Aku anak laki - laki ibu yang manja
Aku ingat setiap pagi dia membangunkanku beserta makanan dihadapanku
Aku sarapan dengan penuh canda tawa
Terus menerus setiap hari sampai akhirnya aku merantau
Aku ingat betul betapa aku ingin bebas
Namun naas
Aku menangis diperantauan
Aku terbangun dengan perut lapar dan tidak ada ibu dihadapanku
Aku ingat ketika ibu menengokku
Aku hanya bisa berkata "ibu tinggalah sejenak"
Ibu membalas dengan mata - mata yang berkaca - kaca
Aku mengerti sekali namun ini hanya masalah adaptasi
Satu bulan sekali aku pulang ke rumah
Awalnya ibu menangis ketika aku kembali ke perantauan namun seiring berjalannya waktu ibuku menjadi sosok tegar
Ibu sering menelponku meskipun hanya bertanya "nak, ibu kangen"
Aku hanya bisa berdoa "Tuhan jaga ibu seperti Tuhan menjagaku"
Sampai suatu hari aku ingat ibu mengantarku ke perantauan, namun perantauan yang lai
Namun diiringi tangis yang begitu dalam
Benar, perantauan itu adalah surga
Perjalananku pulang mengantarkan kematianku lebih cepat
"Ibu jangan menangis, aku selalu melihat ibu dari atas sini meskipun ibu tidak bisa melihatku, namun bagiku itu cukup""
"Ibu, aku rindu"

M