Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kongkalingkong.Avatar border
TS
kongkalingkong.
Gula Lokal Tak Laku, Petani Tebu Menjerit
SIAGAINDONESIA.COM-Petani tebu rakyat di Ngawi, Jawa Timur menjerit karena gula giling 2018 masih menumpuk di gudang pabrik gula (PG) karena tidak ada pedagang maupun distributor gula berani melakukan lelang gula lokal. Hasil dari proses pelelangan yang dilakukan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) wilayah setempat. Alasanya, Harga Pokok Penjualan (HPP) untuk gula lokal tahun 2018 belum dikeluarkan oleh pemerintah.



Gula Lokal Tak Laku, Petani Tebu Menjerit



Parahnya lagi gula lokal yang notabene hasil produksi petani hingga sekarang ini belum diserap oleh Badan Urusan Logistik (Bulog). Jika dipaksa hanya dihargai Rp 9.100/kilogram sebagaimana HPP gula tahun sebelumnya jelas petani tebu bakal mengalami kerugian besar tidak sebanding dengan biaya produksi maupun biaya tebang dan angkut.

Siman salah satu petani tebu asal Desa Papungan, Kecamatan Pitu, Ngawi yang memiliki sekitar 2 hektar lahan tebu terancam bangkrut. Pasalnya, hingga kini dirinya belum mendapatkan sepeserpun uang dari bagi hasil dengan pihak PG. Baik dengan PG dibawah naungan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) maupun PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Dimana sistem yang diterapkan dalam bagi hasil tersebut 66 persen untuk petani tebu sedangkan 34 persen pihak PG.




Gula Lokal Tak Laku, Petani Tebu Menjerit





“Harga gula tidak ada kepastian sehingga petani tebu tidak terbayar sama sekali. Alasanya dari pihak PG gulanya belum terjual akibat belum ada ketetapan HPP,” kata Siman petani tebu, Selasa, (24/07).


Ulasnya, semua petani tebu yang jumlahnya ratusan orang khususnya diwilayah Kecamatan Pitu kondisinya serba dilema. Selain hasil produksinya menurun juga biaya garap meningkat. Apabila tumbuh normal per 1 hektar lahan tebu akan menghasilkan 800 kwintal sedangkan sekarang turun drastis hanya menghasilkan 400 kwintal. Plus biaya garap meningkat mencapai Rp 10 juta per 1 hektar lahan tebu belum lagi kendala biaya angkut p 16 ribu per kwintal.




Gula Lokal Tak Laku, Petani Tebu Menjerit




“Harapnya pemerintah segera mengeluarkan ketetapan HPP gula jangan sampai petani kecil seperti saya ini rugi. Selain itu pemerintah juga bersikap tegas jangan sampai impor gula dan melakukan operasi pasar terhadap gula rafinasi,” beber Siman. (pr)


http://www.siagaindonesia.com/189583...-menjerit.html


kalau rakyat sudah menjerit pertanda emoticon-Turut Berduka
0
2.1K
20
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.2KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.