Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rinaldikarzaAvatar border
TS
rinaldikarza
Kampanye Islam Damai di Dunia Maya Perlu Ditingkatkan
Kampanye Islam Damai di Dunia Maya Perlu Ditingkatkan
Ilustrasi.(Foto: Merdeka)


Jakarta – Era kekinian disebut pula era teknologi dan informasi. Salah satunya ditandai oleh pesatnya perkembangan dan pengaruh media internet atau dikenal dengan dunia maya.

Terkait hal tersebut, Direktur Nahdlatul Ulama Online, Savic Ali, menganggap bahwa saat ini perlu memperkuat dan meningkatkan kampanye Islam damai di media sosial, internet, atau dunia maya.


Menurut Savic, hal itu untuk menghadapi fenomena konservatisme dan intoleransi yang terus menyebar ke berbagai pelosok negeri.


“Sebab, selama ini kita sangat sibuk membangun tembok dan pagar, tapi melupakan membangun jembatan,” tutur Savic dalam sebuah diskusi di Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Sabtu (30/6/2018).


Sementara itu, Manager Program MAARIF Institute, Pipit Aidul Fitriana juga menyebut bahwa fenomena tersebut kini terus menguat, khususnya di Jawa Barat.

“Temuan penelitian yang dilakukan Maarif Institute menunjukan fenomena intoleransi di kalangan anak muda mengkhawatirkan,” kata Pipit.

Presidium Gusdurian Depok, Subhi Azhari, juga mengatakan, bahwa fenomena tersebut disebabkan salah satunya karena kurangnya pengetahuan keagamaan masyarakat.

“Juga kecenderungan beragama yang ingin membenarkan diri sendiri selalu menegasikan kelompok lain di luar dirinya,” kata Subhi.

Terakhir, Gamal Ferdi menilai, perlu upaya untuk membangun masyarakat yang inklusif, demi melawan fenomena eksklusifitas keberagamaan yang semakin menguat.

Cara menumbuhkan sikap inklusif tersebut, kata dia, salah satunya melalui kegiatan diskusi publik.

“Diskusi itu untuk mengampanyekan dan mempromosikan islam yang damai, toleran dan inklusif,” kata salah seorang pendiri Yayasan Inklusif itu.

Polri Pantau Kampanye di Dunia Maya

Sebelumnya, usai memetakan lima wilayah rawan konflik di tahun pemilihan kepala daerah serentak 2018 mendatang, Polri juga mulai melakukan pengawasan ketat kampanye di media sosial. Pasalnya, menjelang pilkada maupun pilpres, media sosial kerap digunakan sebagai media untuk menggiring opini publik.

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto menerangkan penggunaan media sosial untuk kampanye rentan memantik tindakan yang dapat menciptakan kegaduhan.

“Belajar dari Pilkada DKI kemarin, orang menggunakan media sosial sangat menonjol dan dampaknya juga ada. Ini yang harus diwaspadai,” ungkapnya di Mabes Polri, Senin (27/11).

Polri pun, kata dia, sudah mengantisipasi potensi kegaduhan dan kejahatan media sosial jelang pilkada serentak tahun depan.

Dua Direktorat Polri yang khusus menangani kajahatan dunia maya yakni Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim dan Direktorat Kamsus di Baintelkam, telah melakukan patroli 24 jam sehari.

“Dua direktorat dan Biro Multimedia Divisi Humas Polri patroli 24 jam penuh untuk memantau media sosial,” imbuhnya.

Sumber

0
1.9K
24
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.2KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.