Jadi sewaktu SMA, saya memiliki hts-an. Kami memilih untuk tidak menjalin hubungan pacaran karena pasangan saya adalah pengurus DKM di SMA. Karena komunikasi yang kurang baik, saya memilih untuk tidak menceritakan masalah-masalah yang saat itu sedang saya alami dan memilih untuk menceritakannya ke teman perempuan saya yang lain. Saya pun nge-chat teman saya itu. Itu pun hanya sebatas say hi!, tidak lebih. Sialnya, saya ketahuan dan ia cemburu. Kejadian itu terjadi dua kali. Akhirnya ia saya memutuskan untuk mengakhiri hubungan.

Pada saat hubungan mau berakhir, ia saya berkunjung ke rumah dan memberikan saya buku tentang hukum pacaran menurut Islam. Intinya buku tersebut melarang hubungan pacaran. Saya pun berasumsi bahwa ia tidak akan berhubungan pacaran, kecuali jika ada yang melamar dan langsung menjalani pernikahan. Namun ternyata, asumsi saya salah. Saat kuliah, ternyata ia malah kepincut dengan senior. Disitu saya merasa kecewa