Dalam RAPBN 2019 dan nota keuangan yang disampaikan Presiden Jokowi pada rapat paripurna di Gedung DPR-MPR, pekan lalu, pemerintah menganggarkan belanja negara sebesar Rp 2.439,7 triliun, meningkat 10,03% dari perkiraan realisasi belanja tahun ini, atau naik 9,8% dari target APBN 2018.

Adapun pendapatan negara dipatok Rp 2.142,5 triliun, naik 13,07% dari perkiraan realisasi tahun ini, atau meningkat 12,58% dari target APBN 2018. Dengan demikian, defisit anggaran dalam RAPBN 2019 mencapai Rp 297,2 triliun atau 1,84% terhadap PDB, lebih rendah dari target defisit APBN 2018 sebesar 2,19% terhadap PDB. Dalam RAPBN 2019, Transfer ke Daerah dan Dana Desa masing-masing dianggarkan Rp 759,3 triliun dan Rp 73 triliun.

RAPBN 2019 disusun dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5,3%, laju inflasi 3,5 plus/minus 1%, kurs Rp 14.400 per dolar AS, suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) tenor tiga bulan sebesar 5,3%, harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) US$ 70 per barel, lifting minyak bumi 750 ribu barel per hari (bph), dan lifting gas bumi 1,25 juta barel setara minyak per hari (bsmph).

Asumsi pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2019 lebih rendah dari asumsi APBN tahun ini. Dalam APBN 2018, asumsi pertumbuhan ekonomi dipatok 5,4%, namun pemerintah memperkirakan realisasinya hanya 5,2%.

Tahun lalu, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,07%, lebih rendah dari target APBN-P 2017 sebesar 5,2%. Sedangkan pada 2016 dan 2015, pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,03% dan 4,79%, juga di bawah asumsi APBN-P masing-masing sebesar 5,3% dan 5,7%. (hg/az)

http://id.beritasatu.com/home/anggaran-belanja-negara-meningkat-1003/179415


ya iyalah, kan buat modal kampanye