Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kabar.kaburAvatar border
TS
kabar.kabur
Jerman: Citra Sawit Tercoreng Dosa Lingkungan
Jerman: Citra Sawit Tercoreng Dosa Lingkungan
Lembaga Kerjasama Jerman, GIZ, menilai derasnya penolakan sawit di Eropa diakibatkan persepsi negatif menyusul lusinan dosa lingkungan yang dilakuk



JawaPos.com - Lembaga Kerjasama Jerman, GIZ, menilai derasnya penolakan sawit di Eropa diakibatkan persepsi negatif menyusul lusinan dosa lingkungan yang dilakukan industri sawit di Indonesia. Sertifikasi hijau bisa menjadi solusi. Gencarnya penolakan Sawit di Eropa ditengarai bersumber pada persepsi negatif terkait kebakaran hutan, pengeringan lahan gambut, dan konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia, kata Daniel May, Project Director dari Masyarakat Kerjasama Internasional Jerman (GIZ).
Hal ini disampaikannya pada Palm Oil Seminar 2018: One Century of Indonesian Palm Oil, Jumat, (21/09) di KBRI Berlin

Menurutnya dosa lingkungan industri sawit menempatkan konsumen Eropa dalam posisi pelik, mengingat tingginya kebutuhan sawit. "Minyak sawit merupakan komoditas serba guna. Tanpa disadari, masyarakat Eropa mengkonsumsi minyak sawit yang menjadi salah satu bahan pembuat produk cat, ban kendaraan, lilin, cairan pembersih, bahkan kosmetika” paparnya.

Tantangan saat ini adalah bagaimana mengubah persepsi tersebut. Menurut Daniel, yang juga menjabat sebagai Direktur Forum Minyak Sawit Berkelanjutan (Forum Nachhaltiges Palmöl), salah satu jawabannya adalah dengan meningkatkan sistem sertifikasi minyak sawit sehingga 100 persen produk minyak sawit yang masuk ke pasar Eropa sudah tersertifikasi.

Indonesia saat ini telah membentuk mekanisme wajib ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil) sebagai pelengkap RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) dan SCC (Supply Chain Certification) yang merupakan sistem sertifikasi internasional.

Lantaran produksinya yang marak deforestasi dan pengrusakan lingkungan, sawit merupakan satu-satunya komoditas minyak nabati yang diwajibkan untuk mendapatkan sertifikasi hijau untuk dapat masuk ke pasar Eropa.

Seminar Seabad Sawit Indonesia ini dihadiri oleh kalangan profesional, akademisi serta pelajar Indonesi. Keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial dan lingkungan merupakan masalah yang menjadi inti diskusi pada seminar.

”Seminar ini merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk menyampaikan fakta tentang sawit. Kita harus akui masih banyak perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan agar mencapai sawit yang sustainable dan kita terus melakukannya. Ini perlu diketahui luas oleh masyarakat internasional dan negara-negara Uni Eropa”, ujar Arif Havas Oegroseno, Dubes Indonesia untuk Jerman di sela-sela seminar.


Indonesia selama ini mengritik penolakan sawit oleh Uni Eropa sebagai kampanye hitam. Namun maraknya masalah lingkungan akhirnya memaksa pemerintah memperpanjang moratorium sawit dan menertibkan perizinan baru. Antara lain berkat tekanan pasar Eropa, Indonesia kini fokus mengembangkan varian sawit yang berdaya hasil tinggi demi mengoptimalkan lahan yang ada tanpa pembukaan lahan baru.



https://www.jawapos.com/internasiona...osa-lingkungan



0
1.3K
18
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.