Kaskus

News

antdarmAvatar border
TS
antdarm
Ekonom Sebut Utang RI bak Pencabut Nyawa
Jakarta - Ketua Lembaga Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kadin Indonesia Didik J. Rachbini menyoroti utang luar negeri Indonesia. Menurutnya utang ini ibarat malaikat pencabut nyawa.

Didik menyoroti mengenai cicilan utang dan bunga utang yang harus dibayar oleh Indonesia. Hal itu dia sampaikan dalam seminar 'Rezim Devisa dan Strategi Menghadapi Pelemahan Nilai Tukar Rupiah' di Gedung Nusantara, DPR RI, Jakarta Selatan.

"Mungkin tidak disadari saya anggap ini persoalan leadership di bidang ekonomi. Ini problem sekarang utang jatuh tempo tahun ini, itu (cicilan) pokoknya kira kira hampir Rp 400 triliun. Utang yang bunganya harus dibayar itu kira kira Rp 246 atau Rp 250 triliun, total kalau mau bayar Rp 640 triliun," katanya Rabu (3/10/2018).

detikfinance

Home Fokus Infrastruktur Market Watch Ekonomi Bisnis Finansial Properti Energi Industri Perencanaan Keuangan SolusiUKM Konsultasi Market Research Wawancara Sosok Bursa Valas Moneter Lowongan Pekerjaan Foto Infografis Video d'Preneur Indeks

Home / Moneter / Detail
Rabu, 03 Okt 2018 16:44 WIB
Ekonom Sebut Utang RI bak Pencabut Nyawa
Trio Hamdani - detikFinance
Foto: Rachman Haryanto
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Ketua Lembaga Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kadin Indonesia Didik J. Rachbini menyoroti utang luar negeri Indonesia. Menurutnya utang ini ibarat malaikat pencabut nyawa.

Didik menyoroti mengenai cicilan utang dan bunga utang yang harus dibayar oleh Indonesia. Hal itu dia sampaikan dalam seminar 'Rezim Devisa dan Strategi Menghadapi Pelemahan Nilai Tukar Rupiah' di Gedung Nusantara, DPR RI, Jakarta Selatan.

"Mungkin tidak disadari saya anggap ini persoalan leadership di bidang ekonomi. Ini problem sekarang utang jatuh tempo tahun ini, itu (cicilan) pokoknya kira kira hampir Rp 400 triliun. Utang yang bunganya harus dibayar itu kira kira Rp 246 atau Rp 250 triliun, total kalau mau bayar Rp 640 triliun," katanya Rabu (3/10/2018).


Baca juga: Mantan Menkeu: Tekanan ke Rupiah Terus Terjadi hingga Juni 2019

Namun pemerintah selalu menganggap utang Indonesia masih dalam batas wajar jika melihat selisih antara debt to service ratio (DSR) alias rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB/GDP).

"Kalau menghitung hanya utang pemerintah itu tidak fair, dan karena itu kalau pemerintah dikritik soal utang 'oh nggak apa, itu cuma 30% (terhadap GDP)'," ujar Didik.

Tapi Didik menilai rasio utang yang jadi acuan pemerintah hanya utang pemerintah. Padahal ada utang swasta yang juga harus dihitung.

Baca juga: Blak-blakan BI soal Alasan Dolar AS Rp 15.000

"Hanya mengatakan debt service ratio utang pemerintah saja tidak fair karena GDP bukan hanya pemerintah tapi juga ekonomi secara keseluruhan. Jadi ini 60% kalau mau dihitung (rasio utang terhadap PDB)," paparnya.

Belum lagi jika utang-utang BUMN ikut dimasukkan dalam perhitungan. Yang pasti rasio utang terhadap PDB akan lebih besar.

"Sekarang utang BUMN sudah mulai membesar dan akan mendekati Rp 1.000 triliun. Utang ini pencabut nyawa," tambahnya.

https://m.detik.com/finance/moneter/d-4240582/ekonom-sebut-utang-ri-bak-pencabut-nyawa

Smg didengarkan....
1
1K
21
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
KASKUS Official
691.4KThread56.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.