Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

victimofgip44Avatar border
TS
victimofgip44
Menanti Perang Taipan vs Militer di Timses Jokowi dan Prabowo
Masing-masing pasangan calon capres dan cawapres sudah menentukan ketua tim kampanyenya. Kubu Jokowi hampir dipastikan akan menggandeng Erick Thohir sebagai ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), sementara kubu Prabowo Subianto menggandeng Djoko Santoso sebagai ketua kampanye.

Masing-masing tokoh dinilai memiliki keunggulan. Erick sebagai seorang taipan tentu memiliki jaringan dan pengalaman di sektor ekonomi, sementara Djoko yang merupakan purnawirawan TNI memiliki jaringan dan skill penguasaan teritorial mumpuni di bidang militer. Perang taipan vs militer pun diprediksi akan terjadi di masa kampanye mendatang.

Direktur Eksekutif Parameter Indonesia Adi Prayitno menjelaskan Djoko Santoso pasti akan memanfaatkan jaringan militer yang ia miliki untuk mengambil hati masyarakat. Pesan yang disampaikan adalah bahwa Prabowo adalah pemimpin yang tegas dan keamanan negara pasti akan terjamin bila dipimpin oleh seseorang yang berasal dari kalangan militer.

"Tentu Djoko Santoso sebagai mantan militer, ia akan coba mengkapitalisasi seluruh jejaring yang pernah dia miliki, bahwa Prabowo adalah pemimpin tegas, bahwa di tengah kepemimpinan militer kepemimpinan yang kuat ke depan pasti akan terwujud," papar Adi saat dihubungi kumparan, Kamis (6/9).

Adi pun memprediksi Djoko akan menggunakan isu keamanan dan pertahanan negara dalam strategi kampanye nanti. Seperti maraknya tindakan terorisme selama beberapa bulan terakhir diprediksi akan digunakan sebagai isu bahwa bidang pertahanan dan keamanan di era Jokowi cukup lemah.

"Anggaplah 4-5 tahun belakangan ini kepemimpinan sipil di bawah Pak Jokowi masih ada compang campingnya, banyak begal, kasus hukum, maraknya terorisme seakan pemimpin sipil ini dalam bidang pertahanan dan keamanan agak lemah," tuturnya.

"Jadi itu sebabnya muncul Djoko Santoso itu di Prabowo sebagai upaya untuk menjawab kalau mereka menang akan memberikan rasa aman, minimal tidak ada terorisme, tidak ada pembegalan, tidak ada upaya gerakan separatisme. Jadi pasti itu dimainkan," jelasnya.

Sementara dari kubu Jokowi, Erick dinilai dapat menguntungkan Jokowi dalam isu ekonomi. Sosok Erick dianggap dapat menjadi perwakilan Jokowi untuk menggaet pengusaha muda agar memberikan suaranya kepada Jokowi.

"Ada Erick Thohir kan untuk menambal salah satu kekuatan sektor ekonomi Jokowi. Seakan-akan Jokowi ingin mengatakan kepada publik semua pengusaha muda yang produktif dan (memiliki) masa depan cerah itu jadi bagian dari timnya Jokowi ke depan, sebagai lawan tanding dari siasat Sandi yang ke mana-mana sekarang mulai mengkampanyekan isu ekonomi dan pemilih milenial," ujarnya.

Meski demikian, bukan berarti Jokowi tidak unggul di militer. Adi mengungkapkan di kubu Jokowi ada banyak anggota TNI yang masih aktif maupun yang tidak aktif, yang masih memiliki pengaruh kuat. Sementara di kubu Prabowo, jaringan militer yang ia punya tidak begitu signifikan untuk membantunya di Pilpres 2019.

"Betul Prabowo (dari kalangan) militer. Tapi kan dia militer yang udah pensiun lama. Kalau punya jaringan hanya jaringan biasa yang tidak signifikan kalau mereka akan jadi bagian dari Prabowo," tuturnya.

Di kubu Prabowo, meski Djoko tidak bisa meng-cover isu ekonomi yang merupakan salah satu hal yang penting untuk dimainkan di kampanye, namun ada bakal cawapres Sandiaga Uno yang dikenal sebagai pengusaha sukses, yang bisa merangkul isu ekonomi saat kampanye nanti.

"Dari sisi ekonomi, misalnya, belakangan Sandi memang terkesan leading dan unggul karena dia pengusaha sukses, muda dan enggak banyak bicara, tapi dia sudah blusukan ke mana-mana. Orang kalau bicara ekonomi enggak usah banyak-banyak ceritalah. Sandi kan begitu, seakan-akan enggak ada jawabannya di Jokowi dan Ma'ruf Amin. Sebab itu dimunculin Erick Thohir sebagai lawan tanding," pungkasnya.


https://m.kumparan.com/@kumparannews...84564143714358

Orang orang yang merapat mendukung kodok kebanyakan orang yang berkasus untuk menyelamatkan diri.

Tanoe berkasus
RK dengan kasus stadionnya
JK dengan kasus PLN Riau
Thohir dengan kasus dana Asian Games
TGB dengan kasus korupsinya
Dll


Yang tidak berkasus dan tidak mau merapat dihajar dengan fitnah.

Contoh Demokrat dihajar dengan berita fitnah pakai media China.

Quote:
Diubah oleh victimofgip44 17-09-2018 04:30
1
3.5K
47
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.3KThread41.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.