Membaca Strategi Jokowi, Berlindung Dibalik Pesona Ulama?
Agustus 24, 2018 12:15


(ilustrasi/aktual.com)
 
Jakarta, aktual.com – Terpilihnya Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebagai calon wakil presiden (Cawapres) mendampingi Jokowi Widodo (Jokowi) selaku calon presiden (Capres) petahana di pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 terus mengundang perhatian publik.

Terutama, membaca strategi Jokowi dan koalisinya memasang ulama untuk memenangkan Pemilu serentak nanti?.
 
Bila menengok pada sejarah Pemilu di 2004 lalu, apa yang dilakukan Jokowi dan koalisinya serupa dengan yang dilakukan Megawati Soekarnoputri saat kembali berlaga dalam pesta demokrasi tersebut.

Ketika itu, juga ada dua kandidat dari unsur tokoh agama yang dipandang tepat untuk mendampingi putri proklamator menjabat kembali RI 1 yang sempat dirasakannya meski sangat singkat, ketika lengsernya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Presiden RI.

Padahal, dalam perjalanan komunikasi politik yang dilakukan Megawati ketika itu, sejumlah calon melamar untuk dipasangkan dengan Megawati, sebagai wakil presiden seperti, Hamzah Haz, Nurcholis Madjid, Hidayat Nur Wahid, Aburizal Bakrie. Bahkan, Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto.
http://www.aktual.com/membaca-ulang-...-pesona-ulama/

--------------------------------


Kisah Musibah Beruntun yang menimpa para ULAMA Pendukung 2 Periode

TGB.
Wilayah NTB dimana dia menjadi Gubernur, bulan ini dihantam gempa tektonik berskala besar sampai ribuan kali. Akibatnya sebagian wilayah  NTB yang dipimpinnya itu, luluh lantak!

Ustadz Yusuf Supendi.
Dia adalah ustadz pendiri PKS, yang kemudian menyeberang ke PDIP. Dia sempat masuk daftar anggota DPR dari PDIP untuk Pemilu 2019 yad. Tugasnya adalah menyebarkan ajaran "Islam Soekarno". Tapi tragisnya, sebelum semua itu terealisir, beliau tewas kena serangan jantung  Padahal menurut keluarganya, beliau tak punya riwayat penyakit jantung.

Prof.Dr. MAchfud MD
Beliau adalah Guru Besar UIN Sunan Kalijogo Jogyakarta. Sempat memimpin  MK, dan jadi menteri Pertahanan di zaman Gus Dur jadi presiden. Beliau juga orang nomor dua di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) pimpinan Megawati. 

Beliau tadinya dijanjikan untuk menjadi Cawapres Jokowi, tapi kurang daei 12 jam sebelum pendaftaran, tiba-tiba namanya hilang dan digantikan KH Ma'rruf Amin. Machmud MD sangat dipermalukan dengan peristiwa pembatalan itu, apalagi dia mengaku sudah disuruh mengukur baju , dan menunggu disebuah warung saat-saat rapat parpol untuk pencawapresan dirinya. Beliau dikhianati PDIP, Megawati dan Jokowi. Dihinakan! Kalau di Madura tempat asalnya dulu, bisa jadi carok hanya gara-gara dihinakan seperti itu.

KH Ma'ruf Amin
Serangan terhadap KH Ma'ruf Amin bukan tidak terjadi setelah dia dipilih mendampingi Jokowi sebagai Presiden. Serangan tentang kondisi kesehatannya yang dibilang sudah sakit-sakitan karena usia yang sudah uzur itu (75 tahun). Juga sorotan terhadap isteri mudanya yang dibilang milenial. Terakhir adalah tudingan dia mengancam Jokowi via NU agar memilihnya saat menjelang pencapresan dulu. Semua itu adalah aib. Dan aibnya dibongkar seperti itu  bagi seorang Ulama adalah ujian berat, meski pun itu bisa saja sekedar fitnah

Ustadz Ngabalin
Ngabalin belakangan kredibilitasnya juga mulai diragukan banyak orang. Apalagi ada sas sus bahwa dia diduga menerima aliran dana korupsi dari Idrus Marham dalam kasus korupsi yang ditangani KPK. Kredibiltas selaku jubir Istana pun mulai diragukan banyak orang semenjak kemarin malam ketika ada acara 'talk show' di sebuah stasiun tv swasta, dia mengutip UU yang salah dan menyampaikannya secara ngawur pulak!