Siang Ini, 'Sisi Gelap' Monas Hilang di Hari Tanpa Bayangan
Jakarta, CNN Indonesia -- Fenomena siang hari tanpa bayangan akan terjadi di Jakarta dan Serang pada Selasa (9/10). Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mencatat fenomena yang terjadi setidaknya dua kali dalam setahun di Indonesia yakni di bulan Maret-April dan September-Oktober.
Sejumlah wilayah di Indonesia akan merasakan fenomena hari tanpa bayangan dua kali dalam setahun. Serang dan Jakarta akan dilintasi fenomena hari tanpa bayangan pada hari ini (9/10).
Peneliti sains antariksa LAPAN Rhorom Priyatikanto mengatakan selain Jakarta dan Serang, daerah lain yang berada di -6 derajat Lintang Selatan juga bisa merasakan fenomena serupa.
Tepat pada tengah hari, Jakarta dan Serang akan kedapatan fenomena 'hari tanpa bayangan'. Sementara keesokan hari atau lusa fenomena serupa juga terjadi di Cirebon, Semarang, dan Surabaya.
"Tepat saat tengah hari, tugu Monas 'hampir' tidak berbayangan. Di wilayah Jakarta, terjadi tanggal 5 Maret dan 9 Oktober. Sementara daerah lain keesokan harinya," jelas Rhorom melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Senin (8/10).
Tepat siang nanti, Rhorom menjelaskan posisi matahari akan berada tepat di atas kepala. Puncak hari tanpa bayangan di Jakarta dan Serang diperkirakan akan terjadi pada pukul 11.40 WIB.
Menurut Rhorom, fenomena ini akan terjadi dalam waktu singkat dan berakhir tepat saat waktu dzuhur.
"Hari tanpa bayangan hanya berlangsung sekitar 10 menit, lebih dari rentang waktu itu bayangan akan semakin kentara. Saat puncak hari tanpa bayagan akan terdengan azan karena selalu bertepatan dengan waktu dzuhur," imbuhnya.
Seiring dengan berakhirnya puncak hari tanpa bayangan, Rhorom menjelaskan matahari akan bergeser perlahan ke arah selatan. Posisi ekstrem matahari akan menjadi puncak musim panas bagi Australia, Selandia Baru, dan Chile pada 22 Desember mendatang. (evn)