bukan.salmanAvatar border
TS
bukan.salman
Analisis mengapa AHY ditolak Jokowi dan Prabowo

Merdeka.com - Nama Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menurut berbagai lembaga survei layak menjadi cawapres 2019. Elektabilitas AHY cukup tinggi. Beberapa bulan sebelum dibukanya masa pendaftaran capres dan cawapres, AHY sudah melakukan safari politik. Tujuan pertama adalah merapat ke kubu Jokowi.

Berbulan-bulan, Demokrat menjalin komunikasi dengan Jokowi. Beberapa pekan jelang pendaftaran capres, komunikasi itu tidak berbuah hasil. Hasilnya buntu. Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengakui, ada penghalang dirinya masuk dalam barisan Jokowi.

Gagal merapat ke Jokowi, SBY membangun komunikasi dengan kubu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Masuknya Demokrat langsung disambut tangan terbuka. Pertemuan SBY dan Prabowo beberapa kali digelar. Sempat menguat nama AHY yang akan mendampingi Prabowo dalam Pilpres 2019.

Namun konstelasi politik tiba-tiba berubah di hari-hari terakhir pendaftaran capres. Prabowo berubah haluan. Ia tak memilih AHY sebagai pendampingnya. Justru Prabowo memilih Sandiaga Uno sebagai cawapres. Padahal nama Sandiaga Uno sebelumnya jarang terdengar.

Mengapa nama AHY sulit masuk dalam barisan Jokowi dan Prabowo? Berikut analisis pengamat politik dari Charta Politika Yunarto Wijaya:

1. Jalan Tengah
Menurut Yunarto Wijaya, langkah mencoret nama AHY adalah langkah yang tepat. Sebab PKS dan PAN tidak terima jika cawpresnya bukan dari kadernya. Nama Sandiaga Uno adalah jalan tengah. Sama seperti Jokowi memilih non parpol.

"Apalagi AHY kita tau dari partai yang tidak berkeringat buat prabowo. Karena selama ini jadi partai penyeimbang sehingga PAN dan PKS cenderung bisa menerima, kalau tidak non parpol atau berasal dari Gerindra sendiri. Itu menyebabkan kenapa AHY di tolak dan Sandiaga Uno diterima. Sama seperti di kubu Jokowi akhirnya non parpol yang dipilih karena dianggap kalau salah satu kader politik yang dipilih akan mengecewakan parpol yang lain," kata Yunarto saat dihubungi merdeka.com, Jumat (10/8).

2. AHY ditakuti jadi lawan pilpres 2024
Yunarto juga mengungkapkan alasan lain kenapa Prabowo ataupun Jokowi tidak memilih AHY karena bisa menguntungkan AHY pada Pilpres 2024. Pilpres 2019 bisa menjadi batu loncatan bagi siapa saja termasuk AHY. Terlebih AHY sudah disiapkan sebagai pemimpin masa depan dan Pilpres 2024.

"Iya salah satunya itu tadi bahwa termasuk tidak ada kader parpol yang terpilih sebagai cawapres. Mereka semua sedang menata 2024 dan menyadari ketika ada yang menjadi presiden dan wapres itu kan bisa menjadi gratis menuju capres 2024. Sehingga ada kesepakatan antar kubu Prabowo dan kubu Prabowo tidak perlu mengambil kader parpol," jelasnya.

3. AHY dinilai kurang pengalaman berpolitik
Merdeka.com - Alasan lain kenapa AHY tidak jadi dipinang sebagai cawapres, AHY dinilai minim pengalaman berpolitik. AHY pertama kali terjun ke dunia politik setelah mencalonkan sebagai calon gubernur DKI Jakarta tahun 2017 dan itupun kalah. Baru setelah itu dia benar-benar aktif di partai politik setelah menjadi Ketua Kogasma Partai Demokrat.

Apalagi, kata Yunarto, banyak partai politik yang meragukan AHY. Banyak juga yang mengatakan AHY sebagai politisi 'karbitan'. Ini yang menjadikan AHY ditolak di semua kubu.

"Bagaimana seorang mayor belum pernah punya pengalaman main politik bahkan di level DPR kalah dengan pengalaman berpolitik adiknya. kemudian tiba-tiba menjadi cawapres tidak masuk akal. Apalagi ini membuka peluang politisi yang 'dikarbit' betul-betul menapak itu yang menurut saya menjadi perhitungan kenapa mereka ditolak semua kubu," ujarnya.

Sementara dari sisi elektabilitas, nama AHY bisa saja menaikkan elektabilitas Partai Demokrat. "Siapapun yang menjadi capres itu yang bisa menaikkan elektabilitas partainya," katanya.

4. AHY disiapkan untuk Pilpres 2024
Merdeka.com - Setelah gagal maju Pilpres 2019, AHY mengaku akan mempersiapkan diri jika kembali dipercaya maju di Pilpres 2024 mendatang. "Jika lima tahun mendatang ada takdir lain, maka saya akan mempersiapkan itu sebaiknya," kata AHY di rumah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (10/8).

Selain itu, AHY juga akan blusukan ke seluruh pelosok Nusantara. Dia ingin berkomunikasi dan menyerap aspirasi rakyat di daerah-daerah.

"Saya ingin terus menyapa masyarakat di seluruh provinsi di seluruh kabupaten kota dari Aceh sampai dengan Papua. Saya ingin terus melanjutkan kebersamaan yang telah saya rintis sebelumnya. Saya ingin mendengar lebih banyak lagi aspirasi rakyat, generasi muda, kaum perempuan, lintas generasi," kata AHY.

sumber

tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
9.1K
74
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.2KThread40.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.