Indonesia memang memiliki wilayah luas namun ternyata rawan dengan gempa, dengan banyaknya kejadian gempa yang sering terjadi di nusantara ini ternyata sudah di perhitungkan oleh nenek moyang kita pada masa lalu dengan banyaknya rumah adat yang tahan dengan gempa.

Memang rumah yang terbuat dari kayu biasanya lebih lekat dengan rumah yang tahan dengan gempa, tapi ada beberapa rumah adat yang memang terbukti di goyang gempa hingga saat ini tetap kokoh berdiri.

Rumah Gadang



Yang pertama adalah rumah gadang yang ada di sumatra barat, rumah ini ditanah asalnya disebut rumah bagonjong. Salah satu karakteristik rumah bagonjong adalah hiasan eksterior bangunan. Ornamen ini berupa ukiran kayu yang menjadi pengisi bidang persegi dan lingkaran di permukaan luar bangunan. Motif ukiran yang umum ditemukan di antaranya berupa tumbuhan merambat, bunga, dan buah. Selain itu, motif-motif geometris segitiga, segi empat, dan jajar genjang (belah ketupat) juga umum ditemukan. Motif-motif ini memenuhi dinding, daun jendela, tiang-tiang, dan daun pintu.

Dibandingkan rumah adat di wilayah timur sumatra rumah adat yang ada di wilayah barat rata-rata kontruksinya lebih tahan terhadap gempa, dan memang Rumah Gadang di Ranah Minang membuktikan ketangguhan rekayasa konstruksi yang memiliki daya lentur dan soliditas saat terjadi guncangan gempa bahkan dengan berkekuatan di atas 8 skala richter sekalipun. Ternyata, rahasianya terletak pada rancangan rangka rumah. Rangka Rumah Gadang dibuat dari kayu. Bentuknyapun dibuat menyerupai sebuah perahu. Ada dua anjungan di ujung kanan dan kiri. Anjungan ini dibuat tanpa tiang penyangga. Akibatnya, rangka kayu bagian atas seperti ditarik ke ujung kanan dan kiri. Karena tanpa penyangga, anjungan ini membuat rangka kayu jadi mendapat beban ke bawah. Dengan begitu, rangka rumah ini berdiri sangat kokoh.

Rumah Gadang juga tidak menggunakan paku sebagai pengikat, tetapi berupa pasak sebagai sambungan membuat bangunan memiliki sifat sangat lentur. Selain itu tiang bangunan bagian bawah tidak pernah menyentuh bumi atau tanah. Tapak tiang dialas dengan batu sandi. Batu ini berfungsi sebagai peredam getaran gelombang dari tanah akibat gempa, sehingga tidak mempengaruhi bangunan di atasnya. Kalau ada getaran gempa bumi, Rumah Gadang hanya akan berayun atau bergoyang mengikuti gelombang yang ditimbulkan getaran tersebut.

Sumber : http://ryanikhsanr.blogspot.com/2015...gempa.html?m=1


Rumah Woloan



Rumah Adat Tradisional Woloan asal Tomohon, Sulawesi Utara memang sudah terkenal hingga manca negara baik itu di Amerika Selatan maupun di timur tengah dan juga kawasan Asia tenggara dan juga Asia Timur serta Australia. Rumah panggung yang terbuat dari kayu berkualitas tinggi memang sangat mempunyai nilai seni yang berkelas, bahkan dengan sistem knock down rumah panggung ini bisa di bawa ke hingga ke luar kota dan juga luar negeri dan yang menariknya rumah adat ini tahan gempa loh gan.

Tak hanya tahan gempa rumah Panggung Woloan dapat berdiri kokoh selama satu abad atau 100 tahun lamanya bila dirawat dengan benar, , bahan bakunya memang sangat awet, yakni pada bagian landasan bawah dan tiang rumah yang lazim menggunakan kayu besi. Lalu bagian dinding, lantai dan plafon menggunakan kayu sejenis nantu.

Sebagai rangka dari rumah ini untuk landasan atau rangka bawah menggunakan kayu besi dengan lebar 9 cm dan tebal 18 cm. Lalu lubang yang dibuat untuk kancingan tak sampai menembus kayu, hanya setengahnya agar menjadi kuat dan juga tak mudah patah

Sedangkan untuk harga rumah panggung Woloan bervariasi, tergantung jumlah kamar atau ruangan. Yaitu dmulai dari Rp 75 juta hingga Rp 250 juta, bagaimana agan tertarik untuk membelinya ?

Sumber : https://lifestyle.okezone.com/read/2...an-tahan-gempa


Rumah Omo Hada



Rumah tradisional di Nias yaitu Omo Hada, merupakan rumah rakyat jelata yang berbentuk persegi. Untuk perlindungan, pintupun dibuat untuk menghubungkan setiap rumah, yang memungkinkan warga desa untuk berjalan di sepanjang teras tanpa harus menginjakkan kaki di tanah, walau ada juga yang terpisah-pisah.

Pada zaman dahulu kala, Imigran yang berasal dari Asia Tenggara mulai menghuni bagian tengah Pulau Nias dan kemudian mengembara serta mendirikan hunian di daerah pedalaman. Namun, mereka tidak dapat bersatu lagi karena tidak memahami perpetaan hingga akhirnya merekapun terpecah menjadi 3 bagian, yaitu wilayah tengah, Selatan dan Utara. Di antara masing-masing wilayah ini, terdapat perbedaan bahasa, kelompok masyarakat, dan budaya. Demikian pula ada perbedaan pada arsitektur bangunannya, namun yang terkenal dari Nias untuk rumah tahan gempanya adalah rumah omo hada, walaupun semua rumah di Nias rata-rata memang tahan gempa.

Keunikan rumah tradisional tahan gempa ala suku Nias ini terletak pada letak tiang-tiang penyangga rumah yang dibuat tidak beraturan hal inilah yang justru menyebabkan Omo Hada menjadi tahan gempa. Dengan menggunakan pasak kayu rumah ini tetap berdiri kokoh dan menjadi salah satu rumah tahan gempa yang ada di nusantara.

Sumber : https://www.viaberita.com/2018/04/me...gempa.html?m=1

Itulah 3 rumah tahan gempa yang saya bisa jabarkan, walau sebenarnya masih banyak rumah adat lain yang tahan terhadap gempa di nusantara. Terlebih lagi untuk wilayahnya yang memang sering terjadi bencana gempa. Hingga datanglah pembaruan zaman dimana rumah dibuat dari beton yang lebih kuat namun tidak tahan terhadap gempa, untuk itulah perlunya pembuatan rumah tahan gempa di wilayah yang sering terkena gempa.

Monggo yang tahu ada rumah adat tahan gempa lainnya bisa di tambahkan, sebelumnya yuk kita seruupuut dolo gan.



c4punk@2018