Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

londo.046Avatar border
TS
londo.046
Ketakutan Semu
Ketakutan Semu

Quote:


Apa yang paling kita takuti di dunia ini? Pertanyaan semacam ini akan menimbulkan banyak jawaban. Bagi pelajar, mungkin takut tidak lulus ujian. Bagi pengusaha, mungkin takut usahanya bangkrut. Dan bagi striker macam Bruno Silva, ketakutan terbesar adalah puasa gol dalam tiga laga kompetitif berturut-turut. Jadi jika ada yang menyimpulkan ketakutan pada diri manusia itu wajar dan manusiawi, apakah itu salah?

Saya tidak bisa menjawab, karena belum pernah melakukan penelitian soal ini dan juga membaca jurnal yang membahas soal ketakutan. Saya hanya ingin menyampaikan sedikit pendapat, bahwa ada beberapa ketakutan yang sebenarnya tidak ada (semu) tapi menjadi suatu hal yang diadakan, terlihat menakutkan, bahkan sampai menghilangkan kebahagian seseorang karena ketakutannya itu.

Ketakutan Semu

Yang pertama adalah takut miskin. Ini adalah ketakutan semu yang dimiliki hampir semua manusia. Padahal yang namanya miskin itu masih abu-abu. Apa sih miskin itu? Tidak punya uang? Tidak punya harta? Atau keadaan di mana kita selalu merasa kekurangan? Kalau penghasilan satu juta, dan itu cukup untuk hidup kita apakah layak disebut miskin?

Lalu ada yang penghasilannya 15 juta perbulan, tapi masih korupsi, masih menerima suap, seolah duit yang sudah didapat tidak cukup dan selalu kekurangan, apakah orang ini layak disebut miskin jika dilihat dari salah satu definisi miskin itu adalah serba kekurangan. Takut miskin itu harusnya tidak ada. Mengapa? Dunia ini begitu luas, peluang itu pasti ada kita tidak akan kekurangan asal mau berusaha. Ketakutan yang harusnya muncul itu, ketakutan untuk tidak bisa lagi berusaha.

Ketakutan Semu

Yang kedua, takut tidak dihormati. Takut tidak dianggap, takut dikucilkan. Diawali takut miskin, lalu korupsi, menghalalkan segala cara untuk punya materi banyak. Dipakai untuk apa materinya? Untuk membeli barang-barang ber-merk. Apa tujuannya? Agar dihormati, agar dianggap dan tidak dikucilkan. Jadi nilai dirinya itu berdasarkan atribut kebendaan yang dia pakai. Salah tidak yang seperti ini? Salah besar! Atribut mu serba mewah kalau kamu ketangkap KPK karena maling duit rakyat, apa kamu masih dihormati?

Jangan takut tidak dihormati, tapi takutlah jika kamu tidak bisa menghormati orang yang tepat. Hormat itu akan datang dengan sendirinya, jika kamu mempunyai sesuatu yang bernilai. Sesuatu, bukan hanya soal materi. Bahkan gembel pemulung akan sangat dihormati, ketika dia menemukan dompet berisi uang yang dia butuhkan, tapi kemudian mengembalikan pada yang punya. Jadi apa alasan takut tidak dihormati? Tidak ada. Ini hanya ketakutan semu.

Ketakutan Semu

Yang terakhir, takut salah. Ini ketakutan yang sangat tidak berdasar. Kalau manusia sadar diri, harusnya manusia tidak takut salah. Manusia kan memang tempatnya salah. Adakah manusia yang tidak pernah salah dan selalu benar? Meski satu kali, salah itu pasti pernah silakuka manusia.

Lalu mengapa manusia begitu takut salah? Sampai untuk menutupi kesalahannya, rela melakukan apapun. Bukan hanya melakukan apapun, mengorbankan manusia lain pun tidak jadi soal. Tidak mau mengakui salah, apalagi meminta maaf untuk kesalahannya. Sebegitu menakutkannya salah, hingga harus dihindari mati-matian, padahal jika kembali pada kodrat, manusia tidak akan bisa lepas dari salah.

Hidup terlalu indah jika hanya dihabiskan untuk menghadapi ketakutan-ketakutan. Apalagi jika ketakutan itu sebenarnya tidak ada alias semu belaka. Mari bahagia, mari buang ketakutan yang tidak perlu. Jika anda manusia beragama, takut itu hanya pada satu hal, TUHAN. Salam Damai.



Ciao.


Sumber Referensi : Pemikiran Sendiri, sini, sini,
Sumber Gambar : sini, sini, sini
6
9.5K
80
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.