• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Seks Bebas, Jumlah Penderita Penyakit Menular di Amerika Capai Rekor Tertinggi

bpln.leaderAvatar border
TS
bpln.leader
Seks Bebas, Jumlah Penderita Penyakit Menular di Amerika Capai Rekor Tertinggi


- Jumlah penderita penyakit menular seksual melonjak mencapi rekor tertinggi di Amerika Serikat tahun lalu.

Di negara yang dikenal dengan budaya seks bebas itu, ada lebih dari dua juta kasus klamidia, gonore, dan sifilis yang terdata secara nasional.

Demikian pernyataan pejabat terkait, seperti dilansir Daily Mail.

Klamidia adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri chlamydia trachomatis.

Meskipun nama ini jarang terdengar, namun klamidia adalah salah satu penyakit menular seksual yang paling umum.

Gonore atau kencing nanah adalah salah satu penyakit menular seksual yang umum dan disebabkan oleh bakteri bernama neisseria gonorrhoeae atau gonococcus.

Pria maupun wanita bisa terjangkit penyakit ini.

Bakteri gonococcus biasanya ditemukan di cairan penis dan vagina dari orang yang terinfeksi.

Sementara, sifilis atau raja singa adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri bernama treponema pallidum.

Sifilis juga adalah salah satu infeksi menular seksual. Umumnya, infeksi ini menyebar melalui hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi.

Berdasarkan laporan tahunan Sexually Transmitted Disease Surveillance yang dirilis Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, angka dua juta penderita itu merupakan rekor tertinggi.

Sebagian besar merupakan kasus baru -1,6 juta pada tahun 2016, merupakan infeksi klamidia, -infeksi bakteri yang mempengaruhi pria dan wanita.

Gonore juga meningkat di antara pria dan wanita tahun lalu, namun kenaikan paling drastis ada di antara kaum pria, sebanyak 22 persen.

Secara nasional, kasus gonore mencapai 470.000, di mana sebagian besar adalah kasus baru, di antara pria yang berhubungan seks dengan pria.

CDC menyebut, tren ini sangat memprihatinkan, karena dengan meningkatnya kasus gonore, muncul dugaan ada resistensi dari metode pengobatan yang direkomendasikan terakhir kali.

Sementara, kasus sifilis berjumlah 28.000. Angka itu meningkat hampir 18 persen dari tahun 2015 sampai 2016.

Sebagian besar kasus sifilis terjadi pada pria -terutama gay, biseksual dan pria lain yang berhubungan seks dengan pria.

Namun demikian, jumlah wanita yang menderita sifilis pun mengalami kenaikan signifikan mencapai 36 persen.

Ada lebih dari 600 kasus sifilis di antara bayi yang baru lahir -yang dikenal sebagai sifilis kongenital, atau meningkat 28 persen dalam satu tahun.

Kasus sifilis ini menyebabkan lebih dari 40 kematian dan komplikasi kesehatan yang parah di antara bayi yang baru lahir.

"Setiap bayi yang lahir dengan sifilis merupakan kegagalan sistem yang tragis," kata Gail Bolan, Direktur Divisi Pencegahan PMS CDC.

"Yang dibutuhkan hanyalah tes STD sederhana, dan perawatan antibiotik, demi membantu memastikan awal yang sehat bagi generasi penerus di AS," sambung Bolan.

Para ahli mengatakan, meski ada kekhawatiran tentang resistensi antibiotik, ketiga penyakit menular ini dapat disembuhkan dengan pengobatan antibiotik.

Sebaliknya, jika tidak diobati, penyakit ini akan mengakibatkan infertilitas, kehamilan ektopik yang mengancam jiwa, kelahiran mati pada bayi, dan peningkatan risiko penularan HIV.

"Peningkatan penyakit menular seksual adalah peringatan yang jelas akan ancaman yang berkembang," kata Jonathan Mermin.

Mermin adalah Direktur Pusat Nasional untuk HIV/AIDS, Viral Hepatitis, STD, dan Pencegahan TB.

"Penyakit menular adalah musuh yang terus-menerus bertambah jumlahnya, dan melampaui kemampuan kita untuk merespons."
http://www.tribunnews.com/kesehatan/...inggi?page=all[
0
7K
50
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.8KThread82.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.