Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rhsrofiqAvatar border
TS
rhsrofiq
Aku dan Koleksiku: Buku yang Awalnya "Tuntutan" menjadi Tuntunan



Awal thread ini ane buka dengan kutipan dari Horace Mann yaitu tokoh pendidikan dari Amerika Serikat. Beliau mengatakan "A house without books is a likes a room without windows" yang berarti rumah tanpa buku ibarat sebuah ruangan tanpa jendela. Nah, bisa dibayangin ga gan kalo ada rumah tanpa jendela? Yah, kecuali rumah-rumah di kutub (eskimo) hehehe

 Ada hal yang tak pernah kita lepaskan dari mulai di Taman Kanak-Kanak sampai tingkat universitas bahkan pendidikan yang lebih tinggi. Atau bahkan orang yang tidak berpendidikan juga kadang suka melakukannya. Yaitu membaca. Kegiatan tersebut membuat kita memahami banyak masalah di dunia yag bahkan sama sekali belum diketahui. Hanya dengan buku yang kita pegang dan punyai kita mampu menyelami beberapa sisi di belahan dunia lain.

Sebelum era digital, buku menjadi sumber referensi yang paling mumpuni dan tidak pernah terlepas. Apalagi dalam dunia akademik di pendidikan formal maupun non formal. Bahkan setelah era digitalisasi menyeruak dan mulai mengejawantahkan buku-buku yang masih tetap bertahan sampai saat ini. Bahkan dimodifikasi ke dalam buku elektronik (e-book). Apapun yang terjadi, buku tidak akan hilang dari peradaban, justru akan terus menerus menciptakan peradaban.



Pengaruh keberadaan buku pada akhirnya sampai pada ane dan baru ane sadari setelah ane merasakan kuliah (sebelumnya tidak sama sekali). Saat ane SD, SMP dan bahkan SMA, ane merasa bahwa buku hanyalah sumber masalah dan yang membuat ane tidak bisa berkembang. Ane terlalu  meremehkan buku dan mengernyitkan dahi ketika mendengar orang suka membaca buku, bahkan ane mengolok-oloknya (apalagi novel cinta-cintaan). Buku sumber masalah karena menurut ane seluruh tugas sekolah yang sama sekali tidak berguna (dipikiran ane waktu itu) menekan seluruh imajinasi dan kreativitas ane. Alhasil, dengan semua keterpaksaan dalam belajar itu, ane lulus di jenjang-jenjang pendidikan formal tersebut dengan nilai yang biasa atau sangat amat biasa. Jauh dari ekspektasi, apalagi membanggakan orang tua.

Setelah kuliah, ada hal yang membuat ane berpikir tentang kegunaan buku. Dunia kuliah menuntuk kita untuk belajar, membaca, memahami dan menganalisis sendiri segala hal tentang tema atau subtopik mata kuliah. Dosen hanya menyampaikan apa yang dia mau dan sangat tidak "menyeluruh". Hanya potongan-potongan. Ane jujur mengalami kesulitan dan kebingungan. Apa yang dialami sewaktu sekolah dahulu, sama sekali tidak ada yang bisa diaplikasikan saat kuliah. Semuanya harus dimulai dari awal dan justru itu yang menjadi tantangan tersendiri. Ane jadi mempunyai gairah baru di dalam menyelami dunia pendidikan di Universitas. apalagi jurusan yang ane ambil adalah jurusan SASTRA. 



Mulai dari situ, ane akhirnya mampu mencari dan memahami apa yang menjadi kemampuan dasar ane. Dalam hal pencarian, itu semua butuh proses yang sangat menarik dan melelahkan. Tetapi, ane menikmatinya dengan sangat antusias. Tidak seperti waktu sekolah, kalau dibilang tertekan ya sama-sama tertekan. Namun, di universitas tertekannya berbeda. Ane diwajibkan membaca buku minimal 10 buku dalam seminggu dan nanti akan ada review dari dosen. Itu sungguh berbeda dengan materi sekolah yang sangat luas dan umum. Mungkin karena sudah dijuruskan, maka pendidikan di Universitas menjadi lebih fokus dan menyenangkan menurut ane.

Selanjutnya, dari sepuluh buku itu berkembang menjadi ratusan buku hingga sekarang. Akhirnya yang dahulunya mau tidak mau harus dibeli karena tugas kuliah dan lain-lainnya menjadi koleksi perpustakaan pribadi. Dari ratusan buku itu, ada beberapa yang menjadi favorit. Buku karangan Pramoedya Ananta Toer, Y.B. Mangunwijaya, dan beberapa pengarang lain bahkan ane koleksi berseri. Novel Burung-burung Manyar karangan "Romo Mangun" bahkan menjadi bahan skripsi ane gan waktu S1. Oleh sebab itu, alasan penting dan pengaruh buku terhadap hidup ane yang dulunya tuntutan menjadi tuntunan buat ane.  Yah, tuntunan menjadi ane lebih baik lagi menyikapi hidup ini. Bahkan saat ane buat usaha tetap ane sematkan di sisi-sisi ruangan usaha ane, beberapa buku koleksi kesayangan ane.



Khusus untuk buku-buku sastra, ane seperti memiliki daya imajinasi dan jelajah lebih lagi. Sebab dengan adanya buku-buku sastra itu, ane jadi sadar bahwa ane tidak ada apa-apanya dibanding yang Maha Kuasa. Selain itu, jika ente ngeliat orang atau temen ente yang sombong dengan pamer telah baca satu atau dua buku. Mungkin dia belum sadar bahwa masih ada ratusan bahkan ribuan buku lagi yang harus dibaca dan yang perlu diketahui bahwa orang yang telah banyak baca Buku cenderung bijaksana dan jauh dari kata sombong. Kalau emang temen ente ada ya diingetin aja gan ya. 

Dan memang dengan adanya banyak buku koleksi pribadi, menggerakkan, memberanikan dan memotivasi ane untuk melanjutkan pendidikan di tingkat yang lebih tinggi dan alhamdulillahnya itu tercapai dangan jurusan yang tentunya berbeda. Ane ambil jurusan lain untuk sekaligus menambah wawasan ane juga seperti konsep BUKU di awal thread ini. 



Terakhir, doakan kuliah ane lancar ya gan dan bisa diwisuda lagi kaya di foto. Supaya bermanfaat bagi orang banyak dan bisa jadi tempat diskusi buat agan-agan semua. (kalau ada yang mau) hehe 
emoticon-Shakehand2emoticon-Shakehand2emoticon-Shakehand2

Sumber Gambar:





Polling
0 suara
Lebih tahu Pramoedya Ananta Toer atau Y.B. Mangunwijaya?
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
1.9K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.