TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), Djayadi Hanan, berpendapat bahwa pendukung calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi yang kecewa terhadap Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden bisa saja mengalihkan dukungan ke kubu Prabowo Subianto.

Pengalihan dukungan bisa terjadi, kata dia, jika pasangan Prabowo - Sandiaga Uno punya daya tawar yang menjanjikan. "Kalau kubu Prabowo - Sandiaga mampu memberikan daya tawar yang menjanjikan, pendukung Jokowi yang kecewa bisa saja pindah," ujar Djayadi saat dihubungi, Ahad, 12 Agustus 2018.


Namun, kata Djayadi, meski kemungkinan itu masih ada, bukan sesuatu yang mudah bagi pendukung Jokowi untuk pindah ke Prabowo. Djayadi lebih melihat potensi untuk tidak menggunakan hak pilih alias golput oleh pendukung Jokowi yang kecewa ketimbang mengalihkan dukungan.


Djayadi menuturkan kemungkinan beralihnya dukungan belum bisa dilihat saat ini, tapi jika kondisi makin memburuk, hal tersebut bisa saja terjadi. "Kalau untuk golput dilihat secara kualitatif dari reaksi dan sentimen publik hari ini seperti di media sosial, potensi tersebut cukup tinggi," katanya.


Menurut Djayadi, antusiasme pendukung Jokowi juga akan menurun akibat kekecewaan tersebut. Termasuk juga akan mempengaruhi pergerakan para pendukung Jokowi dalam menjaring suara.

Djayadi berujar pendukung atau kelompok yang kecewa umumnya pemilih dari masyarakat menengah di kota serta pemilih yang berpendidikan tinggi. Termasuk juga, kata dia, adalah pemilih dari kelompok pluralisme yang selama ini menjadi pendukung mayoritas Jokowi. "Ini seharusnya menjadi warning negatif bagi Jokowi," ujarnya.

sumber

Musim copras-capres kayak gini banyak muncul pengamat...
menunjukkan bahwa tingkat pengangguran makin tinggi
profesi pengamat semakin menjanjikan