ngehek22Avatar border
TS
ngehek22
Analisa Sudrajat bakal keok di Pilgub Jabar meski diusung PKS dan Gerindra


Merdeka.com - Koalisi Gerindra dan PKS sulit mereplikasi kemenangan Pilgub DKI Jakarta di Pilgub Jawa Barat. PKS yang dua periode menguasai Pilgub Jawa Barat, diprediksi bakal keok pada Pilkada 2018.

Pasangan calon gubernur yang mereka usung, Sudrajat-Ahmad Syaikhu, selalu menempati urutan terbawah dalam sejumlah survei. Survei lima hari menjelang pencoblosan oleh Poltracking menunjukkan elektabilitas pasangan 'Asyik' hanya mampu bertahan di angka 10,7 persen.

Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda mengatakan, meski PKS memiliki mesin politik yang kuat di Jawa Barat, sulit jika tidak ditunjang dengan tokoh yang memumpuni. Sudrajat dinilai sebagai cagub yang tidak menjual.

"Kita mengakui PKS itu punya mesin yang kuat di Jawa Barat, tetapi di saat yang sama figurnya harus objektif, saya katakan tidak begitu kuat menjual, pak Sudrajat muncul belakangan. Beda ceritanya misalnya figur yang populer kalau kita lihat Ahmad Heryawan bahwa mesin PKS pada 5 tahun yang lalu berpasangan dengan Deddy Mizwar yang populer dia bisa melengkapi," ujar Hanta di Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (22/6).

Hanta menilai, bakal beda ceritanya jika sejak awal Gerindra dan PKS mengusung Deddy Mizwar dengan Ahmad Syaikhu. "Kalau Deddy Mizwar berpasangan dengan Syaikhu mungkin bisa sangat kuat karena ada kombinasi figur yang kuat dengan mesin politik yang kuat," imbuhnya.

Cara kemenangan dengan menggunakan isu agama dinilai sulit diterapkan di Jawa Barat, seperti di DKI Jakarta. Padahal pemilih non rasional di Jawa Barat tergolong tinggi dengan alasan memilih berdasarkan agama sampai 30 persen.

Bedanya di Jawa Barat tidak terjadi perpecahan antar dua golongan yang kontras. Calon yang diasosiasikan dengan umat tidak hanya Sudrajat-Syaikhu yang diusung Gerindra dan PKS. Tapi cagub lain, Ridwan Kamil dan Deddy Mizwar juga dipilih oleh golongan Islam.

"Deddy Mizwar juga dipersepsikan cukup bagian dari kelompok itu, kelompok Islam katakanlah, ada Ridwan Kamil juga dan seterusnya itu tidak terbelah. Kalau dia terbelah seperti Jakarta itu berpotensi, sementara di Jawa Barat ternyata tidak," kata Hanta.

Dengan alasan itu, mereplikasi kemenangab Pilgub DKI di Jawa Barat dinilai sebagai strategi yang keliru. "Kalau ada kelompok koalisi menggunakan strategi menduplikasi strategi di DKI keliru di Jawa Barat. Kenapa keliru? Peta politik yang berbeda karena figur-figur yaitu terpecah tidak tidak tidak hitam putih, tidak berdiri pada posisi politik yang berdiameter tegas seperti DKI, jadi sulit dimainkan," tukasnya. [rnd]
https://www.merdeka.com/politik/anal...-gerindra.html



pantesan tamasya al maidah pindah ke sumut soalnya di jabar uda mau mengampas emoticon-Wkwkwkemoticon-Wakaka
0
2.7K
50
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.