Bapak rumah tangga memang masih menjadi hal yang terdengar baru di Indonesia. Sedangkan di negara-negara barat sudah menjadi suatu hal yang umum. Banyak masyarakat Indonesia beranggapan bahwa bapak rumah tangga adalah pria yang malas bekerja dan membiarkan istri menjadi tulang punggung keluarga.

Sebenarnya apa yang bisa membuat seorang pria dikategorikan sebagai stay home dad atau bapak rumah tangga? Psikolog Melly Puspita Sari, Psi, M, NPLm, mengatakan tidak ada kategori yang dapat menjabarkan apakah pria tersebut bapak rumah tangga atau bukan.

Dalam pandangan Melly, ketika seorang pria hanya di rumah saja, bukan berarti dia pengangguran dan menjadi bapak rumah tangga. "Ada beberapa ayah yang lebih secara mandiri dapat bekerja dengan hanya kekuatan internet saja misalnya, yang akhirnya kemudian si ayah memilih untuk berada di rumah," ujarnya.

Meski demikian, Melly melihat ada juga yang membuat si pria pada akhirnya malas bekerja dan memilih menjadi bapak rumah tangga. Salah satu penyebabnya adalah ketika mereka melihat istri memiliki potensi karir dan penghasilan yang lebih besar.

Senada dengan Melly, psikolog Anna Surti Ariani, Psi juga mengatakan tidak ada definisi resmi tentang apa itu bapak rumah tangga sampai saat ini. Menurutnya pria berkeluarga yang lebih banyak di rumah itu bisa disebut dengan bapak rumah tangga. Contohnya pria yang memang memiliki usaha sendiri, bekerja menggunakan internet dan komputer di rumah dengan penghasilan yang mencukupi.

Kategori bapak rumah tangga lainnya menurut Anna yakni, pria yang memiliki keterbatasan fisik sehingga kesulitan untuk mencari pekerjaan di luar rumah. Dengan keterbatasan tersebut, si pria memilih bekerja dengan berwirausaha tanpa harus bekerja di luar rumah.

Malas bekerja juga dapat menjadi salah satu penyebab pria menjadi bapak rumah tangga. Biasanya suami yang malas bekerja ini akan memerintahkan istrinya untuk mencari nafkah dan membiayai semua kebutuhan rumah tangga termasuk biaya untuk anak-anaknya bersekolah. "Suami yang malas bekerja masuk ke dalam kategori yang lebih pada pria pemalas," tambah Melly, psikolog di bidang forensik dan klinis ini.