Menara BCA di Jakarta tampak pada 18 Desember 2016.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) memastikan bakal mengakuisisi dua bank kecil pada September mendatang. Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengatakan aksi korporasi tersebut dapat ditempuh dengan dua opsi strategi.

Strategi pertama, kata Jahja, bank akan mengambil alih satu bank untuk dimerger dengan BCA. Strategi kedua, BCA juga akan mengakusisi satu bank lagi yang akan digunakan untuk pengembangan digital banking.

“Pertimbangan BCA untuk menggabungkan satu bank target akusisi ini untuk memudahkan pengurusan pajak dan SDM," kata Jahja kepada wartawan di Jakarta, Rabu (12/7/2018).

Dengan begitu, BCA hanya perlu fokus pada satu bank target lain sebagai bank digital. Akusisi dua bank ini juga sesuai dengan arahan regulator agar berperan dalam proses konsolidasi perbankan.

Dana akusisi dua bank ini akan digabungkan dengan dana dari pengembangan anak usaha. Pada tahun ini, BCA menganggarkan Rp4,5 triliun untuk pengembangan anak usaha.

"Opsinya, bisa satu kami sedot ke BCA dan satu lagi tetap berdiri independen. Kira-kira proses akuisisi ini selesai dalam dua bulan lagi," ujar Jahja yang belum menyebutkan identitas dua bank target tersebut..

Terkait rencana akuisisi, BCA sudah berkomunikasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara informal. Adapun dua bank yang menjadi incaran BCA ialah bank berkategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) I dengan kepemilikan modal inti di bawah Rp1 triliun.

Jahja menjelaskan, rencana akuisisi tersebut bisa mendukung realisasi perseroan untuk mendirikan bank digital yang nantinya akan fokus kepada layanan jasa sistem pembayaran. Tingginya permintaan masyarakat, khususnya generasi muda, atas transaksi nontunai yang praktis menjadi peluang untuk BCA menggarap segmen bisnis tersebut.

Jahja menyadari kehadiran financial technology (fintech) seperti Go-Pay, T-Cash, OVO, dan TokoCash milik Tokopedia, belum optimal memenuhi kebutuhan transaksi nontunai masyarakat.

"Permintaan masyarakat itu sangat besar, kami memegang prinsip kalau nasabah itu tidak akan loyal pada satu alat pembayaran saja, pasti mereka akan punya opsi lain. Nah ini kesempatan," ucap Jahja.

Sebagai bukti awal keseriusan menggarap bisnis pembayaran digital, BCA memastikan bakal memiliki fitur pembayaran berbasis QR Code paling lambat Oktober 2018 mendatang dalam aplikasi mobile-nya. Jahja mengatakan, pihaknya sudah mengajukan izin kepada Bank Indonesia (BI) yang berwenang dalam regulasi sistem pembayaran.

"Kami perkirakan September atau paling lambat Oktober 2018 izin QR Code ini. Sekarang sedang menunggu izin, kami sudah submit ke BI. Nanti ini akan dipasang pada BCA mobile dan Sakuku," ungkap Jahja.

Perkembangan teknologi yang sangat pesat telah mengubah industri perbankan. Menurut data DBS Group Research, pada 2030 digital banking akan menjadi standar kebutuhan konsumen di samping penyaluran pinjaman.

Dalam riset terbarunya, Indonesian Banks 2018, DBS memperkirakan potensi penggunaan uang elektronik hingga Rp3.000 triliun dan potensi pendapatan sebesar Rp47 triliun dari layanan uang elektronik pada 2030.

Data DBS Group Research menunjukkan bahwa bank di Indonesia telah mempersiapkan produk digital mulai dari yang mendasar seperti internet banking, kecerdasan buatan (artificial intelligence), chatbot, hingga perdagangan keuangan blockchain.

Bank-bank juga mulai membuka aplikasi pemrograman antarmuka (application programming interfaces/API) guna meningkatkan keterhubungan dengan e-commerce dan fintech.

Ke depan, DBS Group Research optimistis layanan perbankan akan lebih banyak berbasis ponsel pintar (smartphone). Ada lima faktor yang mendorong tingkat adopsi ponsel pintar ke depan yaitu harga ponsel pintar murah; data seluler semakin murah karena kompetisi yang ketat antara perusahaan telekomunikasi; efek menular dari sosial media; pendidikan yang lebih baik; dan, meningkatnya transaksi e-commerce.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...dua-bank-kecil

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Amerika tolak resolusi pro ASI

- MK terima gugatan dari sepertiga peserta Pilkada 2018

- Kesiapan menuju Asian Games 2018