Buni Yani menyesalkan tindakannnya yang telah mencelakai Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan cara mengedit video pidato Ahok. Saat itu, Buni Yani tidak menulis kata “pakai” dalam transkripnya yang menyebabkan Ahok dijerat kasus penistaan agama Surat Al Maidah ayat 51 dan divonis hukuman 2 tahun penjara.

Buni Yani mengatakan bahwa dirinya pasca Ahok masuk penjara ditelantarkan oleh oknum yang menyuruh mengedit video tersebut. Buni Yani juga menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia karena perilakunya merupakan perbuatan yang salah.

“Saya sesungguhnya sangat menyesal telah mencelakai Bapak Ahok, dikarenakan saya kini dia harus masuk penjara. Dan kini saya juga sudah ditelantarkan oleh oknum yang menyuruh saya mengedit video tersebut, ” ujar Buni Yani di Jakarta Pusat, Kamis (12/7/2018) seperti yang beredar di media online.

Buni Yani adalah korban dan diperalat oleh permainan politik kelompok yang berambisi mengalahkan Ahok di Pilkada DKI Jakarta. Buni Yani sudah menjadi contoh nyata bagi masyarakat bahwa banyak pihak yang menghalalkan segala cara untuk merebut kekuasaan.


http://atjehsatoe.com/mengaku-menyesal-buni-yani-sebut-ditelantarkan-oknum-yang-menyuruh-mengedit-video-ahok/


Kasus Buni Yani harus menjadi pelajaran berharga agar masyarakat tidak menjadi korban politik dan diperalat.

Sebenarnya, tanpa adanya video editan Buni Yani maka tidak akan terjadi kekisruhan dan demo berjilid-jilid. Agama telah dijadikan komoditas politik dan tameng untuk mengalahkan lawan politik.




uda jadi bubur nyet,bodoh sih lo!