arysyoAvatar border
TS
arysyo
Sebuah Catatan Gempa dan Tsunami Palu - Donggala
Handphone berkedip dan muncul notifikasi dari Twitter, sepintas saya baca ternyata status dari BMKG yang menyatakan bahwa telah terjadi gempa 5.9 SR di Palu. Kejadian gempa pukul 14.00 WIB  dengan kedalaman 10 Km, karena penasaran akhirnya saya coba mengetahui lebih jauh dengan membukanya di laptop. Di dalam peta yang disertakan dalam status BMKG tersebut nampak pusat gempa berada sangat dekat dengan Kota Palu. Spontan membayangkan besarnya gempa dengan kedalaman dangkal ayang lokasinya cukupdekat dengan pusat kota, pasti akan cukup merusak pikirku. Ketika saya mengamati peta geologi daerah Palu dan benar saja, gempa ini tidak berada pada pertemuan  lempeng tektonik namun berada di jalur Patahan besar yang terkenal itu "Sesar Palu - Koro", sembari mengingat kembali masa-masa kuliah Tektonik dan Geologi Struktur dulu. Sesar ini merupakan salah satu sesar besar yang cukup aktif dengan skema pergerakan strike slip atau bergesekan relatif mendatar. Di citra satelit Google maps dapat diamati ada struktur garis yang relatif lurus berbentuk lembah yang terlihat persi melewati kota Palu hingga membentuk teluk Palu dan menerus ke Teluk Bone, Sulawesi Selatan yang kemudian tersambung dengan sesar lain yaitu Sesar Matano.

Siapapun yang pernah mengenyam pendidikan Geologi pasti akrab untuk berimajinasi. Begitupun saya, apalagi kalau pernah nonton filem "San Andreas" sebuah filem tentang kajadian Cathastropism akibat pergerakan Patahan San Andreas yang meluluh lantakan Kota San Andreas pula. Walaupun filem itu nampak dilebih-lebihkan namun saya hanya memikirkan bagaimana mekanisme gempa di sebuah patahan dapat memicu gempa-gempa lain disepanjang patahan itu. Dari sini saya hanya berpikir Gempa Palu pukul 14.00 hanya sebuah awal akan ada rentetan gempa yang lebih besar di sepanjang patahan itu, sama seperti kejadian Gempa Lombok sebulan yang lalu.

Benar saja, rentetatan gempa terjadi disepanjang patahan Palu - Koro. Energi-energi yang puluhan tahun dikandung batuan itu bergetar. Hingga pukul 15.30 kekuatan gempa bertahan di kisaran 5 bahkan terkesan menurun dan mulai tenang. Apakah ini pertanda gempa telah usai? 

Saat itu saya berada di HO Jakarta namun teman-teman kami sedang bertugas di Palu, kabar terakhir mereka dalam keadaan baik, pekerjaan tetap lanjut seperti biasa walaupun ada kesan khawatir teringat gempa lombok yang juga terjadi di jalur patahan/sesar. mereka sama sekali tidak tahu menahu bagaimana keadaan di Kota Palu, tempat mereka menginap sehari sebelumnya. Mereka sudah masuk di pedalaman hutan sekitar 50 Km dari kota Palu. Walaupun tidak ada bangunan di dalam hutan namun tetap saja resiko longsor atau tanah amblas bisa menjadi cerita lain dari kami-kami ini pekerja lapangan.

Saya masih penasaran dengan gempa ini, nyatanya saya termakan imajinasi khayalan filem "San Andreas". Kenapa saya bilang khayalan? karena kekuatan gempa di jalur patahan biasanya mentok di 8 SR, sedangan di dalam filem diceritakan kekuatan gempa sampai 9 lebih. 

Jam sudah menunjukan pukul 17.30, saatnya pulang dan bergegas untuk rutinitas ke stasiun. Handphone kembeli berdering dengan suara yang sudah saya setting khusus untuk notif dari twitter. Jangan sekarang! gumamku dalam hati. Benar saja,, Status terbaru gempa dari BMKG "7.7 SR dengan potensi tsunami!" sontak sayapun langsung search tagar #earthquake. media-media mulai ramai memberitahukan gempa yang saya bilang sudah fix akan menjadi tragedi terburuk, lebih buruk dari gempa Lombok dan kedua setelah Bencana Gempa dan Tsunami Aceh. Video-video beredar menunjukan kepanikan, bangunan-bangunan hancur, bahkan jembatan kuning yang pernah aku lewati sudah runtuh. Saya masih sedikit tidak percaya akan diikuti tsunami karena pergerakan patahan seharusnya tidak menimbulkan deformasi vertikal yang menjadi syarat tsunami, namun percaya atau tidak tim analisis dari BMKG sudah menyatakan adanya potensi itu. Dari beberapa video saya liat jalanan hancur dan retak seperti biasa, namun ada video lain yang tidak biasa, rumah dan bangunan nampak amblas di dalam lumpur, "whatttt!!" sebuah bencana yang sering saya ulas ketika mahasiswa dulu dalam mata kuliah Kebencanaan, yang sering saya simulasikan akan menjadi bencana tidak terhitung jika terjadi di Jakarta. Bangunan itu nampak amblas,, suara gemuruh, bahkan nampak daratan itu seperti berjalan puluhan meter dari tempatnya. Bencana itu adalah "liquifaksi", dimana daratan nampak seperti menumpang diatas fluida cair yang digoncangkan akibat gempa. Sangat mengerikan, entah orang seperti apa yang mengalami kejadian itu selain hanya ingat kemana dia akan dikembalikan. Saya rasa batas antara hidup dan mati pada kondisi itu hanyalah seutas benang yang tak nampak.

Saya mencoba menghubungi salah satu teman dalam Tim yang bertugas di Palu namun sama sekali tidak tersambung. Teman-teman lain di Jakarta pun juga sama sekali tidak bisa menghubungi Tim Palu. Nampaknya jaringan komunikasi sudah putus. Tentu sangat khawatir gempa 7.7 SR dengan kedalaman dangkal akan sangat merusak bahkan jika kita berada ditanah lapang yang biasanya menjadi area aman bisa beda nasibnya, tanah yang retak bisa memakan dan meghimpit benda-benda diatasnya termasuk manusia. Pasrah dan berdo'a, hanya itu yang bisa kami lakukan, keluarga teman-teman sudah dihubungi dan coba ditenangkan. Hari Jum'at adalah hari terbaik dalam tujuh hari, yang kami yakini adalah semua yang telah terjadi sepanjang hari ini adalah yang terbaik dan menjadi hikmah.

Langkahku bergegas lebih cepat untuk menuju ke rumah, berkumpul bersama keluarga yang teman-teman kami tidak bisa merasakan itu, meninggalkan rasa khawatir akan kejelasan nasib teman-teman kami di Palu. Cuitan status di twitter semakin ramai dan tak butuh waktu lama menjadi trending topic. Kuputuskan Besok kami berencana mengunjungi salah satu keluarga sahabat yang ikut dalam tim di Palu. Berharap kehadiran kami menjadi peringan kekhawatiran.

Hari berlalu dua hari pasca kejadian gempa dan tsunami Palu - Donggala, Sederet kisah heroik dialami para korban selamat sebagai saksi hidup dahsyatnya Gempa dan Tsunami yang terjadi pada Jumat/ 28 September 2018. Kisah-kisah ini kelak menjadi pengingat abadi yang akan diturunkan dari generasi ke generasi. Sebuah Gempa dahsyat menghantam Kota Palu - Donggala - Sigi dan Parigi Montong diikuti oleh tsunami setinggi 3 sampai enam meter, di bebeberapa tempat semakin parah dengan fonemena liquifaksi yang menyebabkan seluruh bangunan diatasnya tenggelam dalam kubangan lumpur. 

Sebuah catatan

Tiap  kali mendengar berita ini kadang suka ngerasa kesel sendiri. Bahwa harus disadari kalau kita hidup di negeri sejuta bencana, bencana belum terjadi bukan berarti bencana itu tidak ada. Tentang kapan terjadinya harusnya bukan menjadi masalah kalau kita sudah terbiasa akrab dengan potensi bencana dengan cara mempersiapkan diri kita. Minimal pengetahuan tentang bencana, saat terjadi bencana, evakuasi, dan bertahan hidup pasca bencana. Inilah upaya terakhir yang dapat dilakukan oleh setiap individu.  Namun yang membuat saya kecewa adalah upaya yang harusnya bisa dilakukan oleh pemerintah. Karena pemerintahlah yang memiliki peran baik mengatur, mengedukasi, menyiapkan infrastruktur kebencanaan, dan tanggap darurat pasca bencana. Pengaruhnya sangat besar untuk setiap individu dalam ruang kekuasaannya. Khusus bencana gempa antara 1 sampai 10 saya pikir nilai 4 adalah nilai untuk pemerintah kita. Sangat jauh dari kata ideal. Terlepas dari pro kontra teman-teman, Ini hanya pandangan pribadi saya untuk mengungkapkan kekecewaan. Kenapa 4, berikut ini sebuah catatan kekecewaan saya.

Pra Bencana

Indonesia terletak di lingkaran cincin api (ring of fire) yang artinya negara kita sangat-sangat rentan (very furnerable) terhadap bencana gempa bumi, letusan gunung api, dan tsunami. Apa yang dipunyai Pemerintah dengan memiliki kementerian/lembaga yang concern terhadap bencana seperti BMKG, BNPB, BASARNAS, Kominfo, Kemensos, KemenristekDikti, dll adalah hal yang wajib dimiliki oleh semua negara berpotensi bencana.

Seperti yang sudah saya jelaskan titik epicenter gempa yang berada di area patahan harusnya bisa menjadi peringatan paling awal (very early warning) untuk proses evakuasi dan tanggap darurat dengan skenario terburuk. Kenapa? karena gempa-di area patahan akan terjadi secara beruntun mereaktifasi energi-energi disepanjang patahan untuk dilepaskan. Sebulan berlalu gempa lombok juga terjadi di area patahan, apa tidak cukup untuk belajar?

Menurut keterangan BMKG, Gempa dan Tsunami pertama kali terjadi pada pukul 14.00 WIB dikuti gempa-gempa lain di sepanjang patahan yang  berlangsung hingga pukul 16.30 WIB. Puncak gempa baru terjadi pada pukul 17.04 WIB dengan kekuatan 7.7 SR pada kedalaman 10 Km dan berpotensi tsunami. Seharusnya beberapa jam sebelum puncak gempa merupakan waktu yang sangat cukup untuk proses evakuasi dan tanggap darurat, namun entah bagaimana (somehow) yang saya tangkap hanya cuitan twitter BMKG, sementara ratusan satpol PP dan jumlah warga yang lebih dari itu masih berada di pantai saat terjadi tsunami. Sebelumnya mereka bersiap menyelenggarakan hari jadi Kota Palu pada malam harinya. Disisi lain Mall masih ramai, jalanan masih sibuk untuk aktifitas keseharian, seakan-akan semua orang lupa dan menganggap rentetatan gempa-gempa itu hanya gertakan untuk mengisi status di medsos.

Sangat disayangkan bahwa sistem peringatan dini (Early Warning System - EWS) dari BMKG tidak diikuti dengan pengambilan keputusan di lapangan, apakah ada koordinasi antara BNPB dan BMKG sebelum puncak gempa masih jadi pertanyaan.

Menurut keterangan dari warga Palu juga tidak ada semacam sirine atau peringatan dini lokal tentang potensi tsunami. Saya rasa Palu sudah cukup ramai untuk tidak membahas ada tidaknya EWS di Donggala, Sigi dan Parigi Montong. Terbukti ketika bencana terjadi, BMKG mengeluarkan cuitan di twitter, Kominfo menyebarkan SMS, nyata-nyatanya saat kejadian gempa 7.7 SR listrik langsung padam, komunikasi putus. Hanya dalam hitungan menit tsunami pertama menerjang tanpa orang-orang yang merasa aman di pantai enggan untuk menyingkir karena ketidaktahuan apalagi EWS yang pusatnya berkilo-kilometer dari Palu, ya di markas BMKG di Jakarta itu. Betapa tidak berwibawanya tanda-tanda alam yang memberi sinyal dari pukul 14.00 WIB atau gempa pertama yang diikuti gempa-gempa di sepanjang sesar itu. 

Jauh sebelum bencana hari ini adalah riset dan edukasi bencana yang juga berlaku untuk bencana-bencana lain yang masih jadi rahasia ilahi tentang kapan bakal terjadi. Riwayat gempa palu sudah tercatat cukup baik, ternyata bencana ini berulang dan mewakili setidaknya dua generasi. Kejadian bencana harusnya membawa hikmah dan meningkatkan kewaspadaan akan bencana.

Riset dan penelitian tentang bencana mutlak dilakukan sebagai media pembelajaran dan menentukan upaya mitigasi yang tepat. Riwayat Gempa dan tsunami selain dalam bentuk catatan yang di buat manusia juga diketahui melalui penelitian dari endapan-endapan tsunami purba yang umurnya bisa mencapai ribuan bahkan ratusan tahun yang lalu. Dari riset ini dapat diketahui tentang periode/waktu/siklus kejadian dan sebarannya yang secara relatif mengungkapkan jangkauannya. Sedangkan pemetaan jalur-jalur patahan aktif permukaan maupun bawah permukaan dan simulasi kegempaan juga mesti dilakukan. Selanjutnya, hasil dari riset mesti didukung oleh semua pemangku kepentingan untuk dituangkan dalam kebijakan tata ruang dan wilayah (RTRW), tata guna lahan, dan upaya mitigasi. 


Spoiler for Charles Rubin with this reseach team's efforts focus on earthquake processes and active tectonics. The team is currently working on a comprehensive study of the great earthquakes along the Sunda megathrust using paleoseismic techniques. (pict: EOS):

Berdasarkan riset dan studi yang dilakukan oleh BMKG bersama para ahli tercatat riwayat gempa Palu seperti yang terangkum dalam portal berita yang dimuat oleh Detik.com

Spoiler for Detik.com:



Spoiler for Keratan berita akhbar Singapura the Straits Times 5 Juni 1938. Gempa bumi diikuti gelombang tidal setinggi 3 meter melanda Donggala dan sekitarnya pada hari Kamis tanggal 19, bulan sebelumnya.:


Selain melakukan riset kebencanaan tidak lupa untuk melakukan riset pengembangan yang berorientasi produk/paten. Riset ini penting dalam upaya mengembangkan metode  dan atau peralatan yang mendukung upaya mitigasi seperti pembuatan struktur tahan gempa, alat deteksi dini, peralatan evakuasi, peralatan kesehatan, dukungan logistik, dsb. Belajar dari gempa Palu dan Donggala dan bencana-bencana sebelumnya bahwa jaringan listrik yang menghidupi seluruh jaringan komunikasi sangat rentan mengalami kerusakan, padahal sifatnya sangat vital sebagai penyebaran berita dan informasi peringatan dini, koordinasi, dan proses evakuasi.

Fenomena gempa dan tsunami sudah jauh terjadi bahkan sebelum manusia ada. Fenomena ini merupakan bagian dari proses alam yang terus menerus berulang. Walaupun demikian, hingga saat ini para ahli belum menemukan teknologi atau pengetahuan untuk menentukan secara pasti kapan bencana gempa dan atau tsunami akan terjadi. Maka dari itu para ahli sepakat bahwa Sistem Peringatan Dini yang efektif harus dibentuk untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi dampak kerugian materiil dan in-materiil saat bencana terjadi.

Belajar dari Jepang, yang secara geologi posisinya sangat mirip dengan Indonesia telah memiliki sistem peringatan dini yang efektif dan teruji saat bencana gempa dan tsunami di Fukushima tanggal 11 Maret 2011, jumlah korban meninggal dapat ditekan. infrastruktur bangunan juga telah didesain tahan gempa dan menyediakan tempat-tempat perlindungan. Dan  yang terpenting adalah tingkat kewaspadaan masyarakat ketika bencana terjadi. Meningkatkan kewaspadaan masyarakat bukan merupakan proses yang instan. Kewaspadaan akan bencana ini dibentuk dengan cara edukasi atau pembelajaran yang dilakukan terus menerus dan berualang-ulang sehingga menjadikan upaya mitigasi sebaga budaya yang melekat kuat pada masyarakat tentang apa yang dilakukan sebelum, saat, dan pasca bencana.  

Pasca Bencana

Penanganan pasca gempa dan tsunami Palu - Donggala bisa dibilang cukup mengecewakan. Hal ini tidak lain karena terputusnya jalur komunikasi, jaringan listrik, dan jalur darat, disamping pelabuhan dan satu-satunya bandara di Kota Palu juga mengalami kerusakan sehingga tidak dapat digunakan. Terlepas dari kerusakan infrastruktur, jaringan komunikasi sebagai tahap paling awal koordinasi dan proses evakuasi adalah mutlak diperlukan, sehingga bagaimanapun caranya harus secepatnya tersedia di lokasi untuk membongkar isolasi daerah-daerah terdampak. hingga hari kedua, bahkan hari ketiga masih banyak daerah-daerah terdampak yang belum terjangkau bantuan maupun tim evakuasi. Jalur komunikasi juga sebagian besar masih terputus mengingat jaringan listrik juga belum pulih. Pemulihan jalur ini terkendala rusaknya jalan akses sehingga menghambat operasi pemulihan jaringan listrik dan koumunikasi pasca gempa. Saya pribadi melihat disinilah Operasi Militer Selain Perang sangat tepat untuk segera dilakukan dengan mengirimkan Tim Reaksi Cepat baik dengan Helikopter maupun logistik dengan Air Drop. Kemampuan militer sudah cukup terlatih untuk proses infiltrasi, sabotase atau pemulihan dengan kondisi seperti ini. Namun peralatan yang kurang memadai lagi-lagi menjadi penghambat, tentu saja dalam upaya pemulihan pasca  bencana diperlukan dukungan logistik. Maka disinilah peran dari rantai pasok saat bencana dikoordinasikan dan secepatnya disediakan. 

Pada dasarnya operasi pasca bencana adalah upaya bergelut dengan waktu, terutama oleh para korban luka yang membutuhkan bantuan medis. Semakin lama maka jumlah korban meninggal akibat lambatnya penanganan medis akan semakin bertambah. Dalam kasus korban selamat yang terjebak dalam reruntuhan baik bagi korban maupun tim penyelamat juga diperlukan keahlian khusus, untuk mengantisipasi kecelakaan yang bersifat fatal dan menambah jumlah korban.

Spoiler for Penutup:

Diubah oleh arysyo 17-10-2018 14:40
1
14.8K
87
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.2KThread40.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.