Dalam mencari pasangan hidup, pastinya semua orang menginginkan pasangan yang serasi, pengertian, saling mengerti, meskipun gak sempurna. Yang wanita menginginkan laki-laki yang bertanggungjawab, pengertian, mapan, dan pastinya ganteng. Begitu juga dengan yang laki-laki, pasti yang diutamakan pertama kali adalah cewek yang cantik, lalu bentuk tubuh yang semok, bahenol nerkom mirip gitar spanyol (meskipun mungkin ada yang menyukai tipe biola yang kecil mungil atau mirip bas betot yang untungnya gak perlu beli kasur lagi). Setelah itu barulah penurut, pengertian, setia, dan segudang keinginan yang bagus-bagus terhadap calon pasangannya.

Namun, sejujurnya, gak semua yang nampak indah itu bersih. Dan sebaliknya, gak semua yang bersih itu indah. Disinilah butuh kedewasaan dalam berpikir. Asal cantik, montok, ternyata masa lalunya buruk, bakal jadi kendala dikemudian hari. Sebaliknya, asal ganteng, mapan, ternyata masuk kategori bajing.

Cewek, sekali tercebur dalam arah jalan yang salah, maka sulit untuk keluar. Sekali ternoda, bekasnya akan dibawa seumur hidup. Beda dengan cowok. Mau ternoda ribuan kalipun, asetnya tetap utuh! Gak berkurang sedikitpun. Kecuali digigit kunyuk!

Lantas, salahkah jika seorang cewek yang terlanjur rusak jalan hidupnya, memimpikan dapat pasangan yang hidupnya lurus dan bersih? Masih perjaka (duile bahasanya). Atau kalaupun dapat duda, maka duda itu bukan duda yang doyan k[B]awin cerai. Dan bisa disebut adilkah jika cowok blangsak, bazingan, suka buka botol disana-sini, mencari pasangan hidup yang perawan dan pengertian?

Ataukah cewek yang masuk kategori rusak itu jodohnya harus cowok rusak juga? Atau cowok rusak pasti dapat cewek yang rusak juga?

Bahasan kita ini bukan menyangkut soal agama ya. Kita bahas dalam ruang lingkup keseharian aja. Itukah yang disebut adil?

Ini sama halnya dengan pertanyaan : Janda jatahnya duda. Perawan jatahnya perjaka. Nyatanya banyak duda dapat perawan, atau janda dapat perjaka. Banyak juga cewek rusak dapat cowok bersih, atau cowok blangsak dapat cewek bersih.



Contoh kasus :
Saat ini marak cewek rusak yang hijrah pakai pakaian tertutup dari ujung kepala sampai ujung kaki (bukan pocong ya!). Lalu mereka berharap dapat cowok bersih. Mereka menutup rapat-rapat masa lalunya yang buruk. Syukur-syukur dapat cowok yang gak tau masa lalunya, gak peduli masa lalunya, atau juga tau tapi gak banyak nuntut. Kalau ngomong udah berasa paling bagus, seolah-olah bersih bagai bayi baru lahir. Padahal jelas-jelas dia gak jujur! Menipu diri sendiri.

Begitu juga dengan yang cowok. Sadar dia rusak, tapi maunya dapat cewek yang bersih.

Yang jadi pertanyaan, adilkah begitu?
Gak adakah kesempatan bagi seorang cewek yang hidupnya pernah rusak untuk memperbaiki diri dan jalan hidupnya, mendapatkan pasangan yang baik dan bersih?

Salahkah cowok yang jelas-jelas blangsak mencari pasangan hidup seorang cewek yang bersih?

Atau seharusnya yang rusak tetap harus dengan yang rusak agar yang bagus tetap dapat yang bagus?

Padahal hidup ini pasti berpasangan, dan pasangannya tak selalu sama. Siang dengan malam. Pagi dengan sore. Hitam dengan putih. Lurus dengan bengkok. Bulat dengan kotak.

Kalau yang jelek bisa dan boleh mendapatkan yang bagus, kenapa yang rusak gak boleh dapat yang bersih?



Isi thread hasil pemikiran sendiri.
Sumber dari pengamatan hidup orang lain.
Gambar dari pihak lain yang ada di Google.