- Beranda
- Berita dan Politik
Fahri bilang, Prabowo dibohongi rakyat, Mahfud MD dibohongi negara
...
TS
annisa2019
Fahri bilang, Prabowo dibohongi rakyat, Mahfud MD dibohongi negara
Fahri bilang Prabowo dibohongi rakyat, Mahfud MD dibohongi negara
Jumat, 5 Oktober 2018 17:03
Diskusi Dana Kampanye Pileg. ©Liputan6.com/Johan Tallo
Merdeka.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah setuju jika tanggal 3 Oktober diperingati sebagai Hari Antihoaks Nasional. Asalkan tokoh antihoaksnya dipimpin oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD.
"Ya asal tokohnya jangan satu tokohnya, harus banyak, yang bohong itu yang menjadi korban kebohongan itu bukan hanya Pak Prabowo tapi Pak Mahfud MD juga," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (5/10).
Menurut Fahri, dua tokoh tersebut adalah korban kebohongan dari kalangan yang berbeda. Prabowo jadi korban kebohongan Ratna Sarumpaet sedangkan Mahfud adalah korban kebohongan pemerintah karena batal dipilih sebagai cawapres Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019.
"Pak Prabowo dan Pak Mahfud MD jadi dianggap sebagai ikon korban kebohongan dan mereka yang mengusulkan saya kira dua duanya bagus satu mewakili dibohongi negara satu diwakili dibohongi rakyat kan sempurna gitu kan," ungkapnya.
Fahri menyinggung batalnya Mahfud MD jadi Cawapres Jokowi. Padahal, Mahfudmengaku sudah diminta ukur baju dan berikan CV oleh Istana untuk persiapan deklarasi. Sayang, di menit terakhir, Jokowi memilih Ma'ruf Amin.
Fahri menilai, pemerintah juga melakukan banyak kebohongan. Tetapi hingga saat ini, lanjut dia, pemerintah tidak pernah meminta maaf atas segala kebohongan yang dilakukan pada masyarakat.
"Pemerintah juga berbohong rakyat juga berbohong Ratna Sarumpaet itu adalah rakyat dia berbohong dan dia sudah ngaku berbohong tapi pemerintah berbohong enggak pernah mengaku berbohong," ucapnya.
Sebelumnya, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengusulkan tanggal 3 Oktober, saat Ratna Sarumpaet mengakui berbohong atas kabar penganiayaan yang menimpanya, sebagai Hari Anti-Hoaks Nasional.
"Untuk mencegah peristiwa terulang dan untuk membangun budaya bermedia sosial yang positif maka pada tanggal 3 Oktober 2018 PPP mengusulkan untuk diperingati atau ditetapkan sebagai Hari Anti-Hoaks Nasional," kata Wakil Sekjen PPP Achmad Baidowi dilansir Antara, Kamis (4/10).
https://www.merdeka.com/politik/fahr...ngi-negara.htm
Soal Hari Antihoaks, Fahri Singgung Mahfud Md Gagal Cawapres
Jumat 05 Oktober 2018, 17:15 WIB
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah (Tsarina Maharani/detikcom)
Jakarta - Sejumlah tokoh mengusulkan momen pengakuan berbohong Ratna Sarumpaet pada 3 Oktober menjadi 'hari antihoax nasional'. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah setuju dengan beberapa syarat.
"Ya asal tokohnya jangan satu, tokohnya harus banyak. Yang bohong itu, yang menjadi korban kebohongan itu bukan hanya Pak Prabowo, tapi Pak Mahfud Md (eks Ketua MK) juga," ujar Fahri di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (5/10/2018).
Fahri menyeret nama Mahfud bukan tanpa alasan. Fahri berbicara soal gagalnya Mahfud menjadi cawapres petahana Presiden Joko Widodo.
"Kalau Pak Prabowo dan Pak Mahfud Md jadi dianggap sebagai ikon korban kebohongan dan mereka yang mengusulkan, saya kira dua-duanya bagus. Satu mewakili dibohongi negara, satu diwakili dibohongi rakyat. Kan sempurna, gitu kan," tutut Fahri.
Fahri meminta masyarakat berlaku adil dalam kasus Ratna. Masyarakat diminta Fahri juga menyoroti kebohongan negara.
"Pokoknya yang penting figurnya kita akui bahwa negara juga berbohong, pemerintah juga berbohong, rakyat juga berbohong. Ratna Sarumpaet itu adalah rakyat, dia berbohong dan dia sudah ngaku berbohong, tapi pemerintah berbohong nggak pernah mengaku berbohong," sebut Fahri.
Fahri berbicara lebih jauh soal kegagalan Mahfud menjadi cawapres. Menurut Fahri, Mahfud juga jadi korban kebohongan, tepatnya korban kebohongan negara.
"Mahfud Md mengatakan kepada wartawan 'ini panggilan sejarah', akhirnya yang dipilih Jokowi... 'saya sudah menjahit baju, besok saya akan ke KPU'. Ini dia ngomong di hadapannya publik ada politisi yang marah, yang pesta, dan lain sebagainya," kata Fahri.
"Ternyata Pak Jokowi mengumumkan orang yang berbeda. Pertanyaan, di sini ada kebohongan menjadi tersangka, di sana ada kebohongan tidak jadi tersangka. Kan nalar hukum kita harus fair dong," imbuhnya.
https://news.detik.com/berita/d-4244136/soal-hari-antihoaks-fahri-singgung-mahfud-md-gagal-cawapres
Gagal Jadi Cawapres Jokowi, Mahfud MD: "Saya Tidak Kecewa, Kaget Saja"
Jokowi lebih memilih Ma'ruf Amin sebagai bakal cawapres
5 Oktober 2018
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko 'Jokowi' Widodo secara resmi mendeklarasikan dirinya untuk kembali menjadi bakal calon Presiden Republik Indonesia periode 2019-2024. Secara mengejutkan, Jokowi justru memilih Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) K.H Ma'ruf Amin sebagai bakal calon wakil presidennya.
Dikatakan mengejutkan karena sebelumnya mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mohammad Mahfud MD telah diminta oleh pihak istana untuk mempersiapkan diri sebagai calon wakil presiden pendamping Jokowi.
Lantas bagaimana reaksi Mahfud MD mendengar perubahan di detik-detik akhir?
1. Mahfud MD mengaku kaget
Sebelum konferensi pers yang disampaikan oleh Jokowi dan dihadiri oleh segenap partai koalisi, #JokowiMahfud2019 sempat meramaikan sosial media.
Terkait hal itu, Mahfud mengaku terkejut. "Saya tidak kecewa, tapi kaget saja karena sudah diminta untuk mempersiapkan diri," kata pria kelahiran Madura sebagaimana dikutip dari Kompas TV, Kamis (9/8).
2. Perubahan di detik akhir adalah hal yang wajar
IDN Times/Fitang Budhi Adhitia
Bagi Mahfud, dinamika politik seperti ini adalah hal yang wajar. Meski dia telah mengurus segala berkas yang mensyaratkan dirinya maju sebagai bakal calon wakil presiden.
"Tapi menurut saya biasa dalam politik. Kita harus lebih menguatamakan keselamatan bangsa ketimbang nama Mahfud atau Ma'ruf," tambahnya.
3. Dinamika politik terjadi secara konstitusional
IDN Times/Irfan Fathurochman
Bagi Mahfud sendiri, dinamika politik yang dilakukan oleh Jokowi bersama segenap partai koalisinya adalah hal yang sudah sesuai dengan konstitusi.
"Prosesnya sudah sangat konstitusional, prosesnya yang penting. Kita dukung negara ini harus terus berjalan," tutupnya.
--------------------------------------
Gua bolak-balik dibohongi cowok gua ,, biasa aja tuh!
Jumat, 5 Oktober 2018 17:03
Diskusi Dana Kampanye Pileg. ©Liputan6.com/Johan Tallo
Merdeka.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah setuju jika tanggal 3 Oktober diperingati sebagai Hari Antihoaks Nasional. Asalkan tokoh antihoaksnya dipimpin oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD.
"Ya asal tokohnya jangan satu tokohnya, harus banyak, yang bohong itu yang menjadi korban kebohongan itu bukan hanya Pak Prabowo tapi Pak Mahfud MD juga," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (5/10).
Menurut Fahri, dua tokoh tersebut adalah korban kebohongan dari kalangan yang berbeda. Prabowo jadi korban kebohongan Ratna Sarumpaet sedangkan Mahfud adalah korban kebohongan pemerintah karena batal dipilih sebagai cawapres Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019.
"Pak Prabowo dan Pak Mahfud MD jadi dianggap sebagai ikon korban kebohongan dan mereka yang mengusulkan saya kira dua duanya bagus satu mewakili dibohongi negara satu diwakili dibohongi rakyat kan sempurna gitu kan," ungkapnya.
Fahri menyinggung batalnya Mahfud MD jadi Cawapres Jokowi. Padahal, Mahfudmengaku sudah diminta ukur baju dan berikan CV oleh Istana untuk persiapan deklarasi. Sayang, di menit terakhir, Jokowi memilih Ma'ruf Amin.
Fahri menilai, pemerintah juga melakukan banyak kebohongan. Tetapi hingga saat ini, lanjut dia, pemerintah tidak pernah meminta maaf atas segala kebohongan yang dilakukan pada masyarakat.
"Pemerintah juga berbohong rakyat juga berbohong Ratna Sarumpaet itu adalah rakyat dia berbohong dan dia sudah ngaku berbohong tapi pemerintah berbohong enggak pernah mengaku berbohong," ucapnya.
Sebelumnya, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengusulkan tanggal 3 Oktober, saat Ratna Sarumpaet mengakui berbohong atas kabar penganiayaan yang menimpanya, sebagai Hari Anti-Hoaks Nasional.
"Untuk mencegah peristiwa terulang dan untuk membangun budaya bermedia sosial yang positif maka pada tanggal 3 Oktober 2018 PPP mengusulkan untuk diperingati atau ditetapkan sebagai Hari Anti-Hoaks Nasional," kata Wakil Sekjen PPP Achmad Baidowi dilansir Antara, Kamis (4/10).
https://www.merdeka.com/politik/fahr...ngi-negara.htm
Soal Hari Antihoaks, Fahri Singgung Mahfud Md Gagal Cawapres
Jumat 05 Oktober 2018, 17:15 WIB
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah (Tsarina Maharani/detikcom)
Jakarta - Sejumlah tokoh mengusulkan momen pengakuan berbohong Ratna Sarumpaet pada 3 Oktober menjadi 'hari antihoax nasional'. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah setuju dengan beberapa syarat.
"Ya asal tokohnya jangan satu, tokohnya harus banyak. Yang bohong itu, yang menjadi korban kebohongan itu bukan hanya Pak Prabowo, tapi Pak Mahfud Md (eks Ketua MK) juga," ujar Fahri di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (5/10/2018).
Fahri menyeret nama Mahfud bukan tanpa alasan. Fahri berbicara soal gagalnya Mahfud menjadi cawapres petahana Presiden Joko Widodo.
"Kalau Pak Prabowo dan Pak Mahfud Md jadi dianggap sebagai ikon korban kebohongan dan mereka yang mengusulkan, saya kira dua-duanya bagus. Satu mewakili dibohongi negara, satu diwakili dibohongi rakyat. Kan sempurna, gitu kan," tutut Fahri.
Fahri meminta masyarakat berlaku adil dalam kasus Ratna. Masyarakat diminta Fahri juga menyoroti kebohongan negara.
"Pokoknya yang penting figurnya kita akui bahwa negara juga berbohong, pemerintah juga berbohong, rakyat juga berbohong. Ratna Sarumpaet itu adalah rakyat, dia berbohong dan dia sudah ngaku berbohong, tapi pemerintah berbohong nggak pernah mengaku berbohong," sebut Fahri.
Fahri berbicara lebih jauh soal kegagalan Mahfud menjadi cawapres. Menurut Fahri, Mahfud juga jadi korban kebohongan, tepatnya korban kebohongan negara.
"Mahfud Md mengatakan kepada wartawan 'ini panggilan sejarah', akhirnya yang dipilih Jokowi... 'saya sudah menjahit baju, besok saya akan ke KPU'. Ini dia ngomong di hadapannya publik ada politisi yang marah, yang pesta, dan lain sebagainya," kata Fahri.
"Ternyata Pak Jokowi mengumumkan orang yang berbeda. Pertanyaan, di sini ada kebohongan menjadi tersangka, di sana ada kebohongan tidak jadi tersangka. Kan nalar hukum kita harus fair dong," imbuhnya.
https://news.detik.com/berita/d-4244136/soal-hari-antihoaks-fahri-singgung-mahfud-md-gagal-cawapres
Gagal Jadi Cawapres Jokowi, Mahfud MD: "Saya Tidak Kecewa, Kaget Saja"
Jokowi lebih memilih Ma'ruf Amin sebagai bakal cawapres
5 Oktober 2018
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko 'Jokowi' Widodo secara resmi mendeklarasikan dirinya untuk kembali menjadi bakal calon Presiden Republik Indonesia periode 2019-2024. Secara mengejutkan, Jokowi justru memilih Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) K.H Ma'ruf Amin sebagai bakal calon wakil presidennya.
Dikatakan mengejutkan karena sebelumnya mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mohammad Mahfud MD telah diminta oleh pihak istana untuk mempersiapkan diri sebagai calon wakil presiden pendamping Jokowi.
Lantas bagaimana reaksi Mahfud MD mendengar perubahan di detik-detik akhir?
1. Mahfud MD mengaku kaget
Sebelum konferensi pers yang disampaikan oleh Jokowi dan dihadiri oleh segenap partai koalisi, #JokowiMahfud2019 sempat meramaikan sosial media.
Terkait hal itu, Mahfud mengaku terkejut. "Saya tidak kecewa, tapi kaget saja karena sudah diminta untuk mempersiapkan diri," kata pria kelahiran Madura sebagaimana dikutip dari Kompas TV, Kamis (9/8).
2. Perubahan di detik akhir adalah hal yang wajar
IDN Times/Fitang Budhi Adhitia
Bagi Mahfud, dinamika politik seperti ini adalah hal yang wajar. Meski dia telah mengurus segala berkas yang mensyaratkan dirinya maju sebagai bakal calon wakil presiden.
"Tapi menurut saya biasa dalam politik. Kita harus lebih menguatamakan keselamatan bangsa ketimbang nama Mahfud atau Ma'ruf," tambahnya.
3. Dinamika politik terjadi secara konstitusional
IDN Times/Irfan Fathurochman
Bagi Mahfud sendiri, dinamika politik yang dilakukan oleh Jokowi bersama segenap partai koalisinya adalah hal yang sudah sesuai dengan konstitusi.
"Prosesnya sudah sangat konstitusional, prosesnya yang penting. Kita dukung negara ini harus terus berjalan," tutupnya.
https://tirto.id/kecurigaan-tim-kampanye-jokowi-atas-motif-hoaks-ratna-sarumpaet-c41L
--------------------------------------
Gua bolak-balik dibohongi cowok gua ,, biasa aja tuh!
Diubah oleh annisa2019 05-10-2018 13:46
0
2.8K
32
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
671KThread•40.9KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru