Sekarang kalo mau main game console cukup gampang, tinggal pilih salah satu dari 3 console terbesar saat ini yaitu XBox One, PS4 atau Nintendo Switch.
Kalo jaman transisi x bit console itu yang agak susah, karena banyak pemain baru yang ingin mendapatkan potongan "kue" dari pasar gamer, atau malah pemain lama yang tidak bisa menyesuaikan perkembangan jaman.
Nah pada masa transisi ini banyak sekali console-console gagal yang beredar. Kali ini ane mau listing top 5 game console terburuk sepanjang masa. Console clone kayak Polystation, Treamcast, Tiger Electronics atau PCP Station ga masuk karena terlalu gampang
Walo Polystation mesti dapet honorable mention disini karena ane ngebayangin gimana reaksi bocah yang ngerengek Playstation malah dapet Polystation yang cuma bisa mainin game-game bootleg 8 bit. Mungkin kayak bocah yang ngeliat kaleng Khong Guan ngarep biskuit eh pas dibuka isinya rengginang atau kaleng Monde isinya alat jahit
BTW yuk ke listnya sekarang :
Spoiler for Number 5:
Sega 32x CD
Sega (dulunya) adalah rival terberat Nintendo, dan jaman 16 bit persaingan kedua console ini bener-bener sengit. Tapi pada masa transisi ke 32 bit, Nintendo undur diri dan kembali beberapa tahun setelahnya dengan N64. Sedangkan Sega, masih mengandalkan Genesis (Mega Drive), dengan menambahkan addon/module tambahan. Saat itu Sega juga sedang mengembangkan Saturn yang banyak diharapkan orang banyak menjadi rival terberat Sony Playstation.
Awalnya untuk mengikuti perkembangan FMV (Full Motion Video) dan teknologi CD, Sega mengeluarkan modul Sega CD yang pertama kali dibanderol dengan harga $300. Kemudian setahun setelahnya Sega kembali pada media cartridge (kaset) dengan addon 32x yang ditancapkan pada slot cartridge pada Sega Genesis, pada masa itu dibanderol pada harga $160. Bila ditotal dengan Genesisnya sendiri agan harus merogoh kocek $660, setara dengan $1.122,- pada tahun 2018.
Nah setelah merogoh kocek sebesar itu, gimana dengan game-gamenya? Harusnya keren-keren kan? Sega 32x CD total hanya memiliki 6 games.
Dan semuanya FMV-based games :
1. Surgical Strike
2. Supreme Warrior
3. Slam City
4. Fahrenheit
5. Night Trap
6. Corpse Killer
(sumber)
Untungnya Sega 32x CD masih kompatibel dengan game-game Genesis dan cartridgenya bisa langsung dipasang tanpa melepas module 32x.
Spoiler for Number 4:
3DO
3DO memiliki konsep yang berbeda dengan console lain. Tidak seperti Nintendo dan Sega yang memproduksi hardware consolenya sendiri, 3DO mengembangkan spesifikasi sistem dan menjual spesifikasi tersebut kepada company lain. 3DO adalah salah satu console pertama yang mengadopsi teknologi CD, dan versi paling populer adalah buatan Panasonic (gambar diatas).
Dari spesifikasi dan kekuatan prosesornya 3DO terdengar sangat menarik, sayang teknologi CD belum matang saat itu dan tidak banyak developer yang berminat untuk mengembangkan game di console ini.
Console-console 3DO saat pertama kali release dibanderol pada kisaran harga $600, setara dengan Sega 32x CD komplit.
Dengan teknologi yang begitu maju dan hardware yang powerful, library game 3DO tidak mengesankan gamer. Beberapa title yang cukup terkenal (karena keburukannya) adalah Way of the Warrior (didevelop oleh Naughty Dog yang juga mendevelop Uncharted series), clone dari Mortal Kombat dan Plumber don't Wear Ties.
Spoiler for Plumber Don't Wear Ties:
Walau demikian 3DO juga mendapatkan game-game dengan review bagus, yaitu Super Street Fighter II Turbo yang dinilai sangat mendekati kualifikasi "arcade perfect", Killing Time, sebuah clone dari Doom bertema horror dan Road Rash, game balapan motor dengan bumbu perkelahian. Sayang semua game ini tidak dapat menyelamatkan 3DO dari kehancurannya.
Spoiler for Number 3.5:
Phillips CDI
CD-I patut dibahas pada list ini juga. Namun karena kemiripan dengan 3DO Phillips menempati urutan 3.5 disini. Mirip dengan konsep yang diadopsi oleh 3DO, dimana perusahaan lain boleh melisensi spesifikasi CDI, Phillips CDI menjadi console yang mengalami nasib yang lebih buruk dibandingkan 3DO.
Dikarenakan Phillips berusaha menghindari persaingan langsung dengan console-console besar pada masa itu, Phillips memarketkan CDI sebagai produk untuk hiburan keluarga (family entertainment), bukan sebagai game console.
Hasilnya CDI lebih banyak dipenuhi dengan "interactive media" (misalnya ensiklopedi, buku digital dan semacamnya) dibandingkan dengan game. Yang lebih menyedihkan lagi, usaha Phillips untuk membalikkan reputasi CDI sebagai game console gagal total. Salah satunya dengan menggunakan lisensi dari Nintendo.
Spoiler for Zelda CDI:
Itulah mengapa sebabnya agan juga bisa menemukan game-game Zelda dan Mario pada console ini. Namun karena tidak dikembangkan oleh Nintendo sendiri, game-game Zelda dan Mario pada console ini sangat berantakan dan nyaris unplayable. Singkatnya membosankan atau memang sangat sulit untuk dimainkan.
Spoiler for Number 3:
Atari Jaguar
Atari sudah mempunya nama besar di awal tahun 70 dan 80an dengan Atari 2600 yang meraih kesuksesan membawakan videogame ke ruang keluarga. Tahun 90an Atari berusa ikut bertarung dalam kancah console war yang didominasi oleh Sega (Genesis/Mega Drive) dan Nintendo (SNES) dengan console yang dinamakan Jaguar.
Sebenarnya Jaguar sendiri adalah mesin yang cukup powerful, namun beberapa hal yang menyebabkan Jaguar tidak laku di pasaran. Yaitu pertama marketing campaign yang menganggap consumernya bodoh. Dengan tagline "Do the Math", dimana Atari membandingkan "16 bit" dengan "64 bit". Kedua, controller yang disertakan sangat tidak nyaman, lengkap dengan keypad 0-9 dan tanda * serta tanda #. Ketiga, tidak banyak developer yang mau mengembangkan game di console ini, yang mengakibatkan Jaguar sampai detik ini hanya memiliki 50 game di librarynya.
Spoiler for Number 2:
Ouya
Console yang ini berbeda dengan console-console yang telah dibahas sebelumnya, yang rata-rata berkisar pada tahun 90'an. Ouya berhasil meraup crowdfunding sebesar $8.500.000,- dari Kickstarter campaign mereka. Console mini berbasis Android ini terlihat menjanjikan, terutama karena harganya yang murah dan tidak boros tempat.
Beberapa hal yang menurut ane pribadi menyebabkan kegagalan Ouya yaitu basis Android. Kalo agan punya HP Android setidaknya yang mid-end, itupun sudah bisa dijadikan "console". Misalnya menggunakan HDMI ke USB C cable atau fitur casting seperti chromecast dan semacamnya. Untuk controller, banyak controller bluetooth murah yang bisa agan pakai.
Kedua, library exclusive Ouya yang sangat menyedihkan. Console exclusive ini biasanya yang menjadi andalan untuk mendorong penjualan consolenya sendiri. Kalo ngeliat PS4, agan bisa main Uncharted, The Last Of Us, God of War dan yang baru release Marvel's SpiderMan. Sedangkan Ouya? Well, jelas game yang berjudul "Just Rain" hanya bisa agan nikmati di console ini.
Spoiler for Just Rain:
Agan yang terlanjur memiliki console ini bisa melakukan flash menggunakan custom rom, misalnya dari XDA Developers. Tapi tetap harus diingat bahwa agan tidak bisa menelepon menggunakan console ini ya.
Spoiler for Number 1:
Nintendo Virtual Boy
Akhirnya kita sampai ke nomer 1 sodara sodari abang none kakek nenek sekalian
Salah satu alasan Nintendo masih memegang posisi yang cukup kuat di pasar console saat ini itu karena mereka selalu bereksperimen dengan hardware mereka, Tanpa controller SNES kita ga akan menemui controller yang menggunakan "shoulder button" saat ini. Tanpa controller N64 kita ga akan menemui controller yang dilengkapi dengan joystick.
Nintendo paling banyak meraup kesuksesan dalam kancah mereka di dunia handheld console seperti Gameboy, Gameboy Advanced dan 3DS misalnya. Kesuksesan ini mereka raih karena keberanian mereka untuk bereksperimen dengan hal-hal baru. Sampai hari ini kita pun masih disuguhi dengan inovasi Nintendo yang mengambil jalur lain dibandingkan bersaing head-to-head dengan PS4 dan XBox One, yaitu Nintendo Switch.
Namun tak ada namanya kesuksesan tanpa kegagalan. Kenalkan Virtual Boy. Salah satu usaha awal membawakan Virtual Reality ke dalam rumah. Pada masa ini Virtual Reality memang sudah mulai dikembangkan, namun teknologinya belum memadai dan masih termasuk mahal. Karena itu Nintendo berusaha memotong biaya dengan memberikan layar monochrome yang hanya terdiri dari warna merah dan hitam.
Virtual Boy jelas ditakdirkan untuk menjadi bahan cemoohan. Dengan menggunakan brand "Boy" dibelakangnya, sudah jelas seharusnya Virtual Boy mengedepankan portabilitas seperti layaknya seri Game Boy, namun Virtual Boy harus dimainkan diatas alas yang kokoh karena kaki Virtual Boy terkesan sangat ringkih. Agan juga harus "mengintip" ke layar Virtual Boy yang mana akan menyebabkan posisi bermain yang sangat tidak nyaman.
Tidak hanya itu, efek stereoskopik dan warna merah yang mencolok bisa menyebabkan sakit kepala dan mata pada penggunanya.
Pada akhirnya Virtual Boy hanya memiliki 22 title game di seluruh librarynya hingga detik ini, lebih parah dibandingkan Jaguar.
Pada akhirnya yang sekonyol apapun, segila apapun dan sepowerful apapun spesifikasi hardware console yang ditawarkan, game library yang akan menentukan life cycle dari sebuah game console. Terbukti dari kegagalan 3DO dan Jaguar yang terlalu membanggakan spesifikasi hardwarenya.
Nah agan punya console-console diatas? Atau ada yang kurang di listnya? Ada info yang kurang tepat? Mau menambahkan? Boleh. Discuss di reply dibawah
Gizmondo
Nokia N-Gage
Apple Pippin
Nuon
Tulisan ane sendiri, berdasarkan show-show YouTube kesukaan ane (AVGN, WatchMojo, LGR, dst) dan Google search
Gambar dari Google Images (sebagian besarnya dari Wikimedia)
Spoiler for BONUS:
Jangan lupa :
Bintang lima
Cendol
Klik Share
Add friend
Diubah oleh exorio 15-09-2018 08:50
0
10.9K
Kutip
47
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!