Pembangunan gedung kelembagaan riset kelautan Pangandaran Integrated Aquarium and Marine Reseach Institute (PIAMARI) atau akuarium raksasa yang terletak di Desa Babakan, Kecamatan Pangandaran terhambat. Pasalnya, progres pembangunan yang seharusnya hingga akhir 2017 sudah mencapai 15 persen, namun hingga saat ini di bulan Februari 2018 baru bisa mencapai target tersebut.

Seperti yang diungkapkan pelaksana PT. Amarta Karya (Amka), Made Rai, pembangunan PIAMARI yang dibangun Kementrian KKP RI tersebut, seharusnya pada November 2017 progresnya sudah mencapai 15 persen di tahun anggaran 2017. Alasan terhambatnya progres tersebut ia menyebutkan karena terkendala pengangkutan material yang melewati jembatan bailey.

“Pembangunan PIAMARI ini menggunakan APBN multi years dua tahun, yakni tahun 2017 dan 2018 dengan total sekitar Rp. 176 miliar. Progres yang sampai saat baru mencapai sekitar 15 persen ini pada pekerjaan pemasangan dasar seperti pengarugan tanah dan pemasangan pancang,” jelasnya kepada HR Online belum lama ini.

Ia menambahkan, bahwa dalam pelaksanaan tersebut pihaknya melibatkan personil ahli pada pengukuran yang terdiri dari 3 tim, pelaksana 3 orang (peralatan, enginering, dan progres) dan drafter 2 orang.

Meskipun sedikit terlambat dari target yang direncanakan, namun ia memastikan proses pekerjaan proyek di kawasan edukasi konservasi mangrove bulaksetra tersebut terus berjalan sebagaimana gambar proyek.

“Kita bekerja sesuai dengan gambar, jadi mengikuti saja pekerjaannya mengalir berdasarkan panduan di buku site plan,” jelasnya.

Saat HR Online menghubungi pelaksana lain dalam proyek tersebut yang memiliki kewenangan, justru tidak memberikan keterangan lebih lanjut soal penjelasan keterlambatan tersebut dan beralasan bukan kewenangannya. (Mad1/R6/HR-Online)

sumber

Perencanaan gak sesuai realita lapangan... Jadilah calon candi peninggalan rezim now.