Kurang dari 10 bulan, Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta segera beroperasi. Moda transpotasi massal ini merupakan yang pertama menggunakan sistem Communication-Based Train Control (CBTC) di Indonesia.

Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar, mengatakan dengan CBTC tingkat kecelakaan sangat kecil. Rangkaian kereta oleh sistem yang berpusat di command center, bukan oleh masinis.

“Dengan CBTC perjalanan rangkaian MRT dikontrol tiga instrumen, yaitu pada kereta, rel, dan stasiun. Sangat kecil sekali terjadi kesalahan, kecelakaan atau tabrakan,” kata William di Jakarta, Kamis (31/5).

Sistem CBTC, sambung William, ini masih jarang digunakan di negara asalnya Jepang. Meski demikian, MRT Jakarta memastikan siap mengoperasikan MRT pada Maret 2019 yang akan datang.

Menurut William, sampai dengan 25 Mei 2018, persiapan operasi MRT Jakarta fase I rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI) sepanjang 16 km mencapai 52,54%. Meliputi persiapan institusi 74,44% dan sumber daya manusia (SDM) 28,82%.

“Target kami sampai dengan akhir tahun 2018 persiapan operasional MRT Jakarta mencapai 90%. Termasuk SDM yang masih butuh banyak untuk masinis dan lain-lain,” kata Direktur Operasional dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta Agung Wicaksono.