Pagi tadi, pihak UIN mengerahkan tenaga bongkaran, ormas FBR, belasan anggota kepolisian dan sejumlah personil dari koramil dalam rangka membongkar rumah-rumah di komplek dosen tanpa izin.

Sengketa perumahan dosen ini telah berlangsung lama, antara UIN Syarif Hidayatullah Ciputat dengan warga komplek yang notabene adalah dosen-dosen UIN yang hingga masa tuanya masih dimanfaatkan sebagai tenaga pengajar. Rata-rata dosen ini baru berhenti bekerja saat mereka tidak lagi mampu berjalan.

Masalah ini hingga kini masih menjalani proses peradilan di Pengadilan Negeri Tangerang.

Langkah UIN hari ini bertentangan dengan kesepakatan UIN dengan warga yang dilakukan sebelumnya di Kantor Kelurahan Pisangan dan Meunasah Ciputat yang menyatakan bahwa tindakan pembongkaran harus melalui persetujuan RT-RW setempat.

Untuk menghindari kericuhan, keriuhan hari ini akhirnya dipindah ke ruang kepolisian Polsek Ciputat demi mencari kesepakatan. Pihak UIN akhirnya mengakui kesalahan dan menekankan akan mengikuti kesepakatan seperti disebut di atas.

Sekedar tambahan, dalam twitternya, Komaruddin Hidayat menyatakan, "Kekerasan musuh utama demokrasi", tapi dalam kasus sengketa rumah dosen ini, pihak UIN menyewa FBR, ormas yang jelas-jelas dikenal akrab dengan kekerasan.

Untuk lebih lengkapnya, silakan ikuti dan sebarkan timeline Twitter @rutabasika.

sumber