Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sabil.haqAvatar border
TS
sabil.haq
Selain Kotoran Sapi, Kotoran Manusia Juga Jadi Permasalahan Citarum
Selain Kotoran Sapi, Kotoran Manusia Juga Jadi Permasalahan Citarum

NGAMPRAH, (PR).- Kotoran sapi bukanlah satu-satunya persolan yang harus ditangani dalam menjaga kebersihan anak Sungai Citarum yang berada di daerah Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Sampah dan tinja manusia yang dibuang ke sungai juga turut mengakibatkan pencemaran lingkungan.

Komandan Sektor 22 Citarum Harum Kolonel Asep Rahman Taufik mengatakan, sumber masalah yang mencemari anak Sungai Citarum di Lembang, yaitu Sungai Cibeureum dan Sungai Cikapundung, berasal dari kotoran sapi, kotoran manusia, dan sampah. Dari kotoran sapi, diperkirakan setiap hari ada 180 ton yang terbuang ke sungai.

"Kotoran sapi yang dihasilkan dari peternakan sapi di Lembang itu sekitar 224 ton per hari. Itu sudah diselesaikan sekitar 20 persen, jadi ada sekitar 180 ton tahi sapi yang dibuang ke sungai melalui parit-parit saat mencuci sapi atau saat mencuci kandang sapi, maka kotoran itu ikut terbawa hingga ke sungai," kata Asep.

Persoalan lainnya, lanjut dia, adalah pembuangan sampah ke aliran sungai. Asep mengaku belum melakukan survei berapa banyak produksi sampah di Lembang yang tidak terangkut ke tempat pembuangan akhir, yang berpotensi terbuang ke aliran sungai.

Akan tetapi, menurut dia, dari sekitar 1.500 ton sampah yang diangkut di Kota Bandung tiap hari, masih tersisa sekitar 200 ton sampah. Bukan tidak mungkin, kata dia, persoalan sampah yang terjadi di Kota Bandung turut disumbang oleh warga Lembang, karena sampah yang dibuang ke sungai di Lembang mengalir ke Bandung.

"Nah, 200 ton sampah per hari itulah yang kemungkinan ada juga yang di sungai, anak-anak sungai, yang dibuang oleh warga yang belum mengerti kebersihan, sehingga masih ada mindset di kepalanya bahwa pembuangan sampah yang paling mudah adalah ke tempat sampah yang paling panjang sedunia, yaitu sungai," katanya.

Dalam rangka mewujudkan program Citarum Harum, Asep mengaku bahwa jajarannya pun berupaya membina warga supaya tidak membuang sampah ke sungai. Di Sektor 22 yang meliputi Lembang, Cimenyan di Kabupaten Bandung, dan sebagian wilayah Kota Bandung, dia menyatakan bahwa lebih dari 20 orang sudah dibina karena kedapatan membuang sampah ke sungai.

"Selain kotoran sapi dan sampah, ada juga kotoran manusia. Jadi, masih ada masyarakat yang belum sadar untuk memiliki septic tank sendiri, sehingga dia masih membuang kotoran domestiknya ke sungai. Coba lihat di Sungai Cibeureum. Kalau turun ke Sungai Cibeureum, pasti banyak kotoran manusia juga," ujarnya.

Komandan Sektor 22 Citarum Harum Kolonel Asep Rahman Taufik.jpg

Bakteri E.Coli
Kondisi serupa, kata dia, juga terdapat di anak Sungai Citarum yang lain, yaitu Sungai citepus, Cikapundung, Cidurian, Cicadas, Cipamokolan, Cisaranten dan Cinambo. Berdasarkan haisl survei, menurut dia, jumlah kotoran manusia yang terbuang ke sungai di Kota Bandung ialah sekitar 35,5 ton per hari.

Ditambah kotoran sapi sekitar 180 ton per hari, kata dia, maka ada lebih dari 200 ton sumber bakteri E.Coli yang mengalir di Citarum.

"Kalau ini dibiarkan terus, maka generasi muda kita akan terancam, karena kita menghasilkan generasi yang tidak sehat. Kalau tidak sehat, tidak bisa sekolah dengan baik. Kalau tidak bisa sekolah dengan baik, kecerdasan bangsa juga terancam. Sumber daya manusia terancam, maka pertahanan negara juga terancam. Inilah kenapa sekarang tentara sekarang masuk ke sungai untuk melakukan normalisasi," paparnya.

Lebih lanjut, Asep menerangkan, survei mengenai sekitar 35,5 ton tinja yang terbuang ke sungai didasarkan pada data yang menyebutkan bahwa 26.000 kepala keluarga yang tinggal di bantaran sungai belum memiliki septic tank. Secara kualitas, kata dia, Open Defecation Free (ODF) atau tingkat buang air besar sembarangan di Kota Bandung sudah mencapai 61,8 persen.

"Sudah 61,8 persen ini sebetulnya angka yang cukup tinggi. Namun, masih ada sisanya kemungkinan besar mengalir ke sungai. Mudah-mudahan dalam dua tahun ke depan angka ODF ini bisa 100 persen, atau minimal bisa 80 persen. Soalnya, yang 38,2 persen lagi itulah yang kemungkinan menyumbang angka 35,5 ton per hari itu, yaitu kotoran manusia yang mengalir ke anak-anak Sungai Citarum," ucapnya.***

Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2018/09/24/selain-kotoran-sapi-kotoran-manusia-juga-jadi-permasalahan-anak-sungai

====================================

Dahulu kala, Manusia membangun pemukiman dekat sumber air untuk bertahan hidup, Saat ini Sungai sebagai salah satu sumber air manusia dan binatang malah dijadikan tempat buang kotoran..... emoticon-Amazed
Diubah oleh sabil.haq 24-09-2018 07:08
0
2.3K
30
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.3KThread41.9KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.