Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dragonfly1212Avatar border
TS
dragonfly1212
Karakteristik dan Pembagian Kontaminan
Dalam pencemaran tanah, ada dua elemen dasar yang mempengaruhi tingkat pencemarannya, yaitu property dari tanah tersebut dan sifat kimia dan biologis dari kontaminan tersebut. Bahan kimia nonreaktif (konservatif) akan menyebar di tanah melalui air tanah dengan proses hidrodinamik dan tidak akan terpengaruh oleh proses abiotic atau biotik yang terjadi di tanah. Sedangkan kontaminan yang memiliki potensi untuk reaktif (non-konservatif) tidak akan terpengaruh oleh pergerakan air tanah jika lingkunan tanahnya tidak mendukung reaksi terhadap kontaminan.

Umumnya, terdapat beberapa proses yang mempengaruhi perilaku tanah dan pembagian kontaminan, yaitu proses hidrodinamik, proses abiotic dan proses biotik. Proses hidrodinamik mempengaruhi penrgerakan kontaminan yang disebabkan oleh aliran air tanah. Proses abiotic mempengaruhi pergerakan kontaminan dengan membuat terjadi interaksi antara kontaminan dengan bahan-bahan tak bergerak di tanah. Proses biotik dapat menyebabkan pergerakan kontaminan dengan penguraian kontaminan atau dengan membantu kontaminan dalam proses metabolis.
 
Karakteristik Kontaminan






Hampir semua kontaminan bisa dikategorikan menjadi unsur organic (memiliki karbon organik) dan unsur inorganic (tidak memiliki karbon organic).

A.    Kontaminan Organik

Umumnya, kontaminan-kontaminan organic yang mencemari tanah dikaitkan dengan produk penyulingan minyak atau dengan pembakaran bahan bakar fosil. Untuk mengetahui sifat-sifat kontaminan, biasanya digunakan parameter-parameter untuk menguantifikasi kontaminasi tersebut. Parameter-parameter tersebut adalah:

1.      Total Petroleum Hydrocarbons (TPH)

Hidrokarbon terdiri dari sangat banyak macam senyawa, dari hidrokarbon yang sangat sederhana hingga senyawa yang memiliki rantai karbon yang sangat panjang. Panjang rantai karbon ini menunjukkan jenis dari senyawa-senyawa tersebut. Sifat dari senyawa inipun berbeda-beda, bergantung pada panjangnya rantai karbon. Hal yang penting untuk diidentifikasi adalah titik didih, titik api, tekanan uap dan gravitasi API

 

 

2.      Total Organic Carbon (TOC)

TOC perlu diketahui untuk menentukan apakah suatu daerah terkontaminasi atau tidak, hal ini dilihat dari kandungan organic pada daerah tersebut.

3.      Total Dissolved Solids (TDS)

Adanya TDS dalam air tanah bisa memberikan pertanda bahwa ada beberapa senyawa terlarut, khususnya senyawa inorganic yang mengandung ion besi.

4.      Biological Oxygen Demand (BOD)

BOD merupakan parameter yang biasa dihitung. Dalam pengukuran BOD ini, yang diukur adalah oksigen terlarut yang digunakan oleh mikroorganisme.

5.      Chemical Oxygen Demand (COD)

COD ini diuji untuuk mengetahui kandungan senyawa organic dan inorganic yang menggunakan oksigen selama oksidasi kimia.

B.     Kontaminan Logam

Logam merupakan unsur alami pada tanah. Logam tambahan biasanya masuk ke tanah melalui zat-zat aditif pada pertanian, seperti pupuk, herbisida, fungisida dan air irigasi. Logam yang biasa ditemui pada tanah adalah kromium (Cr), cadmium (Cd), Zink (Zn) Merkuri (Hg), Arsenik (As), Nikel (Ni), Tembaga (cu) dan Perak (Ag).

C.    Properti Kontaminan

1.      Kelarutan

Kontaminan identic dengan dikelilingi oleh molekul air. Pengukuran untuk mengetahui kandungan larutan dalam air, biasanya diukur dengan mengukur kelarutan aqua nya. Kelarutan aqua umumnya didefinisakan sebagai jumlah maksimum dari bahan kimia per unit volume dalam fase cair ketika larutan berada dalam kesetimbangan dengan senyawa murni pada suhu dan tekanan teretentu.

Untuk campuran organic, kelarutan merupakan fungsi dari fraksi pada masing-masing zat pada campuran tersebut.

Kelarutan pada kebanyakan senyawa organic berada pada <1 sampai 200.000 mg/L. Data kelarutan cair dapat ditemukan di berbagai literature.

2.      Tekanan Uap

Tekanan uap merupakan parameter yang bisa digunakan untuk mengestimasi kecenderungan senyawa untuk menguap dan menjadi fase gas. Tekanan uap didefinisikan sebagai tekanan yang dikeluarkan oleh uap senyawa pada kesetimbangan pada fase murni.

Tekanan uap ini mengindikasikan kecendrungan senyawa untuk menguap dari fase adsorpsi, liquid dan cair.


 

3.      Kontanta Hukum Henry

Konstanta hokum Henry menghitung kecendrungan senyawa yang menghilang sebagai molekul uap. Hukum Henry merupakan keseimbangan partisi antara zat terlarut dan air pada konsentrasi aqua. Konstanta hukun Henry, KH, dinyatakan sebagai rasio kelimpahan senyawa dalam fase gas ke dalam fase air pada kesetimbangan.


Konstanta Hukum Henry biasanya digunakan secara ekstensif untuk mengevaluasi partisi dari senyawa dari kelembaban tanah dan air tanah menjadi gas tanah.

4.      Densitas

Densitas merupakana perbandingan antara masa dan volume dari sebuah senyawa. Densitas perlu diketahui untuk menentukan apakah gas tersebut lebih besar daripada udara atau apakah cairan tersebut akan mengambang atau tenggelam pada air tanah.

5.      Viskositas Cairan

Viskositas ini digunakan untuk mengetahui gaya yang bekerja pada aliran pada gaya geser  cairan.

6.      Tegangan Muka Air

Tegangan antara cairan organic dengan air memberikan efek seperti proses pembentukan emulsi yang stabil. Nilai tersebut penting untuk mengetahui hasil dari zat kimia tersebut di lingkungan atau untuk menentukan cara untuk menghilangkan cairan tersebut pada lingkungan aqua.







Diubah oleh dragonfly1212 08-08-2018 02:02
0
1.7K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sains & Teknologi
Sains & TeknologiKASKUS Official
15.5KThread11.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.