Sori kalau judulnya rada jelek, tapi kecacatan utama Jenius memang di koneksinya. Coba bayangkan, aplikasi perbankan yang sehari-hari lebih sering error. Apa agan bisa sabar dengan aplikasi apapun (game, socnet, dll) yang saat login lama, belum tentu bisa masuk, saat masuk pun untuk melakukan apapun sering error? Kalau nggak bisa sabar, skip aja, silakan lanjutin baca-baca trit lain.

Nhaa, agan masih mbaca karena 'bunga besar' tadi? Jadi gini, di Jenius itu ibaratnya seperti punya 3 pundi uang, 1 untuk m-card (kartu fisik Visa Debit, bisa untuk narik di ATM Bersama, bisa Visa Paywave untuk bayar dengan tap, dananya bisa untuk transfer antar bank atau beli pulsa dll dari app), 1 untuk e-card (kartu virtual Visa Debit, cuma bisa untuk transaksi online, support Verified by Visa, OTP dikirim ke ponsel), dan 1 untuk Saver (hanya bisa diisi dari atau ditarik ke saldo di m-card, bunga saat ini 5% per tahun). Bunga 5% ini kalau agan bandingkan dengan deposito BCA/BNI, sudah mirip lho (4 - 5.75% saat ini). Kelebihannya dari deposito, agan bisa tarik atau isi Saver kapanpun tanpa kena pinalti, dan bunganya dihitung per hari.

Dengan sistem 3 pundi ini, tabungan agan juga lebih aman. Misal data magnetik m-card dicopy di mesin ATM nakal, yang bisa dirampok hanya sebatas saldo yang agan taruh di m-card (ane pribadi nggak pernah ketemu ATM BTPN, jadi nggak tahu apa bisa tarik saver dari menu ATM). M-card nggak bisa dipakai di transaksi online, jadi kalau sama kasir nakal difoto pun, agan tetap aman. E-card keamanannya sama dengan m-card (hanya bisa ditarik sesuai saldo yang agan taruh), plus kalau ternyata memang kebobolan agan bisa langsung block & request e-card baru (ane belum nyoba sih fitur ini). Sistem ini lebih murah daripada VCC (nggak ada biaya untuk top up, tarik lagi dananya juga bisa), dan karena nomornya tetap aktif, berguna untuk bayar & aktivasi di Azure, PayPal, Google Play, Grab, dll.

Nah, kelemahan utama Jenius ini di aplikasinya yang sering error. Untungnya untuk transaksi yang nggak butuh VbV (Azure, PayPal, Google Play, Grab), transaksi tetap clear walau aplikasi sedang tidak bisa diakses. Ane hanya pernah pakai transaksi dengan VbV sekali (ngisi Bolt dari aplikasi My Bolt, lewat Doku), saat itu aplikasi Jeniusnya memang jalan, jadi nggak tahu apa yang terjadi kalau butuh VbV saat aplikasi down. Untuk transfer di aplikasi juga terbatas, hanya bisa transfer ke bank-bank yang sudah dalam daftar, tidak bisa misalnya masukkan kode bank seperti di ATM. Jadi saat ane mau top up Doku (buat beli di Aliexpress saat VbV Jenius belum ada sama sekali), transfernya pakai nomor Permata (nggak ada bedanya sih). Saat memilih rekening tujuan juga dicampur dengan seluruh kontak ponsel, untung di MIUI ane bisa diblok akses ke phonebooknya, untuk yang nggak bisa blok, bakal ribet misahkan antara kontak ponsel dengan kontak rekening bank.

Kelemahan lain, penjual yang dukung Visa Paywave masih sangat-sangat jarang (ane di Cengkareng), Visa debit kalau beda EDC biasanya kena biaya, ATM BTPN juga jarang (kalau narik dari ATM Bersama kena 7500 tergantung saldo). Jadi gunanya Jenius lebih untuk nabung, transaksi online (termasuk Grab). Kalau agan berharap transaksi offline, malah susah sendiri.

Sekian review ane. Kalau agan minat bikin Jenius (cuma modal KTP & NPWP), bikin aja sekarang mumpung yang pakai kode referensi dapat 50 ribu masing-masing (ane sengaja g bagi kode ane biar g dikira ane bikin review ini untuk cari duit), kalau nggak agan pakai sama sekali pun, nggak akan keluar biaya (biaya cuma untuk tarik ATM & transfer non-BTPN)