Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

XinHua.NewsAvatar border
TS
XinHua.News
Geliat Pekerja Tiongkok di Morowali: Upah Sama tapi Beda Perlakuan
Isu jutaan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Tiongkok membanjiri Morowali, Sulawesi Tengah, beredar cukup masif dalam beberapa bulan terakhir. Mereka dianggap mendapatkan gaji lebih besar dan fasilitas mewah dari perusahaan yang mempekerjakannya. Namun, penuturan pekerja Tiongkok dan pekerja lokal di Kawasan Industri Morowali tidaklah demikian.

TKA Tiongkok dan pekerja lokal di kawasan industri yang dikelola oleh PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) ternyata mendapatkan gaji yang sama. Sedikit yang tahu soal beratnya hidup TKA Tiongkok di kawasan industri ini. Pengakuan pekerja di Morowali. Bahkan, TKA mendapat perlakuan berbeda dengan pekerja lokal. Beberapa dari mereka mengungkapkan kejenuhannya, merasa terkurung di kawasan industri yang jauh dari hingar-bingar perkotaan dan fasilitas hiburan yang minim.

Lokasi Kawasan Industri Morowali jauh dari hingar-bingar perkotaan. Perjalanan ke kawasan industri ini cukup panjang. Kita perlu menggunakan pesawat dari Jakarta menuju ke Makassar, Sulawesi Selatan. Kemudian berganti pesawat ATR untuk penerbangan ke Bandara Maleo yang berada di Desa Umbele, Morowali. Untuk mencapai lokasi, kita masih harus menempuh perjalanan darat menyusuri garis pantai selama sekitar 2,5 jam.

Tak banyak hiburan di sekitar kawasan industri. Tak ada pusat perbelanjaan, gedung bioskop, atau tempat hiburan lain. Pekerja asing lebih terkekang. Sejak setahun terakhir, pihak manajemen IMIP, membatasi pergerakan mereka. TKA dilarang keluar dari kawasan industri untuk menghindari konflik dengan warga sekitar.



Salah satu pekerja asing asal Tiongkok, Lee Qiang, mengungkapkan kebosanannya selama 7 tahun bekerja sebagai manager pengembangan kawasan. Dia menceritakan suka dukanya bekerja di Indonesia kepada katadata.co.id, saat kami mengunjungi Kawasan Industri Morowali, beberapa hari lalu.

Minimnya hiburan, membuat karyawan yang bekerja di 16 perusahaan di kawasan industri IMIP ini tak punya banyak pilihan. Untuk membunuh rasa bosan itu, dia hanya bisa berolahraga memanfaatkan fasilitas yang tersedia di sekitar kawasan, seperti lapangan voli, futsal, badminton, basket, dan alat kebugaran.

"Banyak orang Tiongkok tidak betah di kerja sini (kawasan industri IMIP) karena keluarga mereka ada di Tiongkok," kata Lee Qiang yang bisa berbahasa Indonesia, meski tak begitu lancar.

Banyak dari teman-teman Lee dari Tiongkok tidak sanggup bekerja di Morowali. Menurutnya, jumlah pekerja Tiongkok terus berkurang setiap saat. Banyak dari mereka bekerja secara kontrak. Setelah pembangunan pabrik selesai, kontraknya habis dan mereka harus kembali ke negaranya. Beberapa pekerja tetap juga ada yang memilih untuk tak kembali ke Morowali setelah mengambil cuti pulang ke negaranya.

Pekerja asing dan pekerja lokal, mendapatkan jatah cuti selama dua minggu setiap tiga bulan sekali. Lee Qiang memanfaatkan kesempatan mudik tiap tiga bulan sekali ini menemui istri dan keluarganya di Tiongkok.

Meski bosan dan jauh dari keluarganya di Negeri Panda, Lee Qiang merasa nyaman bekerja di Indonesia. Selain kondisi cuaca yang bagus dia sudah memiliki banyak teman orang Indonesia yang dianggapnya sudah seperti saudara. Teman-temannya para pekerja Indonesia memanggil Lee Qiang dengan sebutan Arifin. Awalnya, dia tak tahu arti nama ini, sampai ada seseorang yang membertahu artinya adalah orang yang bijaksana.

Para pekerja Tiongkok dan pekerja lokal dari luar Morowali tinggal di mes yang disediakan pengelola kawasan. Beberapa ada yang tinggal di satu mes yang sama dengan TKA. Kamar berukuran 3x5 meter dihuni paling banyak oleh empat orang. Fasilitasnya terbilang lengkap, terdapat kamar mandi, televisi, dan pendingin udara (AC).

Salah satu pekerja asal Indonesia yang tinggal di mes tersebut, Dedy Kurniawan menceritakan tak pernah ada konflik antara pekerja lokal dan pekerja asing, meski tinggal di mes yang sama. "Paling cuma masalah pribadi saja. Sesama orang Indonesia saja sering berantem," katanya.

Pihak pengelola Kawasan Industri Morowali ini mengklaim data per 31 Juli, jumlah TKA hanya ada 10,9% dari total pekerja secara keseluruhan di kawasan tersebut. Dari 16 perusahaan yabg berada di kawasan tersebut, 13 di antaranya mempekerjakan TKA asal Tiongkok. Adapun jumlah pekerja Tiongkok sebanyak 3.121 orang, dari total 28.568 orang yang bekerja di kawasan tersebut.

Meski bekerja dan tinggal di mes yang sama, tapi perlakuan bagi dan aturan bagi TKA dan pekerja lokal berbeda. Perbedaan perlakuan diakui oleh Mulfi, salah satu pekerja Indonesia asal Medan, Sumatera Utara. Menurutnya, pekerja asal Indonesia diperlakukan lebih santai dari pada pekerja asing. Pekerja Indonesia banyak yang bersantai sembari merokok dan bermain telepon seluler saat sedang bekerja.

"Kalau pekerja Tiongkok (melakukan ini), sudah kena Surat Peringatan itu. Kalau merokok juga dikenakan denda Rp 500 ribu," kata Mulfi sembari merokok di tengah jam kerja.

Pihak perusahaan mengaku sengaja melakukan kebijakan yang berbeda, karena mempertimbangkan budaya kerja orang Indonesia. Direktur Operasional IMIP Irsan Wijaya mengatakan, jika pekerja Indonesia diperlakukan dengan ketat, maka akan banyak protes. "Kami pelan-pelan akan terapkan aturan yang tegas," kata Irsan.

Urusan perut, IMIP juga sengaja memisahkan kantin pekerja TKA dengan pekerja di tempat yang berbeda meski hanya berjarak sekitar 200 meter saja. Pihak IMIP sengaja memisahkan kantin tersebut, karena pertimbangan kandungan menu dan kandungan makanan.

Makanan bagi pekerja asal Tiongkok terkadang mengandung babi, haram bagi pekerja lokal yang mayoritas muslim. Untuk TKA yang beragama muslim, mereka makan dengan menu yang sama dengan pekerja lokal. Sedangkan juru masak di kantin TKA, pihak perusahaan sengaja menempatkan orang-orang yang beragama nonmuslim untuk menghormati agama juru masak Islam dan menghindari konflik.

Ketua koki TKA Chai Ming mengatakan selera makan pekerja asal Tiongkok memang berbeda dengan pekerja lokal. Chai Ming yang tak bisa berbahasa Indonesia ini mengatakan, tidak ada bahan makanan impor, semua berasal dari dalam negeri. "Banyak bahan makanan dari Makasar, Kendari, juga lokal di sekitar Morowali,” kata Chai Ming.

Pihak perusahaan sadar akan keperluan hiburan pekerjanya. Untuk itu, mereka sedang membangun mini bioskop dan tempat karaoke di kawasan industri. Selain itu, pihak perusahaan juga sudah mengajukan kepada Pemerintah Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, untuk membangun tempat pembuangan sampah akhir (TPA) dengan menawarkan studi dan rancangan pembangunan. Sudah dua kali diajukan, tapi belum ada respon.

Sepanjang perjalanan yang dilalui ke Kawasan Industri Morowali, memang kerap terlihat beberapa titik tumpukan sampah di pinggir jalan. Ketika mampir untuk makan siang di salah satu warung seafood pinggir pantai, juga terlihat banyak sampah di lumpur tempat pohon bakau tumbuh. Pemakanan umum pun juga tak terlihat sepanjang perjalanan di daerah sekitar kawasan perusahaan. Ada satu-dua pekarangan rumah yabng digunakan sebagai peristirahatan terakhir sanak-saudaranya.

Tempat penting yang kerap dikeluhkan oleh CEO IMIP Alexander Barus adalah keberadaan rumah sakit. Dia mengatakan, klinik yang saat ini ada, sudah tak layak untuk menunjang kesehatan karena selain dimanfaatkan oleh pekerja di kawasan industri, warga sekitar juga menggantungkan kesehatannya di klinik tersebut. Dari daya tampung pasien sebesar 2.000 orang per bulannya, klinik ini dikunjungi sekitar 5.000 orang setiap bulannya.

Tidak hanya meminta kepada Pemerintah Kabupaten Morowali untuk membangun rumah sakit, Alex juga meminta perhatian khusus soal pembangunan rumah sakit kepadaa Staff Kepresidenan Moeldoko dan Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dakiri dalam kesempatan video konferensi pada Selasa (7/8). "Di atas itu semua, ada satu yang sudah kami sampaikan juga ke Kementerian Kesehatan, minta diadakan satu rumah sakit, tipe C juga tidak apa-apa," kata Alex dengan sikap memohon.

https://katadata.co.id/berita/2018/0...da-perlakuan/1

geliat gan
0
2.7K
20
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.