jadi murtad," ujar Ayah Cot Trueng.

(Abu Mudi Lantik Pengurus Pusat Tastafi Aceh )


(Gerakan Keilmuan Tastafi)

MASSA yang menamakan diri Aliansi Muslim Aceh Pembela Panji Rasulullah (AMAPPR), menggelar Aksi Bela Bendera Tauhid di Bundaran Simpang Lima Banda Aceh, Kamis (25/10/2018). (SERAMBINEWS.COM/M ANSHAR)

Ketiga, jika dibakar untuk tujuan menyelamatkan karena diduga (syak) bahwa kalimat tauhid yang tertulis di kain tersebut kalau tidak dibakar bisa terjadi penghinaan, seperti tercampak di tanah atau selokan, dan tidak ada yang memeliharanya dengan baik, maka hukum membakarnya itu adalah sunat.

"Dan yang keempat, jika diyakini (dhan) yang kuat bahwa akan terjadi penghinaan kalau tidak dibakar, maka hukum membakarnya adalah wajib dengan niat menyelamatkan,” jelas Ayah Cot Trueng.

“Jadi semuanya sangat tergantung pada niat orang yang melakukannya," imbuh Ayah Cot Trueng.

Ayah Cot Trueng juga menjelaskan, jika bendera tauhid itu dibakar karena marah, sebab mirip dengan bendera organisasi yang telah dilarang pemerintah, maka itu termasuk dalam kategori tidak menguasai amarah.

“Dan itu adalah suatu sifat tercela,” kata Ayah Cot Trueng.

(Irwandi Yusuf Jadi Imam Shalat Ashar Seusai Bersaksi untuk Bupati Ahmadi)

(Pengajian Tastafi Awak Aceh di Denmark)

Disebut tercela, lanjutnya, karena akibatnya merugikan diri sendiri dan orang lain.

“Inilah akibatnya mereka terjebak dengan jebakan-jebakan yang seharusnya tidak bisa terjadi,” ujarnya.


Padahal, sambungnya Abu Cot Trueng, kalau bisa menguasai marah, mereka dapat berpikir ini kemungkinan jebakan dari propaganda pihak tertentu.

Tentu tindakannya tidak membakar, tetapi menangkap orang yang membawa benderanya untuk menyerahkan kepada pihak yang berwajib.

"Dengan membakar berarti mereka telah masuk jebakan dan sangat sulit untuk membela mereka jika benar-benar mereka terjebak, " kata Ayah Cot Trueng.

Sebab, sambungnya, yang nampak dalam video ke seluruh dunia kain hitam bertulisan kalimat tauhid yang dibakar itu tidak ada simbol lain dan list tertentu.


Maka akan muncul anggapan dan tudingan negatif terhadap Banser.

"Opini inilah yang digiring lawan dengan memanfaatkan kelengahan Banser dalam bertindak. Kalau kita lihat akibatnya dalam politik, bisa berpengaruh kepada pasangan pilpres dan partai," jelas Ayah Cot Trueng.(*)

http://aceh.tribunnews.com/amp/2018/10/25/apa-hukumnya-membakar-bendera-bertuliskan-kalimat-tauhid-ini-penjelasan-ulama-aceh?page=3


mari kita bebas kn kalimat tauhid yg di sandra dan di politisasi oleh HTI takfiri khawarij emoticon-Imlek



jangan sampai panji2 hitam radikalis dan HTI takfiri khawarij merajalela di tanah nusantara emoticon-Imlek

mari kita selamat kan kalimat tauhid jangan sampai habis manis sepah dibuang sprti HTI takfiri khawarij lakukan

0
3.4K
37
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.