Selamat pagi, siang, sore, petang, dan malam kawan - kawan kaskuser semua yang baik hati. Bertemu kembali di thread sederhana ane.




28 Oktober 1928 merupakan tonggak sejarah bersatunya para pemuda dari seluruh Nusantara, mereka bersatu dan melantangkan sumpah yang menunjukkan rasa kesatuan sebagai bangsa Indonesia. Padahal jika kita telaah lebih dalam, kala itu Indonesia belum merdeka tapi semangat para pemuda tersebut menunjukkan rasa optimisme tentang masa depan Indonesia yang lebih baik.

Bisa dikatakan, sumpah ini juga merupakan dasar dari persatuan para pemuda yang sebelumnya terpecah belah akibat penjajahan asing. Mereka menyatukan visi dan misi, menatap masa depan dan cita - cita para pejuang untuk mewujudkan kemerdekaan. Terbukti, 17 tahun setelahnya, Indonesia mampu mewujudkan cita - cita mulia tersebut.

Kini, 73 tahun pasca para pendiri bangsa memproklamirkan kemerdekaan Indonesia sekaligus 90 tahun pasca Sumpah Pemuda dikumandangkan, Sumpah Pemuda sudah hampir kehilangan marwahnya, hanya menjadi kenangan tapi tidak untuk dipraktekkan dalam kehidupan sehari - hari. Para pemuda kita sudah terjerumus dalam hiruk pikuk tantangan global sehingga mengesampingkan persatuan.


Dulu, para pemuda sibuk menyatukan berbagai elemen pemuda agar bersatu, tapi kini sebaliknya, para pemuda justru menjadi aktor perpecahan. Di mulai dari langkah sederhana, para pemuda kita yang melek teknologi sudah seharusnya menjadi pelopor generasi tua untuk meyaring informasi yang ia dapat agar tak ada lagi berita bohong yang menyebar di kalangan masyarakat. Namun kini, banyak sekali kasus orang - orang muda justru di tangkap oleh pihak berwajib karena menjadi corong informasi hoax.

Terlebih di tahun politik seperti sekarang ini, dimana potensi perpecahan antar pendukung yang berbeda pilihan politik semakin menganga, sudah seharusnya peran pemuda sebagai pemersatu bangsa ditingkatkan. Para pemuda harus menyerukan dan menjadi contoh, meskipun berbeda pilihan politik tapi kita ini satu, Indonesia.

Tak hanya dalam hal politik, bahkan dalam hal - hal yang remeh temeh, hanya karena berbeda dukungan tim sepak bola, pemuda kita rela menghilangkan nyawa orang lain. Lalu, dimana marwah, cita - cita, harapan para pemuda kita yang 90 tahun yang lalu mencita - citakan persatuan bangsa? Semudah itukah persatuan bangsa ini dirobek - robek oleh perkara yang sepele? Bukan oleh bangsa penjajah, tapi oleh anak bangsa kita sendiri.


Prihatin sudah pasti, tapi dengan prihatin kita tidak akan bisa merubah situasi. Kita harus memulai dari diri kita masing - masing, memulainya dengan hal yang konkret, kita harus tegaskan dalam hati bahwa persatuan adalah hal yang paling utama. Satu momen dekat yang akan digelar tepat pada peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober mendatang adalah pertandingan timnas usia muda di bawah 19 tahun yang akan berlangsung di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Seperti yang kita ketahui bahwa selama ini salah satu hal yang dapat menyatukan seluruh elemen masyarakat adalah olah raga, sepak bola salah satunya. Suporter yang sebelumnya bermusuhan mampu bersatu, rival politik bisa berpelukan adalah bukti konkretnya.

Semoga saja momen ini menjadi tonggak awal persatuan bangsa, terutama untuk para pemuda kita. Sumpah pemuda bukan hanya sekedar sumpahnya para pemuda, tetapi makna paling mendalam dari sumpah pemuda yaitu kebersamaan dan persatuan seluruh elemen bangsa.



Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.

Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.





Disclaimer : Asli tulisan TS
Referensi : Opini Pribadi TS
Sumur Gambar : Om Google