Sub-genre ini bisa dibilang sebagai konsep horror yang paling kuno dan mendasar.

Rasa takut akan hal yang bersifat paranormalsudah ada sejak konsep kepercayaan dan ketuhanan muncul. Iblis, jin, dan arwah orang mati yang datang dunia gaib yang tak bisa dirasakan oleh indra manusia, mudah digunakan untuk menimbulkan rasa takut penonton. Ini karena kita memiliki kepercayaan bahwa hal-hal mengerikan yang tak kasat mata, sebenarnya nyata.

Film dalam sub-genre ini: Pengabdi Setan, Insidious, Conjuring, Ju-On, Ringu, dll

Sub-genre ini mendatangkan mimpi buruk dan imajinasi mengerikan ke dunia nyata.

Sejak zaman dimana manusia masih berkemah dan berburu, manusia selalu ditakutkan oleh makhluk yang menggeram dibalik kegelapan. Sub-genre horror ini dapat memunculkan monster paling ganas dan berbahaya dari kegelapan tersebut.

Di sini imajinasi manusiajuga dimanfaatkan. Ketakutan akan monster di bawah kasur, dalam lemari dan lainnya direalisasikan dalam bentuk yang sangat menyeramkan. Karena itu juga kengerian sub-genre film horror ini bertitik tumpu pada desain dan kemampuan monster yang dibuat. Protagonis dalam film ini memilki pilihan antara kabur atau melawan si monster.

Namun kategori zombie di sini juga bisa membawa konflik moral dalam cerita, karena monster yang dihadapi dulunya adalah manusia yang dikenal protagonis. Hal ini menyebabkan protagonis kesulitan dalam menghadapinya.



Film dalam sub-genre ini: Rec, Nosferatu, The Thing, Alien, Cloverfield, Don't be Afraid of The Dark, dll

Filosofi dasar sub-genre ini adalah fakta bahwa manusia bisa lebih keji dari setan

Film pembunuhan sangat populer akhir-akhir ini. Akar paling mendasar di sini adalah rasa takut terhadap manusia yang mampu melakukan tindakan keji bagai iblis.  Manusia sudah saling membunuh sejak zaman purba kala, sehingga rasa takut akan ancaman ini sangatlah nyata dan realistis. Hal yang efektif untuk dieksploitasi dalam film.

Ancaman yang muncul di sini cenderung berupa manusia, atau manusia yang mengalami suatu deformitas. Meskipun begitu, mereka digambarkan sulit atau bahkan tidak bisa mati (ini karena studio film mengharapkan sequel).

Film dalam sub-genre ini adalah: Friday the 13th, Halloween, The Strangers, Rumah Dara, dll

Sub-genre ini memanfaatkan konsep yang bisa mentrigger rasa takut manusia.

Sub-genre ini menggali psikologimanusia untuk mentrigger apa yang membuat mereka takut. Jadi, horror film ini tidak disebabkan oleh entitas atau villain yang menyerang protagonis, tapi situasi dimana si protagonis terjebak. 

Ancaman dalam film ini tidak selamanya berupa suatu makhluk. Terperangkap di badai salju, terkubur hidup-hidup, lokasi yang sempit dapat mentrigger rasa panik dan ketakutan manusia. Dalam menampilkan pembunuh pun, film ini tidak perlu memanipulasi desain agar terlihat seram, pembunuh ditampilkan sebagai manusia berakal.

Film dalam kategori ini adalah: Frozen, Buried, Psycho, The Wicker Man, dll

Sub-genre ini menampilkan visual yang membuat kita tidak nyaman dan jijik.

Melihat mayat dan organ manusia adalah hal yang tidak normal untuk orang awam. Film ini memanfaatkan rasa jijik dan muakyang kita rasakan untuk membuat kita merinding. Hal-hal yang membuat kita eneg dan ingin muntah juga ditampilkan sebagai shock-factor.

Tidak sebatas darah, film ini juga menampilkan visual yang tidak wajar dan tabu. Mungkin hal ini dapat mentrigger suatu penolakan pada otak manusia sehingga kita tidak tahan menonton film ini. Tapi, rasa ingin tahu menghentikan kita untuk memejamkan mata dan malah terus menonton film ini. Konflik itulah yang membuat sensasi tidak nyaman saat menonton film gore dan disturbing.

Film dalam kategori ini adalah: Saw, Cannibal Holocaust, A Serbian Film, Human Centipede