Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

hakuverianAvatar border
TS
hakuverian
HFAW - 04. Aku Di Dunia Baru
Heroes From Another World (Chapter 04) - Aku Di Dunia Baru

Jangan Lupa Buka Lapak Resmi ku di Wattpad yak ^^

Matahari telah menyingsing ke barat, Aku dan Lily berjalan menuju Kota Rine. Selama perjalanan ini aku selalu melihat beberapa kereta kuda melintas melewatiku dan itu pertama kalinya aku melihat kereta kuda.

Kebanyakan dari mereka menuju tempat yang sama denganku yaitu kota Rine.

Saat aku melamun, sebuah kereta kuda melewatiku dan berhenti setelahnya tepat di depanku.

Kereta kuda itu terlihat kokoh dan elegan, sepertinya kereta itu hanya dimiliki oleh orang kaya. Semua bagian kereta itu terkesan mewah, desainnya cukup bagus dan rapi. Dari dalam kereta kuda itu keluar seorang pria.

Seorang pria kira-kira berusia dua puluh lima atau lebih menuruni tangga kereta dan menghampiri kami.

Wajahnya tidak terlalu tampan dan sepertinya dia orang berada. Saat pria itu keluar entah mengapa Lily mundur sedikit dan wajahnya terlihat tidak suka.

"Oh Lily-chan, lama tidak berjumpa. Kebetulan sekali aku baru sampai di kota Rine ini. Kau tahu, aku baru saja menyelesaikan Akademiku loh, seharusnya kau juga ikut Akedemi bersamaku tapi sayang sekali ...."

Dengan mengatakan kalimat yang tidak jelas, dia berjalan menghampiri kami.

Sekilas aku melihat ke arah Lily sembari bertanya-tanya apakah dia kenalannya ? Namun apa yang aku dapati bahwa ia hanya tersenyum yang sepertinya di paksakan.

Pria itu berhenti satu meter dari Ku, maksudku dari Lily.

Aku menatapnya dan kebetulan dia juga menatapku. Dia lebih tinggi dariku sekitar satu kepalan tangan orang dewasa. Namun wajahnya terlihat tidak menyenangkan.

Pria itu melihatku seakan sedang mencibir dan kemudian di alihkan kembali pandangannya menuju Lily.

"Lily-chan, siapa orang di sebelahmu itu ? "

Mendengarnya dia bicara seperti itu membuatku sungguh kesal. Nada bicaranya menyatakan seolah-olah aku hanyalah seekor kucing di pinggir jalanan.

Aku tidak tahu siapa dia. Tapi di lihat dari sikap arogan dan merendahkannya itu membuatku untuk memberikan kesan buruk mendalam padanya.

"Dia adalah Haku onii-san ... sama, dia kakak ku. Aku baru saja bertemu dengan Haku onii-sama di hutan Amberus tadi."

Mendengar apa yang di katakan Lily, wajahnya langsung melunak dan memasang senyum palsu- wajah tanpa dosa seketika.

Aku bertanya-tanya, kemana wajah mencibir dan penuh hinaan tadi ?

Tahu sifat sesungguhnya dari pria di depanku, sifat antipati dan waspada terukir di hati ku untuknya.

"Oh, andakah kakaknya Lily. Aku baru tahu Lily memiliki seorang kakak. Pantas saja wajah kalian agak mirip."

Aku hanya mengangguk ogah-ogahan dan mengiyakan apa yang dia katakan.

Tapi sungguh ! Sejujurnya aku tak menyangka Lily akan mengatakan aku ini sebagai kakaknya dan itu membuat ku terkejut.

Dan apalagi dia menyebutku Onii-sama ?!

"Kita belum berkenalan."

Pria ini langsung membungkuk seraya meletakkan tangan di dada dan tangan kiri di punggung. Tata cara perkenalan formal pada era abad pertengahan, sama seperti yang Roy lakukan.

"Saya adalah Ravel Monircuel, anak ke-tiga dari keluarga Monircuel. Ayah saya adalah tuan tanah dari kota Rine."

Seperti dari sifatnya, dia mengatakannya dengan nada sombong. Bahkan dia sempat tersenyum saat menundukkan kepalanya. Tentunya senyum yang berbeda dari senyum yang dimiliki Roy meski dia selalu melakukan poker face.

Aku sebenarnya tak mau lebih lama lagi bicara dengannya.

Semakin lama berbincang denganya akan semakin buruk untuk kesehatan mental ku.

Tapi tidak ada salahnya untuk saling mengenal. Toh, barang kali di masa mendatang aku dapat memanfaatkannya.

Aku melakukan gerakan perkenalan yang sama dengan fasih. Saat aku melakukannya entah mengapa aku merasa sangat canggung dan agak memalukan.

"Saya adalah Haku Verian. Saya adalah kakak dari Lily. Nama keluarga saya dengan Lily berbeda karena kami memiliki ibu yang berbeda. Kami baru bertemu hari ini setelah sekian lama tak berjumpa selama saya melakukan pembelajaran di sebuah akademi."

Di saat aku sedang berakting dengan mengikuti arus yang ada, perasaan aneh datang dari sebelah kiriku.

Disana aku dapat melihat Lily melotot ke arah ku. Aku tidak tahu kenapa ia terlihat kaget seperti itu. Apa aku melakukan sesuatu yang salah ?

"Hoh, sudah saya duga anda adalah kalangan terpelajar sama seperti saya. Hmm... pakaian yang anda kenakan juga terkesan berkelas, apakah itu pakaian Akademi yang biasa anda kenakan ? Ngomong-ngomong soal akademi, akademi mana yang anda masuki ? Saya belum pernah melihat pakaian Akademi sebagus dan serapih itu. Apa yang Lily kenakan itu juga milik anda ? Semua pakaian itu pasti mahal. Hmmm, apakah kau menjualnya ? Jika iya berapa harganya ? Berapapun akan ku beli ! "

Dia terus menanyaiku tanpa memberi kesempatan untuk menjawab pertanyaanya sembari terus memperhatikan keseluruhan pakaian ku.

Berhentilah bertanya, kau seperti pelayan toko !

Aku tidak tahu apakah pakaian nilai terlihat sangat bagus ? Menurutku ini adalah pakaian sekolah yang terlihat normal bagaimanapun caranya kau memandang.

Tapi mungkin ini bisa di jadikan alasan lain juga....

" Yeah, ini adalah pakaian Akademi. Akademiku berada jauh di negara paling timur. Yang Lily kenakan juga milikku, namun aku sudah memberikan untuknya dan pakaian ku tidak di jual."

"Timur ? Begitu ya, sayang sekali." Dia menghela napas. " Tapi siapa peduli ? Sepertinya kalian ingin kembali ke kota, bagaiamana jika ku beri tumpangan ? "

Dia mau memberikan tumpangan ? Ternyata masih ada sisi baik yang dia miliki sebagai nilai tambah buatnya.

Yeah, selama dia tidak kurang ajar tidak apa sih.

"Umu, baik- ugh... "

Kakiku di injak Lily. Aku berusaha agar tidak berteriak seraya melirik ke arah Lily yang tersenyum kemudian langsung bicara. Itu sakit sekali....

"Aku dan Haku onii-sama ingin berjalan saja. Haku onii-sama ingin menikmati suasana saat ini setelah lama di Akademi. Iya kan Haku Onii-sama ?"

Aku tidak berpikir seperti itu.

Aku sudah cukup lelah berjalan dari tadi tahu (Itu bohong, bahkan sampai saat ini aku tidak merasakan letih).

Tapi aku tak tega melihat wajah memelas Lily, aku terpaksa harus membuang ego Ku. Pasti ada alasan kenapa Lily tak mau menerimannya, dia lebih tahu dari ku.

"Ah, benar. Aku ingin menikmati suasana sekitar setelah sekian lama berada di penjara yaitu Akademi."

"Begitu ya. Baiklah, jika itu keinginan Haku-san. Kalau begitu saya permisi dahulu Lily - chan, Haku-san."

Ravel langsung memasuki kereta kuda seraya mengucapkan kata "Sampai jumpa" kemudian pergi.

Setelahnya kereta mulai menjauh, Lily menghela napas seperti telah menanggung beban yang berat.

Dia melihat ke arahku sembari memasang wajah menyesalnya.

"Maafkan aku Haku-sama, aku tidak bermaksud menginjak kaki Haku-sama tadi."

"Tidak apa-apa, kau pasti juga memiliki alasan. Siapa sih orang sombong itu ? Ah, kau juga tak apa bila kau memanggil ku Onii-sama."

Aku berdecak pinggang seraya melihat kereta kuda milik Ravel yang mulia mengecil.

"... Dia adalah orang yang menyebalkan. Dia sangat ingin menikah dengan Lily, bahkan dia sempat memojokkan ku untuk menikah dengannya, tapi Lily berhasil menolaknya."

Kalimatnya benar-benar seperti mencibir, pandangan matanya juga menyipit. Lily sepertinya benar-benar tak suka dengan orang itu.

Tapi ngomong-ngomong soal menikah, bukanya Lily masih kecil ? Apa kah di sini tidak ada yang namanya polisi ?

" Begitu ....Ya sudah, ayo jalan lagi "

Lily menganggukkan kepala dan kami melanjutkan perjalanan kembali. Sementara itu, di kepalaku terus memikirkan tentang cara mencegah kejahatan pada anak kecil di dunia ini harus di atasi segera mungkin.

❂ ❂ ❂ ❂

Akhirnya kami sampai di depan gerbang Kota Rine. Jika kau melihat kota Rine dari luar gerbang, maka kau hanya akan melihat dinding batu yang tinggi.

Kota Rine adalah sebuah kota kecil yang berada di wilayah bagian selatan Kerajaan Segharia. Kota ini di kelilingi oleh dinding tembok setinggi 30 meter yang memiliki gerbang di setiap bagian barat, timur dan utara.

Klik Disini untuk Cerita Lainnya di Wattpad

Kota ini biasanya sering di jadikan tempat istirahat para petualang dan pedagang setelah berpergian cukup lama yang mengakibatkan kota ini cukup ramai di saat-saat tertentu. Bisa dibilang cukup makmur untuk sebuah kota perdagangan.

Hal ini di pengaruhi oleh kondisi geografis kota ini sendiri sih.

Namun Lily mengatakan belakangan ini keadaan kota sedang mengalami keterpurukkan yang di sebabkan oleh wabah tikus.

Hasil panen yang biasanya melimpah kini mulai berkurang kualitasnya, bahkan beberapa tanaman gandum rusak dan para penduduk jatuh sakit. Semua ini di sebabkan oleh wabah tikus.

Mengetahui hal ini, lantas Earl kota Rine memberikan misi darurat kepada para petualang untuk menghentikan wabah tikus. Namun sejauh ini belum membuahkan hasil meskipun hadiahnya cukup besar. Paling tidak, kota bertambah ramai.

Aku bersama Lily berjalan menuju gerbang kota bagian barat yang di jaga oleh dua orang prajurit.

Saat tiba di depan gerbang, salah seorang prajurit mendekati kami dan langsung menghadang kami dengan tombak panjanhnya. Prajurit berambut kuning itu melihat ke arah Lily kemudian ke arahku seraya memincingkan mata.

"Siapa yang kau bawa itu dik Lily ?"

"Dia adalah kakak Ku. Haku onii-sama baru datang dari Akademi dan kebetulan bertemu denganku. Jadi sekalian saja aku ajak ke rumah."

Si prajurit itu menatapku curiga.
Sekilas aku melirik ke Lily, dia berkedip berkali-kali dan aku tahu apa artinya. Aku menganggukkan kepala dan tersenyum.

"Benar, aku adalah kakaknya Lily. Aku baru saja kembali dari Akademi dan bertemu dengannya di hutan tadi saat perjalanan kemari."

"Huh, aku kira kau tidak memiliki seorang kakak, meskipun bisa di bilang kalian agak mirip sih."

Wajah prajurit itu melunak.

Dia memandangku dari atas ke bawah kemudian bergumam. Aku tidak tahu apa yang dia gumamkan namun sepertinya bukan masalah besar.

Melihat reaksi Lily yang seperti biasa kepada prajurit ini, aku pikir orang ini tidak sama dengan Ravel, jadi aku bisa tenang.

"Baiklah, cepat masuk. Katakan pada kakakmu agar jangan membuat masalah. Kau tahu bukan, saat ini kota sedang dalam keadaan terpuruk. Mungkin kakakmu itu bisa menghentikan wabah tikus menjengkelkan ini dengan pengetahuannya. "

"Tentu saja Zii-san. Ayo, Haku onii-sama."

Lily menarik ujung pakaianku dan pergi memasuki gerbang. Aku mengikutinya tanpa berkutik apapun dan hanya menganggukkan kepala.

Saat memasuki kota, aku melihat deretan rumah putih yang beratap merah.

Rumah-rumah itu kebanyakan terbuat dari batu serta berlantai dua.

Karena keberadaan tembok raksasa, suasana di sekitar terkesan gelap oleh bayang-bayang, hanya di bagian timur dan pusat kota yang tersinar cahaya mentari sore dengan sempurna.

Saat aku menikmati pemandangan klasik kota ini sambil melamun , aku menyadari beberapa orang yang berlalu-lalang sedang menatap kearahku.

Mereka membawa sejenis senjata pedang dan belati di punggung atau pinggang mereka serta memakai armor kulit dan beberapa terbuat dari logam.

Oh ! Ada yang membawa perisai juga.

Ku rasa melihat orang yang membawa senjata itu terkesan hal yang wajar di dunia ini.

Mereka tidak terganggu atau pun merasa takut akan hal ini, bahkan Lily juga.

Tak perlu di ragukan lagi, mereka pasti para petualang ! Apakah aku perlu memiliki senjata ? Mungkin aku harus mempunyainya !

Saat aku melamun, Lily tiba-tiba melepaskan pegangannya dan berbalik ke arahku. Dia menatapku seperti teringat sesuatu.

"Jadi Haku onii-sama tinggal dimana ?"

Pertanyaan yang memutar di otak ku selama di perjalanan kemari akhirnya keluar dari mulut Lily yang langsung menancap di hatiku. Sedikit malu aku menjawabnya.

"Tidak ada, aku tak memiliki tempat tinggal ataupun uang saat ini."

"Eh ?"

Lily terkejut kemudian melihatku seperti kasihan. Mau bagaimana lagi, itulah kenyataannya dan aku sangat malu.

Aku tak memiliki apapun. Uang dari duniaku tidak mungkin berguna di sini. Teman aku juga tidak punya, aku baru datang kesini.

Seharusnya Roy memberiku uang dari dunia ini. Tunggu, seharusnya aku yang meminta !

Kupikir aku harus bekerja. Untuk saat ini aku harus mencari pekerjaan yang layak untuk kondisi ku sekarang.

Mungkin menjadi seorang petualang tidak ada salahnya. Dengan kemampuan ku saat ini kurasa aku bisa melakukannya.

"Ya, karena aku adalah seorang pengembara yang mengikuti kemana arah angin pergi, hal seperti tempat tinggal tetap tidak terlalu aku butuhkan. Hmm, tapi soal pekerjaan untuk mendapatkan uang. Kurasa aku akan berkerja sebagai petualang untuk saat ini. Dengan begitu aku dapat menyewa penginapan murah."

"Kebetulan sekali, Lily juga ingin menuju Guild setelah ini. Kalau begitu ayo kita bersama-sama pergi kesana. "

"Baiklah."

Aku menganggukkan kepalaku dan mengikuti Lily yang terlihat sedang ceria. Kami berjalan sambil mengobrol menuju pusat kota dimana guild berada.

−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−

To be continue...

Thank's for Readings ^^

『Akhirnya bagian ini telah selesai. Jujur saja saya bingung dalam pemilihan kata yang tepat jadi mungkin akan terasa aneh nantinya. Maaf saja karena saya hanya amatiran tanpa memiliki skill menulis sedikitpun sebelumnya. Saya harap bimbingan para pembaca untuk membantu saya agar lebih baik. Saran asin dan Kripik pedaspun juga tidak apa ^_^ 』


Haku Verian (Wattpad)
Suatu hari di tumpukan bantal

Kalau suka jangan lupa vote/like emoticon-Big Kiss nya yak ^^

Cendolnya juga dong, hehhe emoticon-Cendol Gan
anasabila
anasabila memberi reputasi
2
589
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.