Di era yang serba media sosial ini, menjadi selebgram merupakan hal yang banyak diminati terutama dikalangan anak muda.
Salah satu cara nya menjadikan dirinya viral, berbagai cara apapun mungkin akan dilakukan untuk menjadi selebgram.
Anak muda pun sama hal nya juga begitu menjadi Selebgram secara instan pun juga menjadi cita cita anak muda jaman sekarang, bahkan beberapa kasus ketika anak ditanya jawaban cita cita nya sangat melenceng jauh daripada jaman dahulu.
Selebgram, drummer, penulis, bahkan youtuber menjadi cita cita yang belakangan ini pamor nya mengalahkan kedokteran itu sendiri.

Welcome to Indonesia, dimana hal yang baru viral akan menjadi semakin viral walaupun minus mutu.
Tren dikalangan remaja untuk mengikuti akan sesuatu masih sangat tinggi, termasuk dalam hal viralnya video dari besutan aplikasi tiktok ini.
Tidak hanya para remaja, namun banyak dari pekerja mahasiswa hingga instansi perusahaan pun pasti ditemukan video viral ini walaupun dengan jogetan yang masih dalam tahapan wajar.

Melihat dari maraknya jumlah konten video tiktok yang berisi para remaja yang setengah baligh, menandakan bahwa generasi sekarang lebih tertarik membuat konten hal berbau video dibanding kan dengan aplikasi yang lebih mengutamakan menulis seperti kaskus misal nya .
Editing di aplikasi tiktok memang mudah dan instant apalagi dapat dilakukan menggunakan gadget yang notabene nya sekarang hampir anak 5 tahun saja sudah memiliki gadget pribadi.

Aplikasi Tik Tok menyuguhkan editing video yang seringkali digunakan untuk mengedit video bergoyang ria.
Banyak sekali konten yang menyuguhkan adegan bergoyang mempresentasikan bahwa kalangan remaja utama nya suka melihat ataupun bergoyang di depan depan kamera.
Dan setelah melakukan observasi dengan aplikasi tiktok selama 10 menit pun tubuh TS ikut bergoyan

Pembuktian akan diri di kalangan remaja akan eksistensi nya masih tinggi, ditambah banyak nya selebgram yang tidak memberikan contoh yang baik membuat para remaja mengikuti jejak nya.
Eksistensi yang dapat di nilai secara objektif berdasar followers masih kental di kalangan remaja yang membuat para anak berbuat hal yang di luar batasan.
Eksistensi sendiri masih bernilai penting bagi remaja untuk pembuktian diri bahwa dirinya hebat dan keren, dan bukan nya di nilai dari prestasi yang dimiliki.
Prestasi yang di miliki seseorang berdasarkan pencapaian kurang dihargai, sehingga timbulah budaya eksistensi yang terkesan gaya gayaan lebih bernilai dibanding prestasi yang bernilai positif.

Rendahnya pengawasan orang tua juga bisa terlihat dari adegan adegan video yang terkadang kurang pantas untuk dilakukan oleh anak anak, ditambah pendidikan akan seks yang masih tabu di indonesia menyebabkan anak menjadi ingin tahu tanpa pengawasan yang tepat.
Pengawasan orang tua yang rendah menyebabkan konten video yang tidak senonoh pun banyak bermunculan ditambah lagi kasus brken home di indonesia dalam keadaan kritis yang meyebabkan bertambah maraknya jiwa jiwa muda yang kehilangan prinsip.
Walapun tidak semua, namun faktor pengawasan orang tua termasuk paling berpengaruh dibandingkan faktor lainnya.

Kenapa bisa dibilang begitu?, melihat dari jumlah unduhan yang jauh tertinggal antara aplikasi misalnya saja Quipper aplikasi yang berisi tentang edukasi dan pembelajaran mata pelajaran tersebut hanya di unduh sebanyak 1 juta di playstore, berbanding jauh sekali dengan aplikasi Tik Tok yang berisikan video yang kebanyakan konten nya berisi joget joget ria ala ala anak muda.
Dengan melihat data dari banyak nya unduhan bisa saja mempresentasikan keinginan anak muda jaman sekarang, bahwa mereka lebih memilih melakukan dan melihat hal yang membuat nafsu daripada melihat hal yang mengajarkan tutorial pengerjaan soal soal.
Setelah melakukan riset yang begitu lama, memang benar bahwa melihat tik tok lebih dari 10 menit tidak baik untuk kesehatan