Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang pada hari Kamis (9/8). Sementara rubel Rusiamerosot disebabkan oleh ketakutan atas sanksi, serta dolar Selandia Baru mencapai posisi terendah dalam dua tahun setelah pernyataan bank sentral yang terdengar dovish.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, naik 0,13% menjadi 95,08 pada pukul 07:18 GMT. Dolar AS sedikit berubah terhadap yen, dengan USD/JPY berada di level 111,02 setelah sempat melemah menjadi 110,71 menjelang pembicaraan perdagangan bilateral yang diharapkan antara AS dan Jepang di Washington di kemudian hari.

Euro tergelincir terhadap dolar AS, dengan EUR/USD turun 0,19% menjadi 1,1588. Mata uang tunggal juga sedikit lebih rendah terhadap yen, dengan EUR/JPY melemah menjadi 128,76.

Pound tertekan di dekat posisi terendah dalam satu tahun terhadap euro dan dolar AS, dengan GBP/USD berada di 1,2857 dan EUR/GBP di 0,9011, di tengah kekhawatiran yang meningkat atas prospek Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa adanya kesepakatan perdagangan.

Dolar Selandia Baru melemah tajam, dengan NZD/USD turun 1,16% menjadi 0,6656, level terlemahnya sejak pertengahan Maret 2016.

Penurunan kiwi datang setelah Reserve Bank of New Zealand mengatakan bahwa mereka mengharapkan untuk mempertahankan suku bunga pada rekor terendah selama dua tahun dan membuka pintu untuk penurunan suku bunga jika diperlukan.

Sementara itu, dolar AS melompat ke level tertinggi terhadap rubel Rusia dalam dua tahun, dengan USD/RUB melonjak 1,68% menjadi 66,6500. Mata uang Rusia ditekan lebih rendah oleh kekhawatiran atas prospek sanksi baru AS .


Sumber : Inforexnews