1. Oasis Al-ahsa, Lanskap Budaya yang Berkembang, Arab Saudi



Oasis Al-ahsa letaknya berada di semenanjung Arab Timur, dikabarkan Oasis Al-ahsa ini adalah Oasis terbesar yang ada didunia serta terdapat jejak-jejak pemungkiman lanjutan di kawasan Teluk sejak zaman Neolitik. Saat ini situs ini merupakan properti yang terdiri dari 2,5 juta pohon kurma, sumur drainase, mata air, bangunan bersejarah serta situs arkeologi.
UNESCO menyebutnya sebagai "contoh luar biasa interaksi manusia dengan lingkungan".

2. Aasivissuit-Nipisat, Denmark



Terletak di lingkaran Arktik di bagian tengah Greenland Barat, situs ini berisi sisa-sisa sejarah manusia 4.200 tahun silam. Ini adalah lanskap budaya yang menjadi saksi perburuan hewan darat dan laut, migrasi musiman dan warisan budaya ini.

Situs ini termasuk situs arkeologi dari budaya Paleo-Inuit dan Inuit. Lanskap budaya ini mencakup tujuh lokasi utama dari Nipisat di barat ke Aasivissuit. Situs ini menjadi saksi terhadap ketahanan budaya manusia di wilayah tersebut dan tradisi migrasi musiman mereka

FYI:
Kebudayaan Paleo Inuit adalah kebudayaan Dorset yang merupakan kebudayaan manusia artik pertama dimana pada kebudayaan ini dijelaskan Bangsa Inuit menyebut Tuniit (tunggal Tuniq)atau Sivullirmiut (Penduduk Pertama). Menurut legenda, Penduduk Pertama merupakan "raksasa", orang-orang yang lebih tinggi dan kuat dari Inuit tetapi mudah ditakut-takuti. Kini, para ahli meyakini bahwa orang-orang Dorset dan kemudian Thule merupakan orang-orang yang ditemui oleh bangsa Nordik yang mengunjungi wilayah tersebut. Bangsa Nordik menjuluki orang-orang tersebut skrælingi (sebutan orang-orang Nordik terhadap penduduk asli greenland yang ada di Kanada Utara dan Alaska).

3. Kota Tua Pelabuhan Qalhat, Qatar



Situs Kota Tua Pelabuhan Qalhat ini terletak di Pantai Timur Kesultanan Qatar. Situs ini merupakan situs Kota Tua yang dulu menjadi Kota pelabuhan terpenting di Pesisir Timur Arab, dijelaskan juga kota ini menjadi kota perdagangan bagi Tiongkok, Asia Tenggara, India, Afrika Timur dan Semenanjung Arab. Masa Kejayaan dari Kota Tua Pelabuhan Qalhat ini adalah sekitar abad 11 sampai 15 dibawah pemerintahan para Pangeran Hormuz. Menurut UNESCO, situs reruntuhan kota tua itu adalah "saksi dari peninggalan situs arkeologi yang unik."



FYI:
Mungkin Kota ini mirip kaya Old Batavia zaman VOC dulu ya Gan-sis yang dimana dirancang dan difungsikan sebagai kota pelabuhan dan perdagangan, yang saat ini masih bisa dilihat peninggalannya seperti Kota Tua, dan Pelabuhan Sunda Kelapa, mungkin pemerintah DKI bisa nih mengajukan Kota Tua sebagai salah satu Warisan Dunia Baru nantinya. 

4. Kompleks perbatasan Arkeologi Hedeby dan Danevirke, Jerman



Situs arkeologi Hedeby terdiri dari sisa-sisa emporium atau kota perdagangan yang berisi jejak jalan, bangunan, pemakaman dan pelabuhan yang berasal dari abadi ke 1 dan awal abad ke 2. Ini tertutup oleh bagian dari Danevirke, sebuah garis pertahanan melintasi tanah gening Schleswig, yang memisahkan Semenanjug Jutland dari sisa daratan Eropa. Situs arkeologi ini menjadi situs kunci untuk interpretasi perkembangan ekonomi, sosial dan sejarah di Eropa selama zaman viking.

FYI: 
Pada tahun 1897, kota Viking Haithabu yang lama ditemukan di Schleswig di Jerman utara. Penggalian dimulai pada tahun 1900 dan berlanjut sampai hari ini. Pentingnya situs ini menjadi semakin jelas: Ini adalah pusat perdagangan jarak jauh paling penting di Eropa utara. Di sini semua rute penting berkumpul, serta orang-orang dari asal yang berbeda: Frisia, Denmark, Saxon, Slavia, bahkan pedagang dari jauh Byzantium. (Sumber: Wikipedia).

5. Situs Kristiani tersembunyi di Nagasaki, Jepang



Nagasaki tidak hanya terkenal dengan tragedi Bom Atom pada 6 dan 9 Agustus 1945, namun Nagasaki memiliki situs penting yang baru saja dirilis menjadi Warisan Dunia Baru yang di tetapkan oleh UNESCO di Bahrain. Terletak di bagian barat laut pulau Kyushu, ada 12 komponen di situs ini. Terdiri dari 10 desa, Kastil Hara dan katedral dan dibangun antara abad ke 16 hingga 19. Bangunan-bangunan ini mencerminkan kegiatan paling awal dari misionaris Kristiani dan masyarakat di Jepang.

Situs-situs ini memberikan kesaksian untuk pada tradisi budaya, dipelihara oleh orang-orang Kristen yang tersembunyi di wilayah Nagasaki, yang secara diam-diam menyebarkan iman mereka selama periode larangan dari abad 17 hingga 19.

6. Sansa, Biara Gunung Buddha di Korea Selatan.



Komplek biara di pegunungan Sansa di Korea Selatan sudah digunakan sebagi pusat aktivitas keagamaan sejak abad ke-7.
Tujuh kuil itu memiliki karakterisktik budaya Korea yakni denan madang atau halaman terbuka lengkap dengan ruang kuliah, paviliun, serta aula dengan arsitektur yang indah. Unesco menyebut situs ini sebagai "tempat-tempat suci yang bertahan sebagai pusat keyakinan dan kegiatan keagamaan hingga sekarang".

7. Lanskap arkeologi Sassanid, wilayah Fars Iran.



Ada delapan situs arkeologi di lanskap ini yang terletak di tiga bagian yakni Firuzabad, Bishapur dan Sarvestan. Lanskap ini terdiri dari struktur, istana dan rencana kota yang dibentengi yang diprediksi dibangun di masa-masa awal Kekaisaran Sasania yang membentang di seluruh wilayah dari era 224 hingga 658 masehi.

Lanskap arkeologi ini mencerminkan pemanfaatan optimal dari topograsi alam, memberikan kesaksian atas pengaruh Achaemenid, serta tradisi budaya parthia dan seni Romawi yang memiliki dampak signifikan pada arsitektur dan gaya artistik dari era Islamic. Situs ini tak hanya merefleksikan "kegigihan untuk mengoptimalkan pemanfaatan topografi alam, tetapi juga menjadi saksi pengaruh seni Romawi dan tradisi budaya Achaemenid dan Persia," kata Unesco.

FYI:
Kekaisaran Sasania kekaisaran bangsa Iran yang ketiga dan kekaisaran Persia yang kedua. Kekaisaran Sassania merupakan Kekaisaran Persia pra-Islam terakhir dan dipimpin oleh Dinasti Sassania pada tahun 224 hingga 651 M. Kekaisaran Sassania, yang menggantikan Kekaisaran Parthia atau Kekaisaran Arkasid, diakui sebagai salah satu kekuatan utama di Asia Barat, Selatan, dan Tengah, bersama dengan Kekaisaran Romawi dan Kekaisaran Bizantium, dalam periode selama lebih dari 400 tahun. (Sumber: Wikipedia).

8. Situs arkeologi Thimlich Ohinga, Kenya



Thimlich Ohinga adalah sebutan untuk pemukiman kuno berdinding batu di dekat danau Victoria, Kenya, yang diperkirakan usianya sekitar 500 tahun. Terawat dengan baik dan terhampar luas, pemukiman ini terletak di barat laut kota Migori. Dia merupakan benteng bagi masyarakat dan ternaknya. UNESCO menyebut bangunan ini sebagai "contoh luar biasa dari komunitas pastoral pertama di Danau Victoria Basin".

Thimlich Ohinga adalah yang terbesar dan terlestarikan. Ini menjadi contoh yang luar biasa dari tradisi kandang batu kering, suatu ciri khas dari komunitas pastoral pertama di Danau Victoria Basin yang bertahan hingga pertengahan abad ke-20. 

9. Victorian Gothic dan Art Deco Mumbai, India



Jika Agan dan Sis pernah berkunjung ke India pasti tahu situs Victorian Gothic dan Art Deco Mumbai di India ini, letaknya persis dekat pesisir Mumbai. Proyek perencanaan kota yang abisius di pertengahan abad ke 19 membuat pembangunan bangunan publik dengan gaya Victorian Ne-Gothic dan Art Deco diakui UNESCO. Ansambel Victoria mencakup unsur-unsur India yang sesuai dengan iklim. 



Bangunan-bangunan bergaya Victoria dibangun dengan konstruksi klasik lengkap dengan balkon dan beranda, sementara bangunan Art Deco didirikan untuk bioskop, rumah susun, dan rumah sakit dalam berbagai warna. "Dua corak bangunan ini merupakan saksi dari fase modernisasi kota Mumbai di abad 19 dan 20," kata UNESCO.