TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Jelang perhelatan olah raga terbesar se-Asia, Polri terus mencegah potensi gangguan keamanan di Indonesia.

Kapolri Jenderal Tito Karnavianmengatakan, kerawanan dari segi keamanan sudah diminimalisir.

Satu di antaranya, mewaspadai aksi terorisme di Indonesia. Hingga hari ini, ucap Tito, 200 lebih teroris sudah ditangkap.

"Kita sudah tangkap 242 orang pasca bom Surabaya. 21 di antaranya terpaksa tertembak karena melawan ketika ditangkap dengan barang buktinya. Ini operasi akan terus berlanjut," ujar Tito diPolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (30/7/2018).

Polri bersama TNI mendirikan posko pengamanan di sekitar area dilaksanakannya Asian Games 2018. Personel kepolisian yang memiliki keahlian berbahasa Inggris disiagakan.

Untuk membantu wisatawan mancanegara yang berdatangan demi menyaksikan Asian Games.

Pengamanan juga melibatkan dari berbagai instansi terkait. Misal, Pemadam Kebakaran, Basarnas, dan BNPB.

"Jadi kalau terjadi peristiwa krisis apapun bentuknya maka cepat bisa kita bergerak dengan adanya pos komando gabungan bersama ini karena komunikasi akan lebih gampang," kata Tito.

CCTV atau kamera pengawas pun sudah dipasang di berbagai sudut kota Palembang dan Jakarta. Di Palembang sekitar 600 CCTV, Jakarta sekitar 70 CCTV, dan Bandung 60 CCTV.

Pencegahan kerawanan kejahatan konvensional juga sudah dilakukan dengan melaksanakan operasi cipta kondisi. Untuk memberantas kejahatan seperti copet, jambret, begal, dan lain-lain.

"Ini sudah dilakukan di empat Polda. DiPolda Metro Jaya, Jawa Barat, Banten, dan Sumatera Selatan. Ribuan orang sudah ditangkap, ratusan ditahan. Ini akan terus kita lanjutkan," tutur Tito.



Terimakasih pak Kapolri... Kami pun merasakan Kaskus semakin kondusif dari Nasbung perusuh yang radikal dan meresahkan....



Semoga Asian Games nanti Indonesia tetap aman.....