Kuat, lincah, ber-skill tinggi, dan memiliki umpan kaki kiri yang akurat, itulah gambaran dari bek kiri Juventus, Alex Sandro. Tiga tahun beruntun membawa Juve Scudetto plus trofi Coppa Italia, ternyata masih belum mampu memuaskan Pelatih Brazil, Tite untuk memanggilnya ke Timnas.
Sebenarnya masalah Alex Sandro bukan pada skill, melainkan pada MARCELO!
Sebagus apapun performa seorang bek kiri Brazil, jika Marcelo masih ada disana rasanya akan sulit digeser. Wajar saya, karena Marcelo sudah teruji meraih banyak gelar juara bersama Real Madrid.
Kalem ya Ndro, masih ada Piala Dunia berikutnya!

Abang ketururan Batak yang satu ini sangat frustasi ketika tidak dipanggil Pelatih Roberto Martinez. Padahal di Serie-A ia selalu menjadi pemain inti AS Roma, bahkan ketika Euro 2016, ia juga selalu menyegel starting-spot di lini tengah. Saking putus asanya, Radja mengambil keputusan kontroversial dengan memilih pensiun dari Timnas Belgia. Sabar ya Bang!

Anak muda yang satu ini tidak terlalu ambil pusing mengenai absennya di Piala Dunia 2018. Maklum, melihat usianya yang masih 22 tahun perjalanan karir internasionalnya masih panjang. Daripada ikut pensiun seperti Radja Nainggolan, Pemain Manchester City ini lebih memilih berlibur dengan kekasihnya ke California. Pelatih Jerman, Joachim Low diambang pilihan memilih Sane atau Julian Brandt, namun akhirnya pilihan jatuh pada Brandt yang dipandang memiliki tubuh lebih atletis.
Pulang liburan jangan lupa fitness ya!

Entah apa yang dipikirkan Didier Deschamp ketika tidak mencantumkan nama Benzema kedalam 23 skuad yang akan berangkat ke Rusia. Padahal Benzema baru saja membawa Real Madrid merai ‘La Decimotercera’. Tidak dipanggilnya Benzema ke skuad Perancis bahkan membuat Zlatan Ibrahimovic geram, sampai-sampai ia bilang bahwa yang seharusnya ada di Piala Dunia 2018 itu adalah Benzema, bukan Deschamp. Ibra saja sampai bilang seperti itu, jadi siapa sebenarnya yang pantas?

Kalau ini sih mungkin sudah tidak mengherankan, dari Piala Dunia 2014 hingga 2018 nama Icardi selalu terlewatkan. Uniknya, pencoretan nama Icardi bukan karena ketidakmampuannya mengolah si kulit bundar, melainkan kelakuannya sebagai ‘Pebinor’ (Perebut Bini Orang). Sudah bukan rahasia jika cinta buta Icardi terhadap Wanda Nara membuatnya nekad untuk merebut Wanda dari rekan senegaranya Maxi Lopez. Akibat kezalimannya tersebut Icardi harus menerima konsekuensi dikucilkan oleh rekan-rekan senegaranya. Bahkan Sang Dewa Sepakbola, Maradona sesumbar bahwa Icardi adalah seorang penghianat dan tidak pantas mengenakan seragam Argentina.
 
Semua yang kau lakukan is Magic!

Kalem, bertalenta, dan kerap menjadi penentu kemenangan, itulah ciri-ciri dari permainan Alvaro Morata. Tapi sayang,  Julen Lopetegui, yang masih menjabat sebagai Pelatih Spanyol ketika itu terpaksa meninggalkan Morata dan lebih memilih membawa Diego Costa. Berbeda dengan pemain-pemain sebelumnya, Morata menyikapi permasalahan tersebut dengan bijak. Melalui akun twitter resminya, Morata mendoakan yang terbaik bagi Timnas Spanyol.
Semoga keikhlasan Morata membuahkan kesuksesan di masa mendatang.