- Beranda
- Berita dan Politik
MENGAPA YANG DISOROT JUSTRU JOKOWI, BUKAN ANIES BASWEDAN?
...
TS
predator033
MENGAPA YANG DISOROT JUSTRU JOKOWI, BUKAN ANIES BASWEDAN?
Sumber : Fahd Pahdepie
Setelah menuliskan ini, saya tahu komentar yang akan muncul adalah segala tuduhan bahwa saya pendukung Jokowi atau pendukung pemerintah. Saya tegaskan di awal, dalam soal Asian Games, saya memang pendukung pemerintah! Tak bisa ditawar lagi!
Bisakah kita menepikan sejenak soal politik dan fokus mendukung atlet-atlet nasional kita, termasuk mengerahkan semua tenaga agar Indonesia sukses menjadi tuan rumah hajat besar olahraga se-Asia ini?
Selepas keberhasilan Indonesia menyajikan ‘opening ceremony’ Asian Games dua hari lalu, yang dipuji dunia internasional, publik tanah air masih berdebat soal video aksi presiden Jokowi. Tak lama kemudian, perdebatan lantas bergeser pada satu soal: Mengapa Anies Baswedan, selaku Gubernur DKI, tak disorot dalam pesta dua hari lalu itu? Mengapa segalanya jadi tentang Jokowi—bahkan Wishnutama (creative director Asian Games 2018)?
Klaim bahwa Anies Baswedan tak diberi tempat adalah klaim yang keliru. Sebagai pejabat, Anies duduk manis di tribun VVIP bersama para menteri dan tamu kehormatan lain. Ia diperlakukan sangat layak dan sebagaimana mestinya. Banyak foto yang bisa menjelaskan itu.
Ihwal mengapa rekognisi justru diberikan dunia internasional kepada Presiden? Mengapa Presiden yang justru tampil? Karena memang begitu lazimnya. Ini hajat level benua, negara-negara diwakili oleh kepala negaranya masing-masing—bukan oleh gubernur di kota mana hajatnya diselenggarakan. Saat Piala Dunia digelar di Rusia, yang mendapat sorotan adalah Vladimir Putin, bukan walikota Moscow atau pejabat level gubernur di atasnya, kan? Sesimpel itu.
Apakah itu artinya Anies tak berperan? Tentu saja tidak. Anies berperan penting menyiapkan Jakarta sebagai salah satu kota yang dipilih sebagai venue aneka cabang olahraga—sepenting Alex Noerdin, Gubernur Sumatera Selatan, yang bekerja keras menyiapkan Palembang.
Tetapi memang aktor di balik layar ini tak bisa disebutkan semuanya. Sama seperti hajat pernikahan, yang disebut-sebut melulu adalah nama mempelainya, paling jauh nama orangtuanya, kan? Sepenting apapun kerja kepala EO, juragan catering, atau pihak yang mencetak undangan, yang disorot dalam sebuah pesta pernikahan tetap pengantin dan keluarganya—bukan pemilik gedung! Poin utamanya, semua hajat punya ‘sohibul hajat’-nya masing-masing. Dan harus diakui bahwa ‘sohibul hajat’ Asian Games ke-18 ini adalah Indonesia. Dan jika bicara Indonesia, tentu diwakili Presiden, selaku kepala negara.
Hal-hal teknis di bawahnya pastilah diurus banyak orang: Menpora, INASGOC, Pemprov DKI dan Sumsel, dan lainnya. Bahkan vendor yang menyablon topi atau pembuat pin Asian Games juga ikut berperan. Apa yang jual teh botol di GBK juga harus disebut? Kita semua berperan kok sebagai bangsa. Meski tak harus disebut.
Soal Anies, mengapa diributkan, patut diduga memang di dalamnya ada semacam kecemburuan politik. Ada ketidakterimaan akut yang membuat percakapan publik jadi keruh. Buktinya sepele saja, mengapa hanya Anies Baswedan yang diributkan? Mengapa pendukung Alex Noerdin atau warga Sumatera Selatan tidak ribut gubernurnya ‘tidak muncul’ memberi sambutan atau minimal disebut oleh MC?
Ketika kemarin saya menulis ajakan merayakan Asian Games ini dengan gembira, tanpa kenyinyiran politik, ada yang menantang saya berbicara soal Anies. Kini saya sudah bicara. Dan ini pendapat saya. Saya bahkan ‘haqqul yaqin’ Pak Anies juga mengerti dan akan bisa menerimanya. Pendukungnya saja yang mungkin belum.
Sudahlah, semua berperan, kok. Jangan baperan!
Tabik!
FAHD PAHDEPIE
Sumber : https://www.facebook.com/fahdpahdepi...type=3&theater
Setelah menuliskan ini, saya tahu komentar yang akan muncul adalah segala tuduhan bahwa saya pendukung Jokowi atau pendukung pemerintah. Saya tegaskan di awal, dalam soal Asian Games, saya memang pendukung pemerintah! Tak bisa ditawar lagi!
Bisakah kita menepikan sejenak soal politik dan fokus mendukung atlet-atlet nasional kita, termasuk mengerahkan semua tenaga agar Indonesia sukses menjadi tuan rumah hajat besar olahraga se-Asia ini?
Selepas keberhasilan Indonesia menyajikan ‘opening ceremony’ Asian Games dua hari lalu, yang dipuji dunia internasional, publik tanah air masih berdebat soal video aksi presiden Jokowi. Tak lama kemudian, perdebatan lantas bergeser pada satu soal: Mengapa Anies Baswedan, selaku Gubernur DKI, tak disorot dalam pesta dua hari lalu itu? Mengapa segalanya jadi tentang Jokowi—bahkan Wishnutama (creative director Asian Games 2018)?
Klaim bahwa Anies Baswedan tak diberi tempat adalah klaim yang keliru. Sebagai pejabat, Anies duduk manis di tribun VVIP bersama para menteri dan tamu kehormatan lain. Ia diperlakukan sangat layak dan sebagaimana mestinya. Banyak foto yang bisa menjelaskan itu.
Ihwal mengapa rekognisi justru diberikan dunia internasional kepada Presiden? Mengapa Presiden yang justru tampil? Karena memang begitu lazimnya. Ini hajat level benua, negara-negara diwakili oleh kepala negaranya masing-masing—bukan oleh gubernur di kota mana hajatnya diselenggarakan. Saat Piala Dunia digelar di Rusia, yang mendapat sorotan adalah Vladimir Putin, bukan walikota Moscow atau pejabat level gubernur di atasnya, kan? Sesimpel itu.
Apakah itu artinya Anies tak berperan? Tentu saja tidak. Anies berperan penting menyiapkan Jakarta sebagai salah satu kota yang dipilih sebagai venue aneka cabang olahraga—sepenting Alex Noerdin, Gubernur Sumatera Selatan, yang bekerja keras menyiapkan Palembang.
Tetapi memang aktor di balik layar ini tak bisa disebutkan semuanya. Sama seperti hajat pernikahan, yang disebut-sebut melulu adalah nama mempelainya, paling jauh nama orangtuanya, kan? Sepenting apapun kerja kepala EO, juragan catering, atau pihak yang mencetak undangan, yang disorot dalam sebuah pesta pernikahan tetap pengantin dan keluarganya—bukan pemilik gedung! Poin utamanya, semua hajat punya ‘sohibul hajat’-nya masing-masing. Dan harus diakui bahwa ‘sohibul hajat’ Asian Games ke-18 ini adalah Indonesia. Dan jika bicara Indonesia, tentu diwakili Presiden, selaku kepala negara.
Hal-hal teknis di bawahnya pastilah diurus banyak orang: Menpora, INASGOC, Pemprov DKI dan Sumsel, dan lainnya. Bahkan vendor yang menyablon topi atau pembuat pin Asian Games juga ikut berperan. Apa yang jual teh botol di GBK juga harus disebut? Kita semua berperan kok sebagai bangsa. Meski tak harus disebut.
Soal Anies, mengapa diributkan, patut diduga memang di dalamnya ada semacam kecemburuan politik. Ada ketidakterimaan akut yang membuat percakapan publik jadi keruh. Buktinya sepele saja, mengapa hanya Anies Baswedan yang diributkan? Mengapa pendukung Alex Noerdin atau warga Sumatera Selatan tidak ribut gubernurnya ‘tidak muncul’ memberi sambutan atau minimal disebut oleh MC?
Ketika kemarin saya menulis ajakan merayakan Asian Games ini dengan gembira, tanpa kenyinyiran politik, ada yang menantang saya berbicara soal Anies. Kini saya sudah bicara. Dan ini pendapat saya. Saya bahkan ‘haqqul yaqin’ Pak Anies juga mengerti dan akan bisa menerimanya. Pendukungnya saja yang mungkin belum.
Sudahlah, semua berperan, kok. Jangan baperan!
Tabik!
FAHD PAHDEPIE
Sumber : https://www.facebook.com/fahdpahdepi...type=3&theater
tien212700 memberi reputasi
-2
12K
103
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
671.1KThread•41KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru