Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

magelysAvatar border
TS
magelys
Macet hingga 20 Km, tapi Tol Tidak Digratiskan
JawaPos.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi beberapa kali menyatakan bahwa tol akan digratiskan jika terjadi kemacetan panjang. Gerbang tol, lokasi pembayaran, memang kerap menjadi biang macet. Namun, ketika terjadi kemacetan parah di tol Jakarta-Cikampek pada 13-14 Juni, kebijakan penggratisan tol ternyata tidak dilakukan. 

Setelah relatif lancar sejak 9 Juni yang diprediksi sebagai puncak arus mudik, tol Jakarta-Cikampek macet parah pada 13-14 Juni.

Lalu lintas di jalur utama meninggalkan Jakarta itu sampai "mampet" sekitar 20 km. Padahal, sesuai janji pemerintah, apabila kemacetan mengular di pintu tol sampai 5 km, biaya bisa digratiskan. Keputusan akan menggratiskan atau tidak ditentukan polisi lalu lintas setempat. 

Djoko Setijowarno, anggota Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), menyatakan bahwa seharusnya pemerintah bisa lebih all-out mengantisipasi kemacetan di tol. Penggratisan di gerbang tol sebagai solusi kemacetan sebenarnya sangat baik. Sayang, eksekusinya setengah hati. 

"Ini hanya untuk Lebaran dan saat antrean gerbang tol mencapai 3 km," ungkapnya. 

Pemerintah sudah seharusnya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Termasuk yang tengah mudik. Macet parah bisa membuat mereka stres. "Ada batas toleransi minimum kecepatan dalam tol, yaitu 30 km/jam. Kurang dari itu, masyarakat bisa stres karena macet," ulasnya. 

Selain penggratisan tol, Djoko menggarisbawahi penambahan gerbang transaksi pembayaran di tol. Itu kurang maksimal karena hanya skala kecil. "Dengan analisis prediksi puncak arus mudik maupun balik, seharusnya semua bisa diantisipasi lebih baik," tandasnya. 

Di tempat terpisah, Kepala Bagian Operasional (Kabagops) Korlantas Polri Kombespol Benyamin mengatakan bahwa penggratisan tol untuk menyelesaikan kemacetan sempat dilakukan. Tepatnya pada Sabtu (9/6). Namun, kebijakan tersebut hanya berlaku untuk kendaraan dari arah Semarang ke Jakarta. "Itu juga sebentar karena petugas melakukan rekayasa lalu lintas berupa one-way atau satu arah," jelasnya.

Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi menuturkan, penyebab macet di kawasan tol adalah rest area. Pintu keluar dan masuk rest area diduga menjadi penyebabnya. Saat hendak masuk ke rest area, satu mobil pasti akan memelankan lajunya. Itu berakibat pada mobil di belakangnya yang juga lebih pelan. Dengan demikian, yang terjadi adalah antrean ke arah rest area. "Mungkin nanti pintu rest area bisa diperbesar," ucapnya. 

Penyebab lainnya adalah jumlah kendaraan yang datang secara bersamaan dalam jumlah besar. Akibatnya, volume kendaraan di jalan tersebut menjadi lebih banyak. Puncak arus balik, menurut data Kementerian Perhubungan, akan terjadi pada 19 hingga 20 Juni. Dikhawatirkan, saat puncak arus balik itu akan kembali terjadi kemacetan.

https://www.jawapos.com/hijrah-ramadan/17/06/2018/macet-hingga-20-km-tapi-tol-tidak-digratiskan

Masuk gratis keluar mbayar
0
3.5K
55
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.8KThread41.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.