Mau curhat ni agan dan sist. Saya udah nikah sama suami sudah 4 tahun.. dan selama itu saya tak pernah tersentuh laki" manapun kecuali suami tercinta. Kita memang sering bertengkar tp karna komunikasi yang baik jadi selalu kami selesaikan tanpa berkelanjutan.
Tp kali ini, berbeda dari pertengkaran yang sebelumnya, berawal ketika saya pergi kerumah teman saya waktu SMP dengan suami saya tapi karna gak ketemu dan sharelok gmaps yang salah akhirnya salah jalan dan tak menemukan rumah teman saya. Jadi karna kejadian itu suami rewel dan marah" akhirnya ngebet minta liat lokasi pembangunan rumah ke 2 yg mau kami tempati , alhasil saya nurut ngikuti apa mau suami karna memang tak bisa menemukan rumah teman saya jadi berat hati saya membatalkan janji ke rumah teman SMP. Namun tiba" tanpa koordinasi dengan saya malah pulang ke rumah pertama dengan alasan capek dan sakit, lalu kami bertengkar dijalan karna menurut saya itu tak adil karna harusnya saya punya janji ke rumah teman malah karna dia ngerengek akhirnya tk jadi silaturahmi ke teman saya. Disitu kami bertengkar lumayan hebat dan dengan teganya dia menurunkan saya dijalan.
Akhirnya karna pertengkan itu saya memiliki luka goresan dalam perilaku suami saya dan jadi sulit untuk dilupakan.
Karna momentum idul fitri akhirnya pun kami maaf"an namun entah mengapa kejadian tsb masih membekas.
Lalu kejadian yang kedua baru baru ini terjadi , kami bertengkar hebat kembali karna dia pulang tengah malam jm 1pagi dengan alasan menemui konsumennya yg ini membeli jualannya. Saya sih sebenarnya biasa aja dia pulang larut malam, tp yg bikin marah hpnya tiba" dimatikan ketika saya hubungi terakhir kali jam setengah 12an karna saya suruh pulang cepat. Keesokan harinya dia menjelaskan bahwa dia pulang larut karna harus berbincang" dengan konsumennya dan menjelaskan dia matikan hp karna takut mengganggu si istri dan anak empunya rumah yang lagi tidur. Gara gara kejadian itu saya marah besar dan tak melayani dia sebagai seorang istri maupun menyapa dia walaupun serumah. Saya biarkan dia walaupun ngajak ngomong ataupun minta maaf karna kejadian itu. 3hari saat masih dalam masa sedih, marah, kecewa bahkan jadi teringat kejadian dia menurunkan saya dijalan , suami saya chat dari kantornya dan merajuk minta maaf atas segala kejadian itu. Saya yang masih marah akhirnya nyuekin suami karna prilakunya lalu berakhir dengan ngomel ngomel karna kejengkelan yang membludak, sampai akhirnya suami saya mengungkit ketika saya keluar dengan saudara perempuan saya keluar cari makan jam 1 malam padahal saya sudah pamitan dengannya . Disitu dia mengatakan hal yang tak dimasuk akal dan menurut saya penghinaan yang liar biasa untuk kaum perempuan . Suami saya mengatakan "jangan jangan selama ini kamu tidur selain sama aku ya, makanya mem*k mu jadi lower gak seperti sebelum kita menikah yang rapet"
Tersentak hati ku ketika suami mengatakan hal yang tak pantas itu. Padahal saya menjaga apa yg seharusnya saya jaga selama ini. Dengan rasa kesal dan merasa terfitnah , saya menjadi bukan lagi marah kpd suami tapi menjadi rasa trauma atas perkataan sùami yg seperti itu.

Akhirnya karna kejadian tersebut sampai sekarang saya tak ingin berdekatan suami. Bahkan saya hanya menjalankan kegiatan biasa rutinitas sebagai istri saja tanpa rasa cinta seperti dulu. Saya sering menghindar dan tak banyak bicara lagi dengan sang suami. Saya jadi tak terlalu banyak meminta pertolongan atau apapun ke suami dan jadi terfikir untuk bercerai karna kejadian itu. Walaupun secara lahir saya siap dengan batu krikil tp secara batin kok lama lama menyiksa juga menahan emosi sekian tahun dengan mulut yang

Bagaimana kaskuser..
Apakah saya harus tetap menemani suami yang seperti itu ataukah harus bercerai?