Quote:
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani jadi buruan wartawan saat terjadinya saling ejek antara politisi Demokrat Andi Arief dengan politisi Gerindra Arief Poyuono.
Semua berawal dari kejengkelan Andi yang melihat kenyataan bahwa Ketum Gerindra, Prabowo Subianto memilih Sandiaga Uno sebagai Cawapres ketimbang calon dari Demokrat, yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Andi menuding, masuknya nama Sandiaga akibat permainan uang, dimana PAN dan PKS sudah diberikan 'mahar' masing-masing Rp 500 Miliar agar diam saja memberikan jalan kepada Sandi maju sebagai Cawapres mendampingi Prabowo.
Walaupun Ahmad Muzani terburu-buru dan kerap menghindari berondongan pertanyaan wartawan, ada beberapa pertanyaan yang coba dijawabnya saat dicegat belasan wartawan, Rabu (8/8/2018), jelang tengah malam :
Nama Sandiaga memang benar masuk (Cawapres Prabowo) ?
Muzani :Sampai dengan tadi ada dua nama, pagi, pak AHY dengan Pak Sandi ya kemudian nama itu dikonsultasikan dengan partai-partai koalisi PKS, PAN dan tentu saja Demokrat. Jadi dikonsultasikan dari pagi sampai malam ini dikonsultasikan, hasilnya ya malam ini mau kita putuskan.
Apakah ini artinya Demokrat tak menerima Sandiaga?
Muzani : Ini kan Pak Andi Arief (yang bicara), bukan pak SBY. Nanti saya cek dulu pembicaraan dengan pimpinan teras Demokrat. Karena produktivitas pembicaraan kita dengan Demokrat sangat baik dan bagus.
Wisnu Wardhana datang membawa pesan (dari siapa)?
Muzani : Itu yang saya belum tahu, saya belum masuk. Saya masuk dulu jangan dihadang (dihalangi).
Artinya sebelum keluar dari mulut SBY (batal koalisi), peluang koalisi masih ada?
Muzani : Oh iya dong, peluang koalisi masih terbuka. Pertama, kalau itu betul Sandi belum didaftarkan. Yang kedua, ini masih ada cerita di dua hari ini.
Alasan munculnya nama Sandiaga? Apakah faktor logistik?
Muzani : Nanti saja (kita tanya di dalam).
(BACA JUGA) Koalisi Gerindra-Demokrat Diklaim Belum Batal