esportsnesiaAvatar border
TS
esportsnesia
3 Pelajaran Kehidupan dari PUBG

Secangkir Kopi: Pelajaran Kehidupan dari PlayerUnknown's Battlegrounds via playbattlegrounds.com

Kehadiran game PlayerUnknown’s Battlegrounds, atau yang biasa disingkat dengan PUBG, di tengah judul esports telah membuat tren baru untuk genre permainan battle royale. Hype yang tercipta dari eksistensinya di platform PC, telah merambah ke platform mobile, dengan kemunculan berbagai judul game lain yang menggunakan konsep battle royale.

PUBG Mobile, Rules of Survival, Last Battleground: Survival, dan Free Fire – Battleground adalah sebagian judul yang turut lahir dari hype ini. Meskipun bervariasi, namun hal yang bisa direnungkan dari permainan ini tetaplah sama. Penasaran dengan filosofi kehidupan yang bisa kita pelajari dari game PUBG dan kawan-kawan? Simak tulisan ini sob!

PUBG dan kawan-kawan memiliki permulaan permainan yang sama, dimana semua pemain akan secara acak ditempatkan di sebuah arena pertempuran. Para pemain akan secara terjun bebas mendarat tanpa memiliki sedikti peralatan. Setelah usai mendarat, layaknya film Hunger Games, semua pemain akan berebutan mencari senjata dan perlatan pendukung lainnya, dan kemudian, perang pun dimulai.

1. Kita semua memulai kehidupan di titik yang berbeda-beda


Fenomena intro tersebut, dapat diparalelkan dengan kehidupan manusia secara umum. Kita semua terlahir di kondisi yang tidak bisa kita pilih sesuai kehendak kita. Beberapa dari kita terlahir di posisi yang menguntungkan, misalnya dibesarkan di keluar berada; dan sebagian dari kita lainnya terlahir di posisi yang mungkin tidak memiliki kenyamanan tersebut.

Lantas, apa yang harus kita lakukan jika kita tidak berada di posisi yang ‘strategis’ tersebut?

Sangatlah jelas begitu banyak kesempatan yang bisa kita gapai jika kita memiliki keuntungan dalam starting point kehidupan. Akan tetapi, bagi kita yang tidak memiliki privilege tersebut, kita tidak perlu berkecil hati apalagi terus membandingkan diri kita dengan orang lain. Jika terus membandingkan pencapaian kita dengan orang lain, maka kita tidak akan pernah mencapai kebahagiaan. Karena pada dasarnya, kita semua berkompetisi pada titik start yang berbeda-beda, dan jika kita terus mencari bahan perbandingan, tentunya hal ini tidak akan habis. Bayangkan saja jumlah penduduk yang ada di dunia ini. Di masa awal, mungkin Anda akan senang jika berhasil mengalahkan beberapa orang, namun Anda juga akan frustrasi setelah dikalahkan oleh orang-orang lain.

Sebaliknya, ubah paradigma tersebut. Jika anda ingin terus maju, bandingkanlah diri Anda yang sekarang dengan diri Anda yang di masa lalu. Dengan demikian, Anda dapat mengukur seberapa jauh Anda telah menjadi manusia yang sedikit lebih sempurna dari sebelumnya.

2. Berada di starting point strategis tidak menjamin kemenangan


Sangatlah menyenangkan jika setelah loading screen, kita bisa langsung memulai permainan dengan senjata favorit seperti M16A4. Namun lagi-lagi, senjata tersebut hanyalah sebuah alat yang membantu kita untuk mencapai kemenangan. Alat tersebut suatu hari akan kehabisan pelurunya dan menjadi tidak berguna. Pada akhirnya, hal lain yang menentukan kemenangan sebuah permainan, selain senjata yang sangat kuat, adalah kemampuan kita dalam menyelesaikan sebuah masalah.

Kemenangan dalam permainan dapat diparalelkan sebagai kesuksesan / kebahagiaan / makna lainnya. Melanjuti poin sebelumnya, dimana beberapa keunggulan yang dimiliki oleh beberapa orang, tidaklah menjamin mereka untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Memiliki mobil mewah, rumah mewah, pendidikan papan atas, dan hal-hal lainnya yang bisa dibeli dengan uang tentulah menyenangkan, namun, kenyataan yang sebaiknya tidak kita lupakan adalah bahwa semua benda tersebut hanyalah sebuah alat. Alat tersebut jika digunakan dengan baik tentu saja akan berbuah baik, dan sebaliknya.

Pertanyaan yang sebaiknya dijadikan bahan kontemplasi adalah:
Bagaimana cara untuk memaksimalkan apa yang kita miliki?

Jawaban yang paling fundamental adalah strategi. Strategi tidaklah harus disajikan dengan memiliki sebuah tim konsultan layaknya film Avenger yang memiliki Nick Fury selaku penasihat dan perencana strategi. Setiap individu pada dasarnya memiliki kemampuan tersebut. Kemampuan untuk memecahkan masalah.

Fenomena yang dilukiskan sebelumnya, dimana beberapa manusia akan memiliki keunggulan tertentu dalam hidupnya, sungguh terdengar tidak adil. Namun, hal yang adil adalah bahwa setiap manusia tersebut juga memiliki rasa ketidakadilannya masing-masing (tentu saja dalam wujud yang berbeda pula). Meskipun memiliki jajaran mobil mewah, tidak memberi jaminan bahwa sang pemiliki memiliki hidup yang lebih bahagia daripada mereka yang hanya memiliki jajaran sepada tanpa motor.

Setiap dari kita tentunya memiliki begitu banyak masalah atau keadaan yang ingin kita ubah. Namun, besarnya masalah seringkali mengkerdilkan kita sehingga kita termotivasi untuk langsung menyerah saja. Kita juga dapat langsung menyerah saja dalam permainan PUBG jika berada di starting point yang sangat buruk. Namun, sebagai gamer sejati, apakah kamu akan melakukan itu?

Rasa pantang menyerah akan mendorong kita untuk terus berpikir rasional guna melewati petaka-petaka yang sedang kita hadapi, dan pada akhirnya, alam semesta pun akan menjadi luluh dan mengizinkan kita untuk menggapai apa yang kita inginkan. Fenomena rasa pantang menyerah yang berbuah manis ini, sering kita saksikan melalui istilah comeback is real.

3. Waktu yang kita miliki tidaklah abadi


Seperti kehidupan, waktu permainan jugalah terbatas. Permainan akan berakhir ketika menyisakan seseorang yang dapat bertahan hidup dalam kondisi hutan rimba. Game ini tidak merestui terjalinnya kesepakatan antar survivors untuk tidak saling membunuh dengan memiliki fitur wall of death, dimana arena pertarungan akan dipersempit seiring berjalannya waktu dan mereka yang tidak beradaptasi dengan perubahan medan akan terkena damage, yang jika dibiarkan akan mengakibatkan kematian.

Dan lagi, hal serupa juga bisa dijumpai di alam kehidupan kita. Ilmu biologi mengajarkan kepada kita bahwa manusia akan mengalami penuaan dan bahwa kelahiran dan kematian adalah sebuah proses yang wajar dan alami.

Dalam tahap pemecahan masalah, kita akan sering disuguhi dengan begitu banyak opsi-opsi yang sangat menggoda. Opsi-opsi yang muncul bisa jadi hanyalah merupakan sebuah distraksi dan malah menjauhkan kita dari tujuan yang kita inginkan. Contoh yang paling sederhana adalah pada saat kita gagal mengidentifikasi apa kebutuhan dan keinginan kita. Kebingungan ini sering mengelabui sistem pengambilan keputusan kita.

Dari problema itu, muncul sebuah pertanyaan yang tidak berhadiah tunai.

Apa acuan yang harus dijadikan pedoman agar kita tidak salah melangkah?

Salah satu yang bisa dijadikan acuan adalah dengan menanyakan diri kita “jika besok kita menjadi tiada, hal apa yang ingin aku kerjakan saat ini?” Dengan mengekspos diri kita pada sebuah kondisi yang tak terelakkan, yaitu kematian, kita akan mampu menyaring hal-hal yang sebenarnya tidak penting dan kembali berfokus pada tujuan utama kita, yaitu memenangkan permainan atau mendapat kebahagiaan.

Nah itu saja sob sesi renungan kali ini. Sekiranya setelah membaca tulisan ini, sob tidak hanya semakin jago bermain game ala battle royale, tetapi juga bisa merenungkan makna kehidupan ini, khususnya ketika sob sudah kalah di ronde permainan PUBG. Saatnya untuk memikirkan kembali realita, sob! Tetap semangat buat hidup ya. Jangan mudah menyerah dan galau ya khususnya kalau chat kamu hanya di-read oleh gebetan kamu. Mungkin saja doi sedang menguji kamu. May the odds be ever in your favor!

Sumber : esportsnesia.com
0
13.3K
207
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.