Literasi media pertama kali muncul yaitu belum menggunakan istilah literasi media, namun  menggunakan istilah "sinema literasi" yang dicetuskan oleh John Culkin untuk program pertama kalinya. Dalam belajar literasi media yang pertama kali dilakukan yaitu melalui bahasa. Karena bahasa merupakan pokok dari suatu unsur dalam interaksi sosial.

    Di Inggris, gerakan literasi media sudah dijadikan sebuah kurikulum sekolah yang disebut sebagai Media Education. Sedangkan di Amerika Serikat literasi media sudah gencar dalam ranah sekolah namun, hanya diajarkan dalam ekstra sekolah yang biasa disebut sebagai Media Literacy.

     Sedangkan di Indonesia belum mampu ke ranah negara-negara besar tersebut untuk mewujudkan sebuah literasi media sebagai kurikulum sekolah secara formal. Namun, beberapa organisasi nirlaba sudah mulai bergerak dalam bentuk pemberdayaan komunitas, konferensi, publikasi maupun workshop yang dilakukan dengan berbagai metode disesuaikan dengan audiensnya.

    Literasi media merupakan ruang tarik-menarik antara pendekatan proteksi dengan pendekatan demokrasi. Dimana kedua kubu tersebut memiliki kutub yang berbeda dan keduanya harus dilakukan dalam literasi media. Karena ada suatu kasus yang harus menggunakan pendekatan proteksi dan juga ada yang menggunakan pendekatan demokrasi. Bagaimana bisa menyesuaikan dengan medan lapangan seperti apa. Dan perlu adanya kombinasi pedekatan keduanya. Disini peran literasi media itu ada.

     Konsep kunci dalam literasi media itu sendiri ialah; bahasa media, representasi, institusi, dan khalayak. 

Elemen tersebut berkaitan dan didukung satu sama lain. Seperti halnya institusi bila tidak mendukung adanya gerakan literasi media gerakan tidak akan jalan bahkan tidak diterima oleh khalayak. Yang dipelajari dalam literasi media adalah bagaimana cara media membahasakan sesuatu situasi dan dapat diterima oleh kita. Dengan contoh kasus seperti Hate Speech bilamana khalayak tidak diberi edukasi terkait bahaya Hate Speech maka hal tersebut menjadi suatu budaya buruk yang dapat mengancam keutuhan bangsa dan kemasyarakatan.