Sumber



AKTIVIS Ratna Sarumpaet menentang keras penghentian pencarian korban KM Sinar Bangun oleh Pemkab Simalungun, Somosir, dan Tim Basarnas gabungan.

Ratna mengatakan, saat sampai di Pelabuhan Tigaras, ia masih melihat banyak rakyat menangis di depan matanya.

Menurutnya, penghentian pencarian korban hilang KM Sinar Bangun, akan berdampak buruk pada kelangsungan dunia pariwisata di Danau Toba.

"Dampaknya pada Danau Toba sebagai tempat wisata, orang bisa takut datang ke situ," kata Ratna di Hotel Miyana, Senin (2/7/2018).

"Dari sisi kemanusiaan juga tidak akan bagus. Karena kita kalau ketahuan sama internasional bisa dikecam," sambungnya.

Ratna menuturkan, ia akan meminta kasus ini diangkat ke nasional. Karena tidak perlu dulu membawanya ke internasional, tapi di nasional harus dibahas.

"Enggak bisa Luhut itu seorang diri memutuskan ini selesai atau tidak selesai, seharusnya enggak boleh begitu. Kalau kesan saya tadi caranya evaluasi itu, kayaknya mau diberi kesan sudah dilakukan penelitian, pencarian, dan lainnya," tuturnya.

Ia menambahkan, para petugas dan masyarakat terlihat seperti sudah menyerah. Maka, ia menilai, dibuat seolah-olah bukan Luhut yang berperan.

"Kalau dalam dugaan dan asumsi aku, ini peran pemerintah pusat, ya perannya Luhut. Kalau saya bilang Luhut tuh suruh nyebur ke danau, nyungsep untuk mencari. Kalau ia seorang patriot, prajurit harusnya begitu. Jangan kayak Tuhan gitu, diajak ngomong marah," paparnya.

Terkait tanggapan Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan yang menolak berbicara dengannya, Ratna menganggap mungkin dia terlalu hebat.



Kenapa orang-orang yang merasa suci ini [PANASBUNG] selalu menganggap dirinya mengenal Tuhan lebih dari yang lain? Memangnya Tuhan kalo diajak ngomong marah????

"Kalau saya bilang Luhut tuh suruh nyebur ke danau, nyungsep untuk mencari. Kalau ia seorang patriot, prajurit harusnya begitu. Jangan kayak Tuhan gitu, diajak ngomong marah,"