Budaya antri memang bukan budaya kita, masyarakat memang sering dipaksa antri di zaman modern ini sedangkan negara lain sudah memiliki antrian digital yang sebenarnya tidak perlu lagi mengantri mengular hingga berjam jam.



Hal tersebut juga sudah dilakukan di negeri ini seperti membeli tiket online, sms antrian nomor dan lainnya. Tapi anehnya tidak semuanya hal itu diterapkan dan disuka masyarakat, walau ada yang sudah tahu tapi tetap mengantri secara konvesional. Tapi memang ada beberapa tempat mengantri yang tidak mendukung antrian digital, seperti tempat bank dan juga proses pembuatan e ktp. Maka banyak masyarakat mengantri berjam -jam yang melelahkan.



Tapi tentu saja hal itu bukanlah halangan untuk warga yang kreatif ketika loket atau tempat antrian belum dibuka, daripada capek - capek berdiri mereka menukarkan plot antrian mereka dengan barang yang dibawa seperti helm atau sandal.



Memang hanya ada di Indonesia Helm dan Sandal ikut mengantri, walau hal ini hanya sementara ketika tempat atau loket sudah dibuka untuk melayani warga maka kembali lagi, masyarakat harus mengantri tidak bisa digantikan dengan barang bawaan mereka.

Memang bila hal ini dilihat akan menjadi pemandangan unik, terutama di loket-loket tiket untuk kereta api untuk mudik biasanya hal ini sering terjadi. Namun tidak hanya layanan publik transportasi saja ada beberapa layanan umum lainnya yang memaksa warga harus antri.



Seperti halnya di rumah sakit umum Depok, walau sudah ada himbauan untuk sms untuk nomor tiket jadi tidak mengantri lagi, tapi tampaknya masyarakat tak perduli mereka tetap saja mengantri dari pagi padahal jam operasional dibuka jam 8, dari jam 6 pun tepaksa helm dan sandal menjadi tanda antrian mereka. Inilah uniknya negeri ini hanya sms untuk mendapatkan nomor anteian sesaat yang dibuka dari jam 3 hingga jam 6 mereka tak mau, mereka lebih memilih antri secara konvesional.



Padahal ketika mereka sudah antri di gerbang RSUD untuk pendaftaran mereka pun harus antri lagi sesuai nomor antrian. Kemudian antri lagi menunggu sang dokter datang yang biasanya sudah mencapai jam 10 an hingga selesai di periksa di paksa mengantri lagi untuk mengambil obat, inilah penanganan yang terjadi tiap harinya di sarana publik. Yaitu " Antri " tak hanya Rumah sakit bahkan Bank, Imigrasi, dan pembelian resto cepat saji pun membudayakan antri. Namun tampaknya antri hingga berjam-jam hanya terjadi di negeri ini, bagaimana menurutmu kawan monggo serupuutt dolo.



c4punk@2018

Referensi

https://www.depoklik.com/blog/foto-w...ik-rsud-depok/